Koridor 13 Dinilai Lebih Efektif untuk Kendaraan Pribadi
A
A
A
JAKARTA - Uji kelayakan Koridor 13 Transjakarta (Tendean-Ciledug) mulai dilakukan pada Kamis (20/7/2017) dan Jumat (21 Juli 2017). Koridor 13 yang beroperasi pada 17 Agustus dengan tiga halte sebaiknya digunakan kendaraan pribadi.
Direktur Institut Studi Transportasi (Instrans), Dharmanigtyas mengatakan, uji kelayakan kontruksi bangunan sangat penting untuk Sertifikat Layak Fungsi (SLF) yang menjamin keamanan dan keselamatan. Dia berharap, uji kelaikan mencakup semua fasilitas penunjang koridor 13 khusus bus Transjakarta.
Namun, kata Tyas, apabila dinyatakan layak dan hanya tiga halte yang beroperasi, sebaiknya jalan layang sepanjang 9,3 kilometer itu difungsikan untuk kendaraan pribadi.
"Lebih efektif kendaraan pribadi yang melintas di koridor 13 untuk mengurai kemacetan ketimbang memaksakan untuk bus dengan tiga halte yang pasti sepi penumpang," kata Dharmanigtyas saat dihubungi, Rabu 19 Juli 2017.
Tyas menjelaskan, design koridor 13 itu sebenarnya hanya Ciledug-Blok M yang ketinggianya tidak begitu membahayakan dan menyulitkan pengguna jasa bus. Namun, dengan diperpanjangnya ke Tendean, design berubah tinggi dan membuat pengguna merasa tidak aman. Bahkan, pengemudinya pun tidak semua berani. Untuk itu, PT Transportasi Jakarta memberi intensif lebih kepada pengemudi koridor 13.
Dengan ketinggian yang hampir mencapai 20 meter lebih, kata Tyas, fasilitas-fasilitas penunjang operasional bus harus disediakan. Baik itu lift, eskalator ataupun keamanan halte dan jalur.
"Koridor 13 disfungi kalau cuma tiga halte. Memang bisa angkut berapa orang di satu halte. Jadi mending di balik saja, jalur bawah khususkan untuk bus," ungkapnya.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah bersikeras koridor 13 dapat beroperasi dengan baik dan mengangkut 40.000 orang dalam sehari bilamana sosialisasi dan kelengkapan fasilitas pendukung dibangun setelah 17 Agustus nantii.
Menurut Andri, operasional pada 17 Agustus nanti termasuk sebagai sosialisasi dan sebagai percepatan membangun dan memperbaiki fasilitas pendukung seperti Lift dan sebagainya.
"Saya sih minta lima deh jangan tiga. Nah sambil beroperasi, PT Transportasi Jakarta segera fungsikan 7 halte lainnya berikut fasilitasnya," ungkapnya.
Sejak awal Juli ini, lanjut Andri, PT Transportasi Jakarta sudah menguji coba koridor 13 dengan 20 bus. Hasilnya, kecepatan yang dapat ditempuh sekitar 30-40 menit. Menurutnya, angka tersebut sudah memenuhi target tempuh koridor 13 yakni 35 menit.
Uji coba itu pun dihentikan pada saat uji kelayakan yang dilakukan oleh Komisi Pengujian Terowongan dan Jalan (KPTJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Kamis-Jumat besok. Setelah itu akan dilanjutkan kembali sampai operasional 17 Agustus.
"Tes pengemudi akan terus dilakukan. Pada tahap pertama kami operasikan 20 bus dan bertahap sampai 100 bus perhari. Kami harap sebelum operasi, lampu jalan dapat terpasang semua dan ada dua halte tambahan. Jadi lima halte lah minimal," ungkapnya.
Kepala Seksi Pembangunan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Imam Adi Nugraha mengungkapkan, saat ini pihaknya telah mempersiapkan 26 truk dan memasang sensor di bentang-bentang jalan layang Transjakarta yang akan diuji beban. Tekhnisnya akan ditempatkan pada malam ini sebelum diujicobakan oleh KPTJ Kementrian Pekerjaan Umum dan perumahan rakyat, Kamis (20/7/2017) ini.
Uji kelayakan sendiri terdiri dari dua jenis pengujian, yakni uji statik dan uji dinamis. Uji statik meliputi penempatan 24-26 truk bermuatan sekitar 25 ton di atas jalur bentang terpanjang. Jalur bentang antartiang terpanjang tepat berada di atas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) sepanjang 125 meter.
Sementara, uji dinamik meliputi uji getaran pada konstruksi jalan. Pertama, ban truk akan diberi landasan berupa kayu kira-kira setinggi 20 centimeter, kemudian pengemudi truk akan mengarahkan truk keluar dari landasan. Dengan begitu truk akan sedikit terbanting ke jalan. Saat itu getaran di jalan layang akan diukur menggunakan alat khusus.
"Jalur layang yang ada di atas Tol JORR itu yang paling krusial karena jarak antartiang cukup panjang, 125 meter. Semakin panjang bentang, semakin besar risiko. Uji dinamis untuk melihat berapa frekuensi getaran pada jalan itu. Nanti dipasang alat sendor sehingga bisa dilihat nanti daya dukung jalan bisa sebesar apa," jelasnya.
Diketahui sebelumnya, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Budi Kaliwono menyatakan, koridor 13 siap beroperasi pada 17 Agustus dengan tiga halte, yakni Halte Tendean Halte Tirtayasa dan Halte Adam Malik. Nantinya, 9 halte lainya akan di siapkan berbarengan dengan fasilitas pendukung seperti Lift dan sebagainya.
Selain itu, lanjut Budi, aat operasional terbatas pada 17 Agustus 2017 mendatang, bus TransJakarta koridor 13 hanya akan melintas pada pukul 05.00-19.00 WIB. Sebab, lampu penerangan jalan yang dipasang oleh Dinas Perindustrian dan Energi belum maksimal.
Direktur Institut Studi Transportasi (Instrans), Dharmanigtyas mengatakan, uji kelayakan kontruksi bangunan sangat penting untuk Sertifikat Layak Fungsi (SLF) yang menjamin keamanan dan keselamatan. Dia berharap, uji kelaikan mencakup semua fasilitas penunjang koridor 13 khusus bus Transjakarta.
Namun, kata Tyas, apabila dinyatakan layak dan hanya tiga halte yang beroperasi, sebaiknya jalan layang sepanjang 9,3 kilometer itu difungsikan untuk kendaraan pribadi.
"Lebih efektif kendaraan pribadi yang melintas di koridor 13 untuk mengurai kemacetan ketimbang memaksakan untuk bus dengan tiga halte yang pasti sepi penumpang," kata Dharmanigtyas saat dihubungi, Rabu 19 Juli 2017.
Tyas menjelaskan, design koridor 13 itu sebenarnya hanya Ciledug-Blok M yang ketinggianya tidak begitu membahayakan dan menyulitkan pengguna jasa bus. Namun, dengan diperpanjangnya ke Tendean, design berubah tinggi dan membuat pengguna merasa tidak aman. Bahkan, pengemudinya pun tidak semua berani. Untuk itu, PT Transportasi Jakarta memberi intensif lebih kepada pengemudi koridor 13.
Dengan ketinggian yang hampir mencapai 20 meter lebih, kata Tyas, fasilitas-fasilitas penunjang operasional bus harus disediakan. Baik itu lift, eskalator ataupun keamanan halte dan jalur.
"Koridor 13 disfungi kalau cuma tiga halte. Memang bisa angkut berapa orang di satu halte. Jadi mending di balik saja, jalur bawah khususkan untuk bus," ungkapnya.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah bersikeras koridor 13 dapat beroperasi dengan baik dan mengangkut 40.000 orang dalam sehari bilamana sosialisasi dan kelengkapan fasilitas pendukung dibangun setelah 17 Agustus nantii.
Menurut Andri, operasional pada 17 Agustus nanti termasuk sebagai sosialisasi dan sebagai percepatan membangun dan memperbaiki fasilitas pendukung seperti Lift dan sebagainya.
"Saya sih minta lima deh jangan tiga. Nah sambil beroperasi, PT Transportasi Jakarta segera fungsikan 7 halte lainnya berikut fasilitasnya," ungkapnya.
Sejak awal Juli ini, lanjut Andri, PT Transportasi Jakarta sudah menguji coba koridor 13 dengan 20 bus. Hasilnya, kecepatan yang dapat ditempuh sekitar 30-40 menit. Menurutnya, angka tersebut sudah memenuhi target tempuh koridor 13 yakni 35 menit.
Uji coba itu pun dihentikan pada saat uji kelayakan yang dilakukan oleh Komisi Pengujian Terowongan dan Jalan (KPTJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Kamis-Jumat besok. Setelah itu akan dilanjutkan kembali sampai operasional 17 Agustus.
"Tes pengemudi akan terus dilakukan. Pada tahap pertama kami operasikan 20 bus dan bertahap sampai 100 bus perhari. Kami harap sebelum operasi, lampu jalan dapat terpasang semua dan ada dua halte tambahan. Jadi lima halte lah minimal," ungkapnya.
Kepala Seksi Pembangunan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Imam Adi Nugraha mengungkapkan, saat ini pihaknya telah mempersiapkan 26 truk dan memasang sensor di bentang-bentang jalan layang Transjakarta yang akan diuji beban. Tekhnisnya akan ditempatkan pada malam ini sebelum diujicobakan oleh KPTJ Kementrian Pekerjaan Umum dan perumahan rakyat, Kamis (20/7/2017) ini.
Uji kelayakan sendiri terdiri dari dua jenis pengujian, yakni uji statik dan uji dinamis. Uji statik meliputi penempatan 24-26 truk bermuatan sekitar 25 ton di atas jalur bentang terpanjang. Jalur bentang antartiang terpanjang tepat berada di atas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) sepanjang 125 meter.
Sementara, uji dinamik meliputi uji getaran pada konstruksi jalan. Pertama, ban truk akan diberi landasan berupa kayu kira-kira setinggi 20 centimeter, kemudian pengemudi truk akan mengarahkan truk keluar dari landasan. Dengan begitu truk akan sedikit terbanting ke jalan. Saat itu getaran di jalan layang akan diukur menggunakan alat khusus.
"Jalur layang yang ada di atas Tol JORR itu yang paling krusial karena jarak antartiang cukup panjang, 125 meter. Semakin panjang bentang, semakin besar risiko. Uji dinamis untuk melihat berapa frekuensi getaran pada jalan itu. Nanti dipasang alat sendor sehingga bisa dilihat nanti daya dukung jalan bisa sebesar apa," jelasnya.
Diketahui sebelumnya, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Budi Kaliwono menyatakan, koridor 13 siap beroperasi pada 17 Agustus dengan tiga halte, yakni Halte Tendean Halte Tirtayasa dan Halte Adam Malik. Nantinya, 9 halte lainya akan di siapkan berbarengan dengan fasilitas pendukung seperti Lift dan sebagainya.
Selain itu, lanjut Budi, aat operasional terbatas pada 17 Agustus 2017 mendatang, bus TransJakarta koridor 13 hanya akan melintas pada pukul 05.00-19.00 WIB. Sebab, lampu penerangan jalan yang dipasang oleh Dinas Perindustrian dan Energi belum maksimal.
(mhd)