6 Bulan Berjalan, Pembangunan Tol Lingkar Bogor Seksi IIB Baru 16%
A
A
A
BOGOR - Progres pembangunan Tol Bogor Ring Road (BRR) atau Lingkar Bogor seksi IIB (Kedungbadak-Simpang Yasmin) sepanjang 2,6 kilometer yang dimulai sejak akhir 2016 lalu hingga saat ini baru mencapai 16,80%.
Pasalnya, pembangunan tol layang yang harus selesai dalam jangka waktu satu tahun tepatnya Juni 2018 ini, banyak mengalami kendala. Sejumlah kendala di antaranya terkait utilitas seperti kabel jaringan listrik milik PLN, saluran telkomunikasi PT Telkom dan pipa PDAM.
"Permasalahan utama yang membuat terhambatnya proses perataan tanah untuk melebarkan jalan yakni masalah utilitas. Sebab, di sepanjang Jalan Sholeh Iskandar ini banyak utilitas yang belum dipindah, khususnya kabel-kabel listrik milik PLN yang membentang maupun tertanam di bawah tanah. Tentunya itu menghambat pekerjaan kita," jelas Project Manager PT Wijaya Karya (WIKA) Ali Afand kepada wartawan kemarin.
Ali menjelaskan, seharusnya PT WIKA sebagai kontraktor atau pelaksana proyek pembangunan lanjutan jalan bebas hambatan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan lancar dan sesuai target, jika utilitas sudah dipindahkan oleh para pemiliknya. “Utamanya masih ada kabel-kabel PLN di bawah belum dipindahkan. Kabel di sisi utara, ada Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), dan Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM),” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Teknik PT Marga Sarana Jabar (MSJ) Yayat Supriyatna menjelaskan, tetap berupaya pembangunan Tol Lingkar Bogor ini dapat selesai sesuai target.
"Memasuki pekan ke-23 progres pembangunan sudah mencapai 16,80%. Saat ini proyek sedang dalam tahapan pemasangan beton penahan jalan layang (segmental box). Pemasangan segmental box direncanakan satu bentang selesai dalam waktu 11 hari. Satu bentang jalan rata-rata terdiri dari 15 hingga 17 segmental box," ujarnya.
Yayat menambahkan, meski masih on progres pihaknya mengaku banyak kendala yang dihadapi dalam pembangunan Jalan Lingkar Bogor seksi IIB ini. Di antaranya sejumlah lahan yang belum dibebaskan dan keberadaan, saluran udara tegangan tinggi (SUTT) di area P.41 yang lokasinya tak jauh dari kampus UIKA Bogor.
"Karenanya sampai saat ini areal P.41 belum bisa dilaksanakan pemasangan tiang tol (bore pile). Keberadaan saluran udara tegangan menengah (SUTM) yang belum direlokasi juga membuat pekerjaan rigid terhambat. Kami juga terkendala adanya utilitas di area simpang Yasmin, sehingga menghambat pekerjaan di simpang Yasmin,” katanya.
Namun demikikian pihaknya mengklaim sudah mengajukan surat ke Balai 6 dengan pihak Direktur Regional Jawa bagian tengah untuk segera merelokasi. Sebab tanah tersebut milik Kementerian PU. Lalu PLN diberikan izin dan harus segera merelokasi dari Ruang Milik Jalan (RMJ) PT MSJ. “Kita juga akan melaksanakan percepatan pemasangan kepala pilar di atas tiang pancang (Pier head),” kata Yayat.
Lebih lanjut Yayat mengatakan, selain adanya kendala soal SUTM dan utilitas, saat percobaan ada kekeliruan yang dilakukan kontraktor. Exvansion joint yang sedianya harus terlebih dahulu di pasang di posisi pangkal, malah kemudian dipasang di tengah. "Mereka masih mencoba, apakah segmentel box dulu lebih cepat atau expansion joint tapi secara keseluruhan tidak mengganggu," ucapnya.
Sekadar diketahui, tol Lingkar Bogor yang saat ini sedang dalam proses pembangunan merupakan salah satu upaya percepatan pembangunan infrastruktur dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjawab permasalahan kemacetan di Kota Bogor, khususnya di ruas Jalan Raya Sholeh Iskandar, mulai dari simpang Kedunghalang hingga Yasmin.
Pasalnya, pembangunan tol layang yang harus selesai dalam jangka waktu satu tahun tepatnya Juni 2018 ini, banyak mengalami kendala. Sejumlah kendala di antaranya terkait utilitas seperti kabel jaringan listrik milik PLN, saluran telkomunikasi PT Telkom dan pipa PDAM.
"Permasalahan utama yang membuat terhambatnya proses perataan tanah untuk melebarkan jalan yakni masalah utilitas. Sebab, di sepanjang Jalan Sholeh Iskandar ini banyak utilitas yang belum dipindah, khususnya kabel-kabel listrik milik PLN yang membentang maupun tertanam di bawah tanah. Tentunya itu menghambat pekerjaan kita," jelas Project Manager PT Wijaya Karya (WIKA) Ali Afand kepada wartawan kemarin.
Ali menjelaskan, seharusnya PT WIKA sebagai kontraktor atau pelaksana proyek pembangunan lanjutan jalan bebas hambatan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan lancar dan sesuai target, jika utilitas sudah dipindahkan oleh para pemiliknya. “Utamanya masih ada kabel-kabel PLN di bawah belum dipindahkan. Kabel di sisi utara, ada Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), dan Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM),” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Teknik PT Marga Sarana Jabar (MSJ) Yayat Supriyatna menjelaskan, tetap berupaya pembangunan Tol Lingkar Bogor ini dapat selesai sesuai target.
"Memasuki pekan ke-23 progres pembangunan sudah mencapai 16,80%. Saat ini proyek sedang dalam tahapan pemasangan beton penahan jalan layang (segmental box). Pemasangan segmental box direncanakan satu bentang selesai dalam waktu 11 hari. Satu bentang jalan rata-rata terdiri dari 15 hingga 17 segmental box," ujarnya.
Yayat menambahkan, meski masih on progres pihaknya mengaku banyak kendala yang dihadapi dalam pembangunan Jalan Lingkar Bogor seksi IIB ini. Di antaranya sejumlah lahan yang belum dibebaskan dan keberadaan, saluran udara tegangan tinggi (SUTT) di area P.41 yang lokasinya tak jauh dari kampus UIKA Bogor.
"Karenanya sampai saat ini areal P.41 belum bisa dilaksanakan pemasangan tiang tol (bore pile). Keberadaan saluran udara tegangan menengah (SUTM) yang belum direlokasi juga membuat pekerjaan rigid terhambat. Kami juga terkendala adanya utilitas di area simpang Yasmin, sehingga menghambat pekerjaan di simpang Yasmin,” katanya.
Namun demikikian pihaknya mengklaim sudah mengajukan surat ke Balai 6 dengan pihak Direktur Regional Jawa bagian tengah untuk segera merelokasi. Sebab tanah tersebut milik Kementerian PU. Lalu PLN diberikan izin dan harus segera merelokasi dari Ruang Milik Jalan (RMJ) PT MSJ. “Kita juga akan melaksanakan percepatan pemasangan kepala pilar di atas tiang pancang (Pier head),” kata Yayat.
Lebih lanjut Yayat mengatakan, selain adanya kendala soal SUTM dan utilitas, saat percobaan ada kekeliruan yang dilakukan kontraktor. Exvansion joint yang sedianya harus terlebih dahulu di pasang di posisi pangkal, malah kemudian dipasang di tengah. "Mereka masih mencoba, apakah segmentel box dulu lebih cepat atau expansion joint tapi secara keseluruhan tidak mengganggu," ucapnya.
Sekadar diketahui, tol Lingkar Bogor yang saat ini sedang dalam proses pembangunan merupakan salah satu upaya percepatan pembangunan infrastruktur dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjawab permasalahan kemacetan di Kota Bogor, khususnya di ruas Jalan Raya Sholeh Iskandar, mulai dari simpang Kedunghalang hingga Yasmin.
(whb)