Tragedi Pulomas, Gigitan Diona Tenaga Terakhir untuk Zanette
A
A
A
JAKARTA - Dalam tragedi perampokan dan pembunuhan di Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur, tersimpan kisah yang cukup mengharukan. Kisah tersebut terjadi antara Zanette Kalila Azaria (13), korban selamat dan kakaknya, Diona Arika Andra Putri (16), yang meninggal dunia.
Kisah tersebut diceritakan oleh Ketua Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda setelah menjenguk Zanette di Rumah Sakit (RS) Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Rabu 28 Desember 2016. Kata dia, dalam kamar mandi berukuran 2X1 M2 ditempatkan 11 orang dengan situasi yang sangat mengenaskan.
Bahkan, kata Erlinda, Diona sempat menggigit adiknya, Zanette. Gigitan tersebut diketahui utuk memberi semangat agar adiknya dapat terus hidup.
"Memang tidak ada luka yang cukup mengkawatirkan. Tapi ada dua bekas gigitan di tangan sebelah kiri. Tapi itu bukan karena penganiayaan tapi itu gigitan kakaknya," jelas Erlinda.
Erlinda melanjutkan, saat disekap bersama di kamar mandi, Diona dan Zanette sempat terjalin dialog yang cukup dramatis. Pasalnya, Diona mengatakan sakit dada kepada adiknya, dan tidak mampu untuk bertahan lantaran tenggorokannya sakit.
"Kakaknya (Diona) yang sudah tidak sanggup bertahan karena dada dan tenggorokan yang sangat sakit, di tenggorkan ada semacam bara api yang panas dan sangat sakit di dada," kata Erlinda.
Kemudian, masih kata Erlinda, Diona berpesan kepada Zanette harus terus hidup dan melanjutkan perjuangan dirinya. Maka itu, gigitan Diona kepada Zanette sebagai bentuk kekuatan terakhirnya.
"Sang kakak mengatakan kamu (Anet) yang harus melanjutkan perjuangan ini. Sang kakak akhirnya gigit dua kali ke tangan adiknya dan dia bilang ini energi terakhir dan kamu harus sehat. Itu kekuatan yang maha dahsyat," beber Erlinda.
Namun, Zanette atau yang disapa Anet ini tak gentar. Ia tetap meminta agar Diona bertahan dengan cara berusaha memberi Diona minum dari air yang ada di kamar mandi dan mengguyurkannya.
"Sang adik juga cerita kakak harus sehat dengan minum air atau menyiramkan air. Cerita ini jadi inspirasi bagi KPAI dan masyarakat," kata Erlinda.
Kisah tersebut diceritakan oleh Ketua Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda setelah menjenguk Zanette di Rumah Sakit (RS) Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Rabu 28 Desember 2016. Kata dia, dalam kamar mandi berukuran 2X1 M2 ditempatkan 11 orang dengan situasi yang sangat mengenaskan.
Bahkan, kata Erlinda, Diona sempat menggigit adiknya, Zanette. Gigitan tersebut diketahui utuk memberi semangat agar adiknya dapat terus hidup.
"Memang tidak ada luka yang cukup mengkawatirkan. Tapi ada dua bekas gigitan di tangan sebelah kiri. Tapi itu bukan karena penganiayaan tapi itu gigitan kakaknya," jelas Erlinda.
Erlinda melanjutkan, saat disekap bersama di kamar mandi, Diona dan Zanette sempat terjalin dialog yang cukup dramatis. Pasalnya, Diona mengatakan sakit dada kepada adiknya, dan tidak mampu untuk bertahan lantaran tenggorokannya sakit.
"Kakaknya (Diona) yang sudah tidak sanggup bertahan karena dada dan tenggorokan yang sangat sakit, di tenggorkan ada semacam bara api yang panas dan sangat sakit di dada," kata Erlinda.
Kemudian, masih kata Erlinda, Diona berpesan kepada Zanette harus terus hidup dan melanjutkan perjuangan dirinya. Maka itu, gigitan Diona kepada Zanette sebagai bentuk kekuatan terakhirnya.
"Sang kakak mengatakan kamu (Anet) yang harus melanjutkan perjuangan ini. Sang kakak akhirnya gigit dua kali ke tangan adiknya dan dia bilang ini energi terakhir dan kamu harus sehat. Itu kekuatan yang maha dahsyat," beber Erlinda.
Namun, Zanette atau yang disapa Anet ini tak gentar. Ia tetap meminta agar Diona bertahan dengan cara berusaha memberi Diona minum dari air yang ada di kamar mandi dan mengguyurkannya.
"Sang adik juga cerita kakak harus sehat dengan minum air atau menyiramkan air. Cerita ini jadi inspirasi bagi KPAI dan masyarakat," kata Erlinda.
(mhd)