Ini Alasan Pelaku Kriminal Kerap Menyekap Korban di Kamar Mandi
A
A
A
JAKARTA - Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Ferdinand Andi Lolo mengatakan, penyekapan yang terjadi di Pulomas, Jakarta Timur bukanlah modus baru. Tindakan itu dilakukan penjahat karena situasional dan spontan.
"Bagi pelaku, kamar mandi menjadi pilihan rasional untuk bisa mengontrol gerak-gerik korbannya di lokasi kejadian," kata Ferdinand, Rabu (28/12/2016).
Pelakunya menyekap korban dalam kamar mandi berukuran kecil itu agar mereka tidak bisa bergerak. Berbeda ketika mereka disekap di kamar tidur dengan akses jendela dan pintu maka ada kemungkinan korban bisa melakukan interaksi dengan orang lain dan meminta pertolongan.
"Di kamar mandi itu pelakunya bisa dengan mudah mengontrol korban. Sehingga korban tidak ada perlawanan dan tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar," ujarnya.
Ditanya apakah ini murni kriminal atau ada motif lain, Ferdinand masih belum bisa menyimpulkan. Pasalnya fakta dan data yang dikumpulkan masih sangat minim. Terlebih pelakunya juga melarikan diri dan belum tertangkap. (Baca: Perampokan Sadis di Pulomas, 11 Korban Ditumpuk di Kamar Mandi)
"Banyak faktornya. Yang jelas ini terlihat ada kesempatan sehingga terjadi hal demikian," ungkapnya.
Disinggung soal adanya CCTV, Ferdinand menuturkan hal itu harus dicek kebenarannya. Dia menuturkan memang benar ada CCTV di lokasi tetapi apakah kamera pengintai itu berfungsi atau tidak harus segera dicek.
"Apakah itu bekerja dengan baik atau tidak, itu kan masih simpang siur. Yang pasti kejahatan terjadi karena kurangnya kontrol (pengamanan)," katanya.
"Bagi pelaku, kamar mandi menjadi pilihan rasional untuk bisa mengontrol gerak-gerik korbannya di lokasi kejadian," kata Ferdinand, Rabu (28/12/2016).
Pelakunya menyekap korban dalam kamar mandi berukuran kecil itu agar mereka tidak bisa bergerak. Berbeda ketika mereka disekap di kamar tidur dengan akses jendela dan pintu maka ada kemungkinan korban bisa melakukan interaksi dengan orang lain dan meminta pertolongan.
"Di kamar mandi itu pelakunya bisa dengan mudah mengontrol korban. Sehingga korban tidak ada perlawanan dan tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar," ujarnya.
Ditanya apakah ini murni kriminal atau ada motif lain, Ferdinand masih belum bisa menyimpulkan. Pasalnya fakta dan data yang dikumpulkan masih sangat minim. Terlebih pelakunya juga melarikan diri dan belum tertangkap. (Baca: Perampokan Sadis di Pulomas, 11 Korban Ditumpuk di Kamar Mandi)
"Banyak faktornya. Yang jelas ini terlihat ada kesempatan sehingga terjadi hal demikian," ungkapnya.
Disinggung soal adanya CCTV, Ferdinand menuturkan hal itu harus dicek kebenarannya. Dia menuturkan memang benar ada CCTV di lokasi tetapi apakah kamera pengintai itu berfungsi atau tidak harus segera dicek.
"Apakah itu bekerja dengan baik atau tidak, itu kan masih simpang siur. Yang pasti kejahatan terjadi karena kurangnya kontrol (pengamanan)," katanya.
(ysw)