Polda Dalami Dalang Kericuhan Demo Mahasiswa di Istana Negara
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 14 mahasiswa yang ditangkan terkait polisi terkait kericuhan di depan Istana Negara hingga kini masih diperiksa. Seluruh mahasiswa saat ini masih berstatus sebagai saksi.
"Mereka masih diperiksa sebagai saksi. Kami juga masih mendalami siapa dalang kericuhan tersebut," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono pada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (21/10/2017).
Menurut Argo, polisi juga masih mendalami apakah belasan mahasiswa yang diamankan itu melakukan perusakan semua atau tidak.
Argo menerangkan, demo buruh dan mahasiswa kemarin itu hendak mengkritisi tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla.
"Orasi sudah disampaikan, jelang pukul 18.00 WIB kita sampaikan waktu unjuk rasa sesuai Undang-Undang akan berakhir, kita imbau mereka menaatinya," tuturnya.
Argo menuturkan, indikasi adanya kericuhan sudah mulai tampak saat massa merusak barier yang dibuat kepolisian. Tapi polisi terus melakukan imbauan untuk tertib dalam melakukan demonya. Memasuki batas akhir unjuk rasa, polisi meneduhkan suasana dengan memutar ayat suci Al Quran dan berkoordinasi dengan Setneg agar menerima perwakilan massa, hanya saja massa menolak untuk difasilitasi.
Massa memilih terus bertahan meski sudah lewat batas aksi unras hingga pukul 22.00 WIB. Pada waktu tersebut, masyarakat mulai bertanya-tanya dan komplain karena kawasan Jalan Medan Merdeka ditutup sejak siang hingga tengah malam akibat adanya aksi demo itu yang dianggap mengganggu aktivitas jalan.
"Sopir taksi dan masyarakat lainnya banyak komplain ke polisi. Kita tunggu lagi, lalu pukul 23.00 WIB, pasukan kita tarik untuk membuka jalan umum itu, lalu kita tarik kembali ke Monas," jelasnya.
"Maka itu, disebutkan di medsos pihak kepolisian melakukan pemukulan dan menjambak massa aksi, itu tak benar. Apalagi, saat itu masyarakat pengguna jalan sudah masuk, berbaur dengan pengunjuk rasa yang masih ada disitu," katanya.( Baca: Rusak Inventaris Polri, Pendemo di Depan Istana Negara Diciduk )
"Mereka masih diperiksa sebagai saksi. Kami juga masih mendalami siapa dalang kericuhan tersebut," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono pada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (21/10/2017).
Menurut Argo, polisi juga masih mendalami apakah belasan mahasiswa yang diamankan itu melakukan perusakan semua atau tidak.
Argo menerangkan, demo buruh dan mahasiswa kemarin itu hendak mengkritisi tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla.
"Orasi sudah disampaikan, jelang pukul 18.00 WIB kita sampaikan waktu unjuk rasa sesuai Undang-Undang akan berakhir, kita imbau mereka menaatinya," tuturnya.
Argo menuturkan, indikasi adanya kericuhan sudah mulai tampak saat massa merusak barier yang dibuat kepolisian. Tapi polisi terus melakukan imbauan untuk tertib dalam melakukan demonya. Memasuki batas akhir unjuk rasa, polisi meneduhkan suasana dengan memutar ayat suci Al Quran dan berkoordinasi dengan Setneg agar menerima perwakilan massa, hanya saja massa menolak untuk difasilitasi.
Massa memilih terus bertahan meski sudah lewat batas aksi unras hingga pukul 22.00 WIB. Pada waktu tersebut, masyarakat mulai bertanya-tanya dan komplain karena kawasan Jalan Medan Merdeka ditutup sejak siang hingga tengah malam akibat adanya aksi demo itu yang dianggap mengganggu aktivitas jalan.
"Sopir taksi dan masyarakat lainnya banyak komplain ke polisi. Kita tunggu lagi, lalu pukul 23.00 WIB, pasukan kita tarik untuk membuka jalan umum itu, lalu kita tarik kembali ke Monas," jelasnya.
"Maka itu, disebutkan di medsos pihak kepolisian melakukan pemukulan dan menjambak massa aksi, itu tak benar. Apalagi, saat itu masyarakat pengguna jalan sudah masuk, berbaur dengan pengunjuk rasa yang masih ada disitu," katanya.( Baca: Rusak Inventaris Polri, Pendemo di Depan Istana Negara Diciduk )
(whb)