Sebelum Tewas, Abi Diinterogasi Sambil Dianiaya di Rumah Vape
A
A
A
JAKARTA - Abi Qowi Suparto (22) menghembuskan napas terakhirnya usai dikeroyok juragan rokok elektrik Fachmi beserta karyawannya pada 7 September 2017.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, pemilik Rumah Vape yakni Fachmi mencari keberadaan Abi yang diyakini sebagai pencuri sepaket vape seharga Rp1,6 juta lewat Instagram. Fahmi membeberkan data diri Abi dan membuat sayembara bagi para warganet apabila menemukan yang bersangkutan akan mendapatkan hadiah.
"Terkait postingan di Instagram, ada informasi dua hari kemudian, pada 29 Juli 2017 diduga Qowi ada di Karet, didatangi ke sana bertemu dengan neneknya. Neneknya tinggal di sana. Bertemu juga dengan bapaknya," kata Nico di Jakarta, Minggu (10/9/2017).
Sesampainya di sana, dari pihak keluarga Abi meminta kepada Fahmi untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan.
"Waktu berjalan, tidak ada informasi hingga sebulan kemudian, Fahmi dihubungi oleh Dimas, karyawan yang bersangkutan, memberi tahu posisi Qowi ada di Karet," lanjutnya.
Setelah mengetahui posisi Abi Qowi, masih kata Nico, Fachmi kemudian menyuruh anak buahnya menjemput pria berusia 22 tahun itu.
"Kemudian Qowi dijemput oleh Dimas dan Adit pada 28 Agustus pukul 16.00 WIB. Fahmi diinfokan dan dibawa ke Rumah Vape di Pejompongan. Fahmi, Ando, Dimas, dan Adit beserta tiga tersangka lainnya melakukan pengeroyokan sambil menginterogasi," sambungnya.
Kemudian, kata dia, pada pukul 20.00 WIB, Abi dibawa ke Rumah Sakit (RS) Tanah Abang oleh keluarga karena kondisinya yang kritis. Di RS Tanah Abang, Abi dirawat kurang lebih 1 jam, lalu dibawa ke RS Tarakan. Dari tanggal 29 Agustus sampai 3 September, Abi dirawat dan akhirnya meninggal dunia.
"Beredarlah berita di medsos tentang kejadian ini, dan ibunya baru tahu (pada) tanggal 6 September di group WhatsApp. Orang tua Qowi ini sudah berpisah, dan ibunya baru memberi tahu bapaknya, sehingga pada 7 September Polda Metro Jaya menerima laporan dan diinfokan oleh rekan-rekan media," tutupnya.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, pemilik Rumah Vape yakni Fachmi mencari keberadaan Abi yang diyakini sebagai pencuri sepaket vape seharga Rp1,6 juta lewat Instagram. Fahmi membeberkan data diri Abi dan membuat sayembara bagi para warganet apabila menemukan yang bersangkutan akan mendapatkan hadiah.
"Terkait postingan di Instagram, ada informasi dua hari kemudian, pada 29 Juli 2017 diduga Qowi ada di Karet, didatangi ke sana bertemu dengan neneknya. Neneknya tinggal di sana. Bertemu juga dengan bapaknya," kata Nico di Jakarta, Minggu (10/9/2017).
Sesampainya di sana, dari pihak keluarga Abi meminta kepada Fahmi untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan.
"Waktu berjalan, tidak ada informasi hingga sebulan kemudian, Fahmi dihubungi oleh Dimas, karyawan yang bersangkutan, memberi tahu posisi Qowi ada di Karet," lanjutnya.
Setelah mengetahui posisi Abi Qowi, masih kata Nico, Fachmi kemudian menyuruh anak buahnya menjemput pria berusia 22 tahun itu.
"Kemudian Qowi dijemput oleh Dimas dan Adit pada 28 Agustus pukul 16.00 WIB. Fahmi diinfokan dan dibawa ke Rumah Vape di Pejompongan. Fahmi, Ando, Dimas, dan Adit beserta tiga tersangka lainnya melakukan pengeroyokan sambil menginterogasi," sambungnya.
Kemudian, kata dia, pada pukul 20.00 WIB, Abi dibawa ke Rumah Sakit (RS) Tanah Abang oleh keluarga karena kondisinya yang kritis. Di RS Tanah Abang, Abi dirawat kurang lebih 1 jam, lalu dibawa ke RS Tarakan. Dari tanggal 29 Agustus sampai 3 September, Abi dirawat dan akhirnya meninggal dunia.
"Beredarlah berita di medsos tentang kejadian ini, dan ibunya baru tahu (pada) tanggal 6 September di group WhatsApp. Orang tua Qowi ini sudah berpisah, dan ibunya baru memberi tahu bapaknya, sehingga pada 7 September Polda Metro Jaya menerima laporan dan diinfokan oleh rekan-rekan media," tutupnya.
(mhd)