Penghapusan Terminal Pembantu, Puluhan Pegawai PO Bus AKAP Gelar Demonstrasi
A
A
A
JAKARTA - Akibat dari penutupan terminal pembantu di sejumlah wilayah, puluhan pegawai PO Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang tergabung dalam Paguyuban Pengurus dan Karyawan Bus AKAP se-DKI Jakarta melakukan demontrasi menolak penghapusan terminal grogol sebagai trayek bus AKAP.
Dengan membentangkan sejumlah spanduk, mereka menilai pemutusan ini hanya membuat ekonomi menjadi terganggu. "Disini banyak masyarakat dari pedagang, PO bus, dan supir antar wilayah. Kalo ini dihapus menjadi goyang deh semua," ucap Hamsar, 54, petugas PO Dewi Sri, Kamis (2/2/2017).
Senada, Pembina Paguyuban, Agus Salim menilai penghapusan terminal grogol sangat tak mendasar. Sebab, penutupan terkesan dipaksakan untuk digiring ke terminal terpadu pulau gebang. Padalahal di terminal ujung Jakarta Timur itu, akses belum terakomodir dengan baik. "Masa dari barat ke timur, kan jauh mas," ucapnya.
Di sisi lain, kondisi Terminal Pulau Gebang pun terkesan apa adanya. Meskipun memiliki fasilitas mumpuni layaknya terminal internasional. Namun, menurutnya pemerintah gagal menjaring masyarakat untuk ke sana. Hal ini lah yang membuat supir bus enggan berhenti di sana.
Ketua Paguyuban, Ahmudin mengaku keluhan tentang ini pun telah disampaikan kepada PLT Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono. Namun belum mendapatkan reaksi, sebab Gubernur tidak mempunyai kewenangan terhadap aturan itu. Rencana, keluhan semacam ini akan diteruskan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyampaikan hal ini. "Yah kita akan tetap berjuang terus," jelasnya.
Dengan membentangkan sejumlah spanduk, mereka menilai pemutusan ini hanya membuat ekonomi menjadi terganggu. "Disini banyak masyarakat dari pedagang, PO bus, dan supir antar wilayah. Kalo ini dihapus menjadi goyang deh semua," ucap Hamsar, 54, petugas PO Dewi Sri, Kamis (2/2/2017).
Senada, Pembina Paguyuban, Agus Salim menilai penghapusan terminal grogol sangat tak mendasar. Sebab, penutupan terkesan dipaksakan untuk digiring ke terminal terpadu pulau gebang. Padalahal di terminal ujung Jakarta Timur itu, akses belum terakomodir dengan baik. "Masa dari barat ke timur, kan jauh mas," ucapnya.
Di sisi lain, kondisi Terminal Pulau Gebang pun terkesan apa adanya. Meskipun memiliki fasilitas mumpuni layaknya terminal internasional. Namun, menurutnya pemerintah gagal menjaring masyarakat untuk ke sana. Hal ini lah yang membuat supir bus enggan berhenti di sana.
Ketua Paguyuban, Ahmudin mengaku keluhan tentang ini pun telah disampaikan kepada PLT Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono. Namun belum mendapatkan reaksi, sebab Gubernur tidak mempunyai kewenangan terhadap aturan itu. Rencana, keluhan semacam ini akan diteruskan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyampaikan hal ini. "Yah kita akan tetap berjuang terus," jelasnya.
(pur)