DKI Optimistis Ongkos Rp5 Ribu untuk Seluruh Transportasi Terealisasi
A
A
A
JAKARTA - Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta optimistis program Gubernur dan Wagub DKI Anies-Sandi yakni OK-OTRIP terealisasi dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Dishubtrans DKI pun tengah merancang sejumlah kebijakan agar program tersebut dapat terealisasi.
Kepala Dishubtrans DKI Jakarta Andryansyah mengatakan, salah satu langkah yang akan dilakukan yakni, mempersempit trayek angkutan yang dinilai tidak efektif. Andry yakin, dengan persempitan itu, upaya integrasi seluruh moda transportasi dengan ongkos Rp5.000 dapat terealisasi.
"Sekarang kami tengah mempelajari visi misi Pak Gubernur yang harus kita tindak lanjuti terkait dengan OK OTRIP. Bagaimana masyarakat bisa melakukan perjalanan cukup dengan Rp5.000 untuk pulang pergi," kata Andryansyah pada Selasa, 17 Oktober 2017 kemarin.
Rencananya, dalam merampungkan program itu semua trayek akan terkoneksi ke Transjakarta. Sedangkan angkutan lainnya akan menjadi angkutan feeder (pengumpan). Artinya, transportasi utama kemudian berubah dan terfokus menuju Transjakarta, Commuter Line, MRT, dan LRT yang dibangun.
Mengiplementasikan program itu, rerouting trayek angkutan dilakukan. Inventarisasi trayek angkutan dilakukan sesuai dengan kebutuhan bus besar. Sejauh ini, berdasarkan data sementara yang dimiliki Dishubtrans tercatat trayek bus besar di Jakarta mencapai 42. Bila di rerouting, pihaknya memprediksi hanya akan 10 trayek.
sementara terhadap bus sedang, ada sebanyak 89 trayek yang beredar, jika diperrsempit menjadi 46 dengan 10 di antaranya akan digabungkan menjadi satu trayek. Sementara terhadap angkutan kecil, seperti angkot, dari 152 trayek yang ada dan dikelola oleh13 operator yang tersedia, Andri menyakini rerouting akan mencapai hingga ke gang gang kecil di pemukiman.
"Inilah yang nanti akan kita hitung berapa sih subsidi yang harus kita keluarkan untuk menerapkan itu," tutur Andri sembari menjelaskan jumlah subsidi diperkirakan mencapai Rp2,8 triliun.
Melalui semua program itu, Andryansyah yakin efektivitas akan mencapai 50% terhadap pemberian subsidi dan jumlah kendaraan umum. Hal ini disebabkan satu jalan hanya akan diisi dengan dua kendaraan umum, salah satunya TransJakarta.
"Nah kalau kereta enggak boleh disubsidi, kan sudah disubsidi negara," tuturnya. Meski demikian, terhadap commuter line, Andry menegaskan tetap membantu menyediakan jasa feeder penumpang ke arah 17 stasiun yang ada di Jakarta, seperti yang diinginkan Kemenhub.
Disinggung mengenai realisasinya, dalam 100 hari program gubernur nantinya, pihaknya akan mencoba satu hingga dua trayek untuk percobaan sembari menunggu perangkat yang nantinya untuk menghitung ketersedian ongkos Rp5.000 untuk perjalan sehari.
Kepala Dishubtrans DKI Jakarta Andryansyah mengatakan, salah satu langkah yang akan dilakukan yakni, mempersempit trayek angkutan yang dinilai tidak efektif. Andry yakin, dengan persempitan itu, upaya integrasi seluruh moda transportasi dengan ongkos Rp5.000 dapat terealisasi.
"Sekarang kami tengah mempelajari visi misi Pak Gubernur yang harus kita tindak lanjuti terkait dengan OK OTRIP. Bagaimana masyarakat bisa melakukan perjalanan cukup dengan Rp5.000 untuk pulang pergi," kata Andryansyah pada Selasa, 17 Oktober 2017 kemarin.
Rencananya, dalam merampungkan program itu semua trayek akan terkoneksi ke Transjakarta. Sedangkan angkutan lainnya akan menjadi angkutan feeder (pengumpan). Artinya, transportasi utama kemudian berubah dan terfokus menuju Transjakarta, Commuter Line, MRT, dan LRT yang dibangun.
Mengiplementasikan program itu, rerouting trayek angkutan dilakukan. Inventarisasi trayek angkutan dilakukan sesuai dengan kebutuhan bus besar. Sejauh ini, berdasarkan data sementara yang dimiliki Dishubtrans tercatat trayek bus besar di Jakarta mencapai 42. Bila di rerouting, pihaknya memprediksi hanya akan 10 trayek.
sementara terhadap bus sedang, ada sebanyak 89 trayek yang beredar, jika diperrsempit menjadi 46 dengan 10 di antaranya akan digabungkan menjadi satu trayek. Sementara terhadap angkutan kecil, seperti angkot, dari 152 trayek yang ada dan dikelola oleh13 operator yang tersedia, Andri menyakini rerouting akan mencapai hingga ke gang gang kecil di pemukiman.
"Inilah yang nanti akan kita hitung berapa sih subsidi yang harus kita keluarkan untuk menerapkan itu," tutur Andri sembari menjelaskan jumlah subsidi diperkirakan mencapai Rp2,8 triliun.
Melalui semua program itu, Andryansyah yakin efektivitas akan mencapai 50% terhadap pemberian subsidi dan jumlah kendaraan umum. Hal ini disebabkan satu jalan hanya akan diisi dengan dua kendaraan umum, salah satunya TransJakarta.
"Nah kalau kereta enggak boleh disubsidi, kan sudah disubsidi negara," tuturnya. Meski demikian, terhadap commuter line, Andry menegaskan tetap membantu menyediakan jasa feeder penumpang ke arah 17 stasiun yang ada di Jakarta, seperti yang diinginkan Kemenhub.
Disinggung mengenai realisasinya, dalam 100 hari program gubernur nantinya, pihaknya akan mencoba satu hingga dua trayek untuk percobaan sembari menunggu perangkat yang nantinya untuk menghitung ketersedian ongkos Rp5.000 untuk perjalan sehari.
(whb)