Jadi Korban Bully, Kapten Pilot Sambangi Bareskrim
A
A
A
JAKARTA - Seorang pemilik perusahaan pelatihan pilot Kapten Gema Goeryadi (31) mendatangi Bareskrim Polri guna menanyakan kepada penyidik terkait pelaporan dugaan perundungan pada Januari 2017 silam.
Kuasa Hukum Gema Hendry Indraguna mengatakan, ingin menindaklanjuti pelaporan yang sudah berbulan-bulan tak menemui kejelasan. "Kami menanyakan tindaklanjut tentang laporan kami pada Januari sampai Februari. Kepastian hukumnya sudah sampai mana tentang kasus pembulian pilot klien kami. Gema ini merasa di-bully dengan pilot senior yang bekerja di pesawat-pesawat besar," ucap Henry di Bareskrim Polri, Gedung KKP, Gambir, Jumat (29/9/2017).
Dia melanjutkan, perundungan dilakukan oleh tujuh orang terduga di media sosial Facebook. Mereka diketahui berinisial TSP, FJ, FR, ANP, L, R dan AAH. Henry menuturkan, mereka menuding kliennya sebagai seorang penipu lantaran perusahaan yang didirikan Gema mampu meluluskan calon pilot hanya dalam waktu 14 hari.
"Dibilang Gema itu singkatan dari 'genah maling'. Enggak boleh bicara gitu, apalagi di Facebook. Kami menduga ada tujuh nama yang dilaporkan kemarin," tuturnya. Setelah menemui penyidik, Henry menuturkan, Bareskrim Polri sudah memanggil sejumlah terduga yang saat ini masih berstatus sebagai saksi.
Sementara itu, Gema menduga perundungan yang dilakukan oleh tujuh orang terduga erat kaitannya dengan persaingan bisnis. Dia pun menunjukan bukti bahwa perusahaan yang dipimpinnya sama sekali tak melakukan penipuan.
"Kenapa mereka mengatakan kami menipu? Karena kami sudah meluluskan pilot-pilot dalam waktu 14 hari. Semua bukti ada fotonya. Saya sendiri adalah pelatih instruktur di Amerika dan mereka mengatakan saya penipu itu yang akan kami ungkit," kata Gema.
Atas tudingan tersebut, ia mengaku mengalami kerugian baik dari segi immateriil maupun materiil. Pasalnya, banyak calon siswa yang telah mendaftar justru menarik diri dan batal ikut pelatihan.
Kuasa Hukum Gema Hendry Indraguna mengatakan, ingin menindaklanjuti pelaporan yang sudah berbulan-bulan tak menemui kejelasan. "Kami menanyakan tindaklanjut tentang laporan kami pada Januari sampai Februari. Kepastian hukumnya sudah sampai mana tentang kasus pembulian pilot klien kami. Gema ini merasa di-bully dengan pilot senior yang bekerja di pesawat-pesawat besar," ucap Henry di Bareskrim Polri, Gedung KKP, Gambir, Jumat (29/9/2017).
Dia melanjutkan, perundungan dilakukan oleh tujuh orang terduga di media sosial Facebook. Mereka diketahui berinisial TSP, FJ, FR, ANP, L, R dan AAH. Henry menuturkan, mereka menuding kliennya sebagai seorang penipu lantaran perusahaan yang didirikan Gema mampu meluluskan calon pilot hanya dalam waktu 14 hari.
"Dibilang Gema itu singkatan dari 'genah maling'. Enggak boleh bicara gitu, apalagi di Facebook. Kami menduga ada tujuh nama yang dilaporkan kemarin," tuturnya. Setelah menemui penyidik, Henry menuturkan, Bareskrim Polri sudah memanggil sejumlah terduga yang saat ini masih berstatus sebagai saksi.
Sementara itu, Gema menduga perundungan yang dilakukan oleh tujuh orang terduga erat kaitannya dengan persaingan bisnis. Dia pun menunjukan bukti bahwa perusahaan yang dipimpinnya sama sekali tak melakukan penipuan.
"Kenapa mereka mengatakan kami menipu? Karena kami sudah meluluskan pilot-pilot dalam waktu 14 hari. Semua bukti ada fotonya. Saya sendiri adalah pelatih instruktur di Amerika dan mereka mengatakan saya penipu itu yang akan kami ungkit," kata Gema.
Atas tudingan tersebut, ia mengaku mengalami kerugian baik dari segi immateriil maupun materiil. Pasalnya, banyak calon siswa yang telah mendaftar justru menarik diri dan batal ikut pelatihan.
(whb)