Tercemar Limbah, Kualitas Air Kali Bekasi Kurang Baik untuk PDAM
A
A
A
BEKASI - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi memprotes air baku dari saluran Tarum Barat (Kalimalang) hanya satu kubik per detik untuk wilayah Kota Bekasi. Padahal, kebutuhan air bebas limbah untuk warga Bekasi tersebut bisa mencapai lima kubik per detik.
”Empat kubik sisanya disuplai dari Kali Bekasi, kualitas air jelas berbeda dibanding dari Kalimalang, karena air tersebut sudah banyak tercemar,” ujar Anggota Komisi II DPRD Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata saat melakukan sidak di Bendungan Kali Bekasi pada Selasa, 26 September 2017 kemarin.
Menurut Ariyanto, lima kubik kebutuhan air bebas limbah di antaranya untuk produksi air bersih di PDAM Tirta Patriot sebanyak satu kubik, air curah untuk PDAM Tirta Bhagasasi satu kubik, serta kebutuhan irigasi mencapai tiga kubik. Lalu air Kalimalang untuk kebutuhan warga Bekasi dan Jakarta.
”Kalau Kali Bekasi tercemar berat, otomatis mengganggu produksi air bersih, dampaknya pelayanan air kepada masyarakat,” katanya. Saat ini, Kali Bekasi sudah sering tercemar limbah berbahaya, yang memaksa produksi air bersih di PDAM terhenti, karena menghitam selama tiga hari.
Ariyanto menjelaskan, selama ini Kali Bekasi merupakan sumber utama PDAM Air Tirta Bhagasasi. Sebab, ada dua peraoalan yang berkenaan dengan pencemaran tersebut. Pertama, terkait banyaknya perusahaan besar yang mencemari kali sehingga menjadi keruh.
Kedua, bisa juga dari pengelolaan yang buruk. Saat ini, sedikutnya ada 18 perusahaan yang sudah masuk daftar penelusuran. Semua perusahaan itu dinilai lalai dengan pengelolaan air di Bekasi. Termasuk adanya informasi tidak memiliki Intalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
Selain itu, dia menyesalkan adanya dugaan kelalaian Dinas Lingkungan Hidup yang dinilai tidak sigap dengan kondisi perairan yang ada. Sehingga, dampaknya dirasakan masyarakat.
Pjs Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi, Cecep Ahmadi menambahkan, Kota Bekasi hanya mendapatkan jatah dari air Kalimalang sebanyak 1 kubik per detik. Jika yang dipasok lebih dari itu, maka DKI Jakarta akan protes.”Jika tercemar, mengganggu produksi air bersih,” tambahnya.
Cecep menginginkan suplai air baku semuanya dari saluran Tarum Barat atau Kalimalang atau minimal tiga kubik dari kebutuhan lima kubik. Dengan volume air steril lebih banyak, maka produksi air bersih akan maksimal. Sebab, pihaknya melayani hingga 28.000 rumah.
”Empat kubik sisanya disuplai dari Kali Bekasi, kualitas air jelas berbeda dibanding dari Kalimalang, karena air tersebut sudah banyak tercemar,” ujar Anggota Komisi II DPRD Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata saat melakukan sidak di Bendungan Kali Bekasi pada Selasa, 26 September 2017 kemarin.
Menurut Ariyanto, lima kubik kebutuhan air bebas limbah di antaranya untuk produksi air bersih di PDAM Tirta Patriot sebanyak satu kubik, air curah untuk PDAM Tirta Bhagasasi satu kubik, serta kebutuhan irigasi mencapai tiga kubik. Lalu air Kalimalang untuk kebutuhan warga Bekasi dan Jakarta.
”Kalau Kali Bekasi tercemar berat, otomatis mengganggu produksi air bersih, dampaknya pelayanan air kepada masyarakat,” katanya. Saat ini, Kali Bekasi sudah sering tercemar limbah berbahaya, yang memaksa produksi air bersih di PDAM terhenti, karena menghitam selama tiga hari.
Ariyanto menjelaskan, selama ini Kali Bekasi merupakan sumber utama PDAM Air Tirta Bhagasasi. Sebab, ada dua peraoalan yang berkenaan dengan pencemaran tersebut. Pertama, terkait banyaknya perusahaan besar yang mencemari kali sehingga menjadi keruh.
Kedua, bisa juga dari pengelolaan yang buruk. Saat ini, sedikutnya ada 18 perusahaan yang sudah masuk daftar penelusuran. Semua perusahaan itu dinilai lalai dengan pengelolaan air di Bekasi. Termasuk adanya informasi tidak memiliki Intalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
Selain itu, dia menyesalkan adanya dugaan kelalaian Dinas Lingkungan Hidup yang dinilai tidak sigap dengan kondisi perairan yang ada. Sehingga, dampaknya dirasakan masyarakat.
Pjs Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi, Cecep Ahmadi menambahkan, Kota Bekasi hanya mendapatkan jatah dari air Kalimalang sebanyak 1 kubik per detik. Jika yang dipasok lebih dari itu, maka DKI Jakarta akan protes.”Jika tercemar, mengganggu produksi air bersih,” tambahnya.
Cecep menginginkan suplai air baku semuanya dari saluran Tarum Barat atau Kalimalang atau minimal tiga kubik dari kebutuhan lima kubik. Dengan volume air steril lebih banyak, maka produksi air bersih akan maksimal. Sebab, pihaknya melayani hingga 28.000 rumah.
(whb)