Ada Proyek Saluran Air, Arus Lalin di Pondok Aren Lumpuh Total
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Proyek saluran air membuat arus lalu lintas di Jalan Raya Pondok Aren, No 28, RT01/11, Kelurahan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, mengalami lumpuh total. Para pengguna jalan, baik roda dua dan roda empat tidak bisa melintas karena jalan menyempit dan tanah bekas galian dibiarkan begitu saja.
Ayu, salah seorang pengguna sepeda motor mengaku, dirinya sudah hampir dua jam berada di jalan itu. Kondisi ini, sudah terjadi selama hampir 1 minggu.
"Ada pekerjaan pembangunan got. Jalan jadi menyempit, karena tanah bekas galian memakan separuh badan jalan," katanya, kepada SINDOnews, Rabu (1/11/2017).
Eko, pemilik toko cat di pinggir jalan itu menambahkan, kemacetan terjadi karena ruang jalan tersebut 2 arah dan tidak ada yang mengatur lalu lintas.
"Saat kendaraan dari arah tikungan mau masuk, kendaraan dari arah sebaliknya sudah kepalang tanggung. Mereka jadi sama-sama tidak bisa bergerak," katanya.
Ditambahkan dia, kelumpuhan arus lalu lintas di jalan itu sudah berlangsung selama 2 jam. Tidak adanya petugas kepolisian membuat jalan stagnant.
"Tidak ada petugas. Hanya warga sekitar saja yang mangatur. Tetapi tetap stagnant. Sudah 2 jam, seperti ini. Harusnya tanah bekas pengerukan dibuang," jelasnya.
Jalan Raya Pondok Aren merupakan jalam utama yang menghubungkan Jakarta-Tangerang. Jalan ini biasa dilalui mobil-mobil bus berbadan besar dan kecil.
Sejak adanya pembuatan saluran air di sepanjang jalan tersebut, arus lalu lintas menjadi tersendat. Limbah tanah sisa pengerukan saluran air dibiarkan memakan bahu jalan.
Pengerjaan saluran air pada pagi dan siang hari oleh mobil beko juga menjadi penghambat arus lalu lintas. Hingga kini, arus lalu lintas masih lumpuh.
"Kalau siang, limbah tanah akibat kerukan saluran got itu juga menyebabkan polusi udara yang sangat parah. Harus memakai masker lewat daerah sini," tukas Eko.
Ayu, salah seorang pengguna sepeda motor mengaku, dirinya sudah hampir dua jam berada di jalan itu. Kondisi ini, sudah terjadi selama hampir 1 minggu.
"Ada pekerjaan pembangunan got. Jalan jadi menyempit, karena tanah bekas galian memakan separuh badan jalan," katanya, kepada SINDOnews, Rabu (1/11/2017).
Eko, pemilik toko cat di pinggir jalan itu menambahkan, kemacetan terjadi karena ruang jalan tersebut 2 arah dan tidak ada yang mengatur lalu lintas.
"Saat kendaraan dari arah tikungan mau masuk, kendaraan dari arah sebaliknya sudah kepalang tanggung. Mereka jadi sama-sama tidak bisa bergerak," katanya.
Ditambahkan dia, kelumpuhan arus lalu lintas di jalan itu sudah berlangsung selama 2 jam. Tidak adanya petugas kepolisian membuat jalan stagnant.
"Tidak ada petugas. Hanya warga sekitar saja yang mangatur. Tetapi tetap stagnant. Sudah 2 jam, seperti ini. Harusnya tanah bekas pengerukan dibuang," jelasnya.
Jalan Raya Pondok Aren merupakan jalam utama yang menghubungkan Jakarta-Tangerang. Jalan ini biasa dilalui mobil-mobil bus berbadan besar dan kecil.
Sejak adanya pembuatan saluran air di sepanjang jalan tersebut, arus lalu lintas menjadi tersendat. Limbah tanah sisa pengerukan saluran air dibiarkan memakan bahu jalan.
Pengerjaan saluran air pada pagi dan siang hari oleh mobil beko juga menjadi penghambat arus lalu lintas. Hingga kini, arus lalu lintas masih lumpuh.
"Kalau siang, limbah tanah akibat kerukan saluran got itu juga menyebabkan polusi udara yang sangat parah. Harus memakai masker lewat daerah sini," tukas Eko.
(ysw)