Simpang Susun Semanggi Diyakini Mampu Tekan Kemacetan hingga 40%
A
A
A
JAKARTA - Simpang Susun Semanggi (SSS) akhirnya resmi dioperasionalkan setelah dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (17/8) malam. Keberadaan SSS diyakini mampu menekan kemacetan lalu lintas di kawasan sekitarnya. Hal ini berdasarkan uji coba yang dilakukan sejak 28 Juli lalu.
Jokowi menjelaskan, Semanggi bukan hanya titik jantung Jakarta, melainkan jantung Indonesia. Artinya, keramaian yang paling padat adalah di Semanggi. Untuk itu dia mengapresiasi kinerja gubernur DKI Jakarta, yang sekarang ataupun sebelumnya, dalam membangun SSS untuk mengurai kemacetan.
"Ini sangat cepat sekali, sesuai rencana dan tepat waktu. Kami apresiasi pelaksana pengerjaan PT Wijaya Karya," katanya di lokasi peresmian. (Baca juga: Didampingi Djarot, Presiden Jokowi Resmikan Simpang Susun Semanggi )
Selepas ingin meninggalkan lokasi peresmian, Jokowi bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang datang bersama Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Jokowi tak mengobrol banyak dan hanya bersalaman dengan keduanya, lalu pergi masuk ke dalam mobilnya yang sudah menunggu di jalur cepat Jalan Sudirman, dekat lokasi peresmian.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, setelah melalui uji coba sejak 28 Juli 2017 sampai dengan 10 Agustus 2017, SSS dapat mengantisipasi kemacetan lalu lintas di persimpangan Jalan Sudirman.
Simpang Semanggi, lanjut Djarot, merupakan titik kemacetan krusial di jantung lalu lintas Jakarta yang dampaknya sangat luas. Hal ini diakibatkan oleh fenomena 'weaving-conflict' yakni arus lalu lintas yang bersilangan baik di Jalan Gatot Subroto maupun di Jalan Sudirman, kolong Jembatan Semanggi.
Benturan antar kendaraan ini menyebabkan arus lalu lintas tersendat dan berpotensi terkunci yang merepotkan aparat Kepolisian Polda Metro Jaya mengatur lalu lintas di simpang ini. Buka-tutup lajur jalan terkadang perlu dilakukan. "Dengan beroperasinya SSS ini, diperkirakan akan meningkatkan level layanan lalu lintas kendaraan Simpang Semanggi sebesar 30-40%," ujarnya.
Jokowi menjelaskan, Semanggi bukan hanya titik jantung Jakarta, melainkan jantung Indonesia. Artinya, keramaian yang paling padat adalah di Semanggi. Untuk itu dia mengapresiasi kinerja gubernur DKI Jakarta, yang sekarang ataupun sebelumnya, dalam membangun SSS untuk mengurai kemacetan.
"Ini sangat cepat sekali, sesuai rencana dan tepat waktu. Kami apresiasi pelaksana pengerjaan PT Wijaya Karya," katanya di lokasi peresmian. (Baca juga: Didampingi Djarot, Presiden Jokowi Resmikan Simpang Susun Semanggi )
Selepas ingin meninggalkan lokasi peresmian, Jokowi bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang datang bersama Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Jokowi tak mengobrol banyak dan hanya bersalaman dengan keduanya, lalu pergi masuk ke dalam mobilnya yang sudah menunggu di jalur cepat Jalan Sudirman, dekat lokasi peresmian.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, setelah melalui uji coba sejak 28 Juli 2017 sampai dengan 10 Agustus 2017, SSS dapat mengantisipasi kemacetan lalu lintas di persimpangan Jalan Sudirman.
Simpang Semanggi, lanjut Djarot, merupakan titik kemacetan krusial di jantung lalu lintas Jakarta yang dampaknya sangat luas. Hal ini diakibatkan oleh fenomena 'weaving-conflict' yakni arus lalu lintas yang bersilangan baik di Jalan Gatot Subroto maupun di Jalan Sudirman, kolong Jembatan Semanggi.
Benturan antar kendaraan ini menyebabkan arus lalu lintas tersendat dan berpotensi terkunci yang merepotkan aparat Kepolisian Polda Metro Jaya mengatur lalu lintas di simpang ini. Buka-tutup lajur jalan terkadang perlu dilakukan. "Dengan beroperasinya SSS ini, diperkirakan akan meningkatkan level layanan lalu lintas kendaraan Simpang Semanggi sebesar 30-40%," ujarnya.
(poe)