Petahana Harus Cuti, Pengamat: Hindari Kampanye Terselubung
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarok mengatakan, sudah seharusnya petahana cuti saat maju dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), tak terkecuali pasangan calon (paslon) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan wakilnya Djarot Saiful Hidayat.
Karena, pasangan petahana itu mempunyai peluang untuk menyalahgunakan jabatannya sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jkaarta dalam Pilgub 2017. Hal itu juga agar pesta demokrasi itu berjalan secara fair dan adil.
"Menjaga pilkada yang lebih fairness, sekaligus untuk menghindari penyalahgunaan jabatan. Supaya tidak ada conflict of interest. Disejumlah kasus, banyak kepada daerah memanfaatkan jabatannya dengan mendompleng sejumlah program daerah untuk mempengaruhi pemilih. Jadi, terjadi kampanye terselubung," kata Zaki kepada SINDOnews, Selasa 28 Februari 2017.
Zaki menambahkan, pentingnya cuti pada putaran kedua untuk menghindari efek negatif. Efek negatif yang dimaksud adalah tuduhan kampanye terselubung. "Saya kira tepat jika incumbent penting untuk cuti," kata Zaki.
Karena, pasangan petahana itu mempunyai peluang untuk menyalahgunakan jabatannya sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jkaarta dalam Pilgub 2017. Hal itu juga agar pesta demokrasi itu berjalan secara fair dan adil.
"Menjaga pilkada yang lebih fairness, sekaligus untuk menghindari penyalahgunaan jabatan. Supaya tidak ada conflict of interest. Disejumlah kasus, banyak kepada daerah memanfaatkan jabatannya dengan mendompleng sejumlah program daerah untuk mempengaruhi pemilih. Jadi, terjadi kampanye terselubung," kata Zaki kepada SINDOnews, Selasa 28 Februari 2017.
Zaki menambahkan, pentingnya cuti pada putaran kedua untuk menghindari efek negatif. Efek negatif yang dimaksud adalah tuduhan kampanye terselubung. "Saya kira tepat jika incumbent penting untuk cuti," kata Zaki.
(mhd)