Begini Jadinya Kalau Pak Ogah yang Atur Lalu Lintas di DKI

Senin, 31 Juli 2017 - 15:36 WIB
Begini Jadinya Kalau...
Begini Jadinya Kalau Pak Ogah yang Atur Lalu Lintas di DKI
A A A
JAKARTA - Wacana melibatkan Pak Ogah atau Polisi Cepek untuk membatu polisi dalam mengatur lalu lintas di ibu kota masih menuai pro kontra. Lantas seperti apa sebenarnya keberadaan Pak Ogah di DKI Jakarta selama ini?

SINDOnews mencoba menelusuri keberadaan Pak Ogah di sejumlah ruas jalan di DKI Jakarta. Terlihat keberadaan Pak Ogah justru membuat lalu lintas KIAN semrawut. Sebab, mereka tidak dibekali kemampuan mengatur lalu lintas, sehingga jalanan justru semakin macet akibat pengaturan yang salah.

Pak Ogah sering kali muncul dadakan dan datang secara sukarela. Mereka memenuhi sejumlah titik jalan permukiman warga yang tidak terpantau kepolisian. Pantauan SINDOnews di Jakarta Barat misalnya, keberada‎an Pak Ogah saat ini beredar di sejumlah titik, seperti kawasan pinggir Jalan Inspeksi Kali Grogol, Jalan Palmerah Barat, Jalan KS Tubun Raya, Jalan Tubagus Angke, Jalan Rawa Belong, dan ruas jalan lainnya.

Keberadaan Pak Ogah di sejumlah titik kerap menimbulkan kemacetan. Pemilihan kendaraan yang lebih mengutamakan si pemberi uang acap kali membuat titik jalan lain menjadi macet. Kondisi inipun dikeluhkan pengguna jalan yang kebetulan melintas. "Mereka (Pak Ogah) baru mau memberikan jalan apabila kami sodorkan uang," tutur Yatna (36) ketika ditemui di kawasan Jalan Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (31/7/2017).

Di kawasan Rawa Belong kemacetan memang kerap terjadi. Keberadaan traffic light sudah membuat kendaraan tersendat. Lalu kondisi ini diperparah dengan keberadaan Pak Ogah yang berjarak kurang dari 100 meter dari traffic light. Tanpa adanya kemampuan mengatur lalin, jelas keberadaan Pak Ogah semakin memperparah kesemrawutan lalu lintas. (Baca: Jakarta Kian Macet, Polda Metro Jaya Akan Gandeng Polisi Cepek)

Sementara itu, Zul (35), salah seorang Pak Ogah di kawasan Jalan Rawa Belong membantah kerap melakukan pengaturan lalin secara sembarangan. Baginya, prioritas kendaraan adalah dari jalur yang terlihat cukup padat. "Kami ini hanya membantu menyeberangkan saja, kan nggak kelihatan kalau dari arah Pasar Rawa Belong," tuturnya.

Zul juga membantah hanya mengutamakan pengendara yang menyodorkan uang. Iapun tidak akan mengeluh, apalagi membuat lecet kendaraan yang tidak memberikan uang.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1262 seconds (0.1#10.140)