Masih Trauma, KPAI Kesulitan Gali Informasi dari Korban Trafficking asal Bogor

Selasa, 12 September 2017 - 18:02 WIB
Masih Trauma, KPAI Kesulitan...
Masih Trauma, KPAI Kesulitan Gali Informasi dari Korban Trafficking asal Bogor
A A A
JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan hingga kini masih menunggu ‎hasil assesmen (penilaian) terhadap para korban dalam kasus trafficking disertai kekerasan seksual (cabu) yang terjadi di Jakarta dan Batam.

KPAI telah melakukan komunikasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan Dinas Sosial Jawa Barat di Kota Bandung pada Senin (11/9/2017). Informasi sementara yang didapat, tiga korban diiming-imingi mendapatkan gaji yang besar dari majikan sebelumnya.

"Hal itu membuat para korban mau untuk menuruti dan mengikuti ajakan pelaku,” ungkap Komisioner Bidang Trafficking dan Eksploitasi, KPAI Ai Maryati Solihah Maryati, kepada wartawan, Selasa (12/9/2017).

Ai menyebutkan, selama di Batam ketiga korban bekerja sebagai PRT di sebuah vihara. Korban juga dilibatkan dalam kegiatan sosial yang dilakukan oleh Vihara. Yang mengenaskan, di sana mereka tidur satu barak dan disatukan dengan laki-laki. (Baca:Waduh, Korban Biksu Cabul Bertambah)

Kini salah satu korban yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah vihara telah di bawa pulang ke rumah orang tuanya di Banten pada Minggu (10/9/2017) lalu. ‎Sedangkan dua lagi masih berada di rumah aman P2TP2A Jawa Barat di Bandung.

Ketika dimintai keterangan, kata Ai, salah satu korban yang masih berusia setara dengan anak kelas 5 SD itu mengaku masih trauma dan memberikan keterangan berubah-ubah, serta pandangannya kosong. ”Informasi yang digali dari korban sangat sulit, karena (pandangannya) sering kosong,” tegasnya.

Berbeda dengan gadis asal Bogor tersebut, salah stau korban lainnya yang berasal dari Jawa Tengah telah pulih dan segera dikembalikan kepada orang tuanya.

Untuk mencegah kasus semacam ini, menurut dia, diperlukan pengawasan ketat dari semua stakeholder , khususnya pada area rawan rekruitmen trafficking. Misalnya di area sektor formasl seperti buruh pabrik, kantong-kantong pekerja migran dan tempat destinasi puncak dan pantai.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1256 seconds (0.1#10.140)