Kurang Steril, Jalur Transjakarta Rawan Kecelakaan
A
A
A
JAKARTA - Kendati polisi sudah tegas menertibkan jalur bus Transjakarta, kenyataannya banyak pengendara yang nekat menerobos busway. Kondisi ini membuat jalur bus Transjakarta tersebut rawan terjadi kecelakaan.
Di Jakarta Barat, sejumlah jalur TransJakarta masih terlihat kerap diserobot karena tidak dijaga petugas. Tak hanya kerap diserobot, jalur bus Transjakarta itu juga dipenuhi lubang sehingga kondisinya makin mengkhawatirkan.
Pantauan SINDOnews, Rabu (25/1/2017) siang, busway mulai dari perempatan Grogol hingga terminal Kalideres kondisinya banyak yang rusak. Khusus di Jembatan Pesing, jalanan di kawasan itu memiliki lubang cukup banyak. Termasuk setelah melewati lampu merah Cengkareng, kondisi lubang jalanan tersebar di beberapa titik dan terkesan rawan.
Sementara di kawasan lainnya, seperti S. Parman dan Arteri Panjang Kedoya. Kondisi jalur Transjakarta tampak sedikit mulus, hanya saja di beberapa titik pengawasan jarang sekali terjadi.
Beberapa titik ini merupakan jalur utama. Daan mogot merupakan perlintasan menuju Tangerang - Jakarta. Sedangkan Arteri Panjang Kedoya merupakan perlintasan menuju ke Jakarta Selatan. Dan jalan S. Parman yang berdekatan dengan tol berada di tengah kota.
Di tiga ruas jalan itu. Kondisi jalur cukup padat, terutama menjelang jam sibuk. Kemacetan menjadi tak terhindarkan. Untuk mempersingkat waktu, beberapa kendaraan kemudian nekat memasuki jalur busway.
"Beberapa kali sempat terjadi kecelakaan, ada yang karena tertabrak bus, ada yang terjatuh karena lubang, dan terserempet pengendara lainnya," ucap Gilbert (34) salah satu pemilik ruko di bawah fly over pesing, Rabu (25/1/2017).
Dari semua yang terjadi kecelakaan, lanjutnya, beberapa diantaranya harus kehilangan nyawa. Kebanyakan mereka merupakan pengendara sepeda motor.
Seorang pengendara, Jojo (39) mengaku kondisi jalur busway cukup berbahaya. Selain kerap terjadi kecelakan. Busway juga tidak terlalu steril. Kebanyakan pengendara yang terkena laka karena berburu waktu.
"Kalau lagi santai dan tidak buru buru saya biasa lewat jalur biasa. Tapi kalau lagi buru waktu, saya lewat jalur Transjakarta," tuturnya.
Kasat Lantas Wilayah Jakarta Barat, AKBP Sudarmanto mengatakan kondisi jalur busway cukup rawan. Selain karena kurang steril pembangunan sparator juga membahayakan pengguna kendaraan.
Sebab, kata Sudarmanto, kondisi jalur busway tanpa di lindungi penerangan cukup membahayakan. Para pengendara kerap kali tejatuh karena jalanan yang gelap.
Meski demikian, upaya sterilisasi penjagaan kerap dilakukan pihaknya dengan melakukan penyebaran anggota. Terutama di kawasan fly over Pesing, razia kerap dilakukan.
"Kami menindak tanpa ampun kepada roda dua yang melintas. Kan fly over Pesing tak disarankan untuk roda dua, larangan sudah terpasang begitu menanjak," ucapnya.
Mengenai kondisi jalur busway rawan kecelakaan, Sudarmanto mengatakan kondisi ini hampir terlihat di beberapa titik diantaranya Jalan Arteri Panjang Kedoya, Jalan Daan Mogot, dan Jalan S.Parman.
"Mereka kerap terjatuh karena memacu kendaraan terlalu tinggi tanpa mengantisipasi kondisi sekitar," ujarnya.
Di Jakarta Barat, sejumlah jalur TransJakarta masih terlihat kerap diserobot karena tidak dijaga petugas. Tak hanya kerap diserobot, jalur bus Transjakarta itu juga dipenuhi lubang sehingga kondisinya makin mengkhawatirkan.
Pantauan SINDOnews, Rabu (25/1/2017) siang, busway mulai dari perempatan Grogol hingga terminal Kalideres kondisinya banyak yang rusak. Khusus di Jembatan Pesing, jalanan di kawasan itu memiliki lubang cukup banyak. Termasuk setelah melewati lampu merah Cengkareng, kondisi lubang jalanan tersebar di beberapa titik dan terkesan rawan.
Sementara di kawasan lainnya, seperti S. Parman dan Arteri Panjang Kedoya. Kondisi jalur Transjakarta tampak sedikit mulus, hanya saja di beberapa titik pengawasan jarang sekali terjadi.
Beberapa titik ini merupakan jalur utama. Daan mogot merupakan perlintasan menuju Tangerang - Jakarta. Sedangkan Arteri Panjang Kedoya merupakan perlintasan menuju ke Jakarta Selatan. Dan jalan S. Parman yang berdekatan dengan tol berada di tengah kota.
Di tiga ruas jalan itu. Kondisi jalur cukup padat, terutama menjelang jam sibuk. Kemacetan menjadi tak terhindarkan. Untuk mempersingkat waktu, beberapa kendaraan kemudian nekat memasuki jalur busway.
"Beberapa kali sempat terjadi kecelakaan, ada yang karena tertabrak bus, ada yang terjatuh karena lubang, dan terserempet pengendara lainnya," ucap Gilbert (34) salah satu pemilik ruko di bawah fly over pesing, Rabu (25/1/2017).
Dari semua yang terjadi kecelakaan, lanjutnya, beberapa diantaranya harus kehilangan nyawa. Kebanyakan mereka merupakan pengendara sepeda motor.
Seorang pengendara, Jojo (39) mengaku kondisi jalur busway cukup berbahaya. Selain kerap terjadi kecelakan. Busway juga tidak terlalu steril. Kebanyakan pengendara yang terkena laka karena berburu waktu.
"Kalau lagi santai dan tidak buru buru saya biasa lewat jalur biasa. Tapi kalau lagi buru waktu, saya lewat jalur Transjakarta," tuturnya.
Kasat Lantas Wilayah Jakarta Barat, AKBP Sudarmanto mengatakan kondisi jalur busway cukup rawan. Selain karena kurang steril pembangunan sparator juga membahayakan pengguna kendaraan.
Sebab, kata Sudarmanto, kondisi jalur busway tanpa di lindungi penerangan cukup membahayakan. Para pengendara kerap kali tejatuh karena jalanan yang gelap.
Meski demikian, upaya sterilisasi penjagaan kerap dilakukan pihaknya dengan melakukan penyebaran anggota. Terutama di kawasan fly over Pesing, razia kerap dilakukan.
"Kami menindak tanpa ampun kepada roda dua yang melintas. Kan fly over Pesing tak disarankan untuk roda dua, larangan sudah terpasang begitu menanjak," ucapnya.
Mengenai kondisi jalur busway rawan kecelakaan, Sudarmanto mengatakan kondisi ini hampir terlihat di beberapa titik diantaranya Jalan Arteri Panjang Kedoya, Jalan Daan Mogot, dan Jalan S.Parman.
"Mereka kerap terjatuh karena memacu kendaraan terlalu tinggi tanpa mengantisipasi kondisi sekitar," ujarnya.
(ysw)