Sterilisasi Trotoar, Pengamat: Sayang Bukan dari Kesadaran Pemprov DKI
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar bulan tertib trotoar yang akan digalakan selama Agustus 2017. Sayangnya, bulan tertib trotoar ini bukan dari kesadaran Pemprov DKI tapi karena adanya kasus kolaisi pejalan kaki dengan tukang ojek yang menjadi viral di medsos.
Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menilai jika bulan tertib trotoar ini hadir bukan karena inisiatif atau kesadaran pemerintah. Aktifnya membersihkan trotoar dari sepeda motor dan PKL karena adanya viral dari Koalisi Pejalan Kaki.
"Instruksi Gub DKI no 99/2017 tentang bulan tertib trotoar ini muncul karena adanya viral teman-teman koalisi pejalan kaki yang bersitegang dengan ojek atau pengendara motor yang nyelonong ke trotoar," katanya ketika dihubungi SINDOnews, Jumat (4/8/2017).
Tak hanya itu, Ia pun menyebut jika bulan Tertib trotoar ini berkaitan dengan HUT Kemerdekan RI. Namun untuk memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam memerdekakan pejalan kaki, maka penertiban ini harus dilakukan selamanya, tak hanya di bulan Agustus saja.
Karena, kata Joga, beberapa trotoar yang telah dibangun saat ini baru 10 persen jalan yang memiliki trotoar, itupun hanya 1 persen yang ramah untuk semua termasuk anak-anak, lansia, ibu hamil, dan disabilitas.
"Jika pemda memang serius memerdekan pejalan kaki dan menertibkan trotoar maka harus dilakukan 2 hal tersebut di atas, jika tidak, maka konflik horisontal seperti viral itu pasti akan terjadi lagi berulang kali di trotoar di lain tempat," ujarnya.
Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menilai jika bulan tertib trotoar ini hadir bukan karena inisiatif atau kesadaran pemerintah. Aktifnya membersihkan trotoar dari sepeda motor dan PKL karena adanya viral dari Koalisi Pejalan Kaki.
"Instruksi Gub DKI no 99/2017 tentang bulan tertib trotoar ini muncul karena adanya viral teman-teman koalisi pejalan kaki yang bersitegang dengan ojek atau pengendara motor yang nyelonong ke trotoar," katanya ketika dihubungi SINDOnews, Jumat (4/8/2017).
Tak hanya itu, Ia pun menyebut jika bulan Tertib trotoar ini berkaitan dengan HUT Kemerdekan RI. Namun untuk memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam memerdekakan pejalan kaki, maka penertiban ini harus dilakukan selamanya, tak hanya di bulan Agustus saja.
Karena, kata Joga, beberapa trotoar yang telah dibangun saat ini baru 10 persen jalan yang memiliki trotoar, itupun hanya 1 persen yang ramah untuk semua termasuk anak-anak, lansia, ibu hamil, dan disabilitas.
"Jika pemda memang serius memerdekan pejalan kaki dan menertibkan trotoar maka harus dilakukan 2 hal tersebut di atas, jika tidak, maka konflik horisontal seperti viral itu pasti akan terjadi lagi berulang kali di trotoar di lain tempat," ujarnya.
(ysw)