Djarot dan PDIP Mangkir dari Pemeriksaan Panwaslu Jakbar
A
A
A
JAKARTA - Pelibatan anak-anak dalam kampanye calon wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat di kawasan kampung Kopti, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu 30 November 2016 semakin terindikasi. Sebab, Djarot dan tim suksesnya mangkir dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jakarta Barat.
Ketua Panwaslu Jakarta Barat, Puadi menegaskan, dalam agenda pemeriksaan ini, pihaknya berencana melakukan pemanggilan terhadap Djarot dan Ketua DPC PDIP Frida.
"Cuma sampai magrib ini keduanya tidak datang. Pak Djarot kami periksa sebagai penanggung jawab, dan Ibu Frida penanggung jawab," jelas Puadi saat ditemui di kantornya, Kamis (8/12/2016).
Sebelumnya, Panwaslu Kecamatan Kalideres, Ahmad Jamuri menyaksikan langsung dugaan eksploitasi anak yang dilakukan oleh Djarot Saiful Hidayat saat melakukan kampanye ke kawasan Kopti, Semanan, Kalideres Jakarta Barat. Dugaan itu terlihat dari sejumlah anggota tim sukses yang meminta anak-anak untuk mengeluk elukan Djarot saat menghadiri kampanye di kawasan itu.
Meskipun mangkir dipemeriksaan awal. Panwaslu Jakbar tidak akan ada pemanggilan yang kedua. Sebab, dengan batasan waktu yang ada, tak dimungkinkan untuk memanggil kembali. "Nantinya kami anggap kedua tidak hadir," ucapnya.
Terkait kasus tersebut, Puadi akan melakukan kajian terhadap kasus ini. Komunikasi maupun konsolidasi dengan Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), Kepolisian, dan Kejaksaan akan dilakukan, demi menindak apakah kasus ini bisa dipidana atau hanya pelangaran pemilu biasa.
Termasuk soal hasil kajian, Puadi menegaskan, Panwaslu tak mempunyai kewenangan untuk menentukan sanksi. "Kami hanya memberikan rekomendasi terkait kejadian ini," jelasnya.
Belakangan, terungkap kabar, kehadiran anak-anak saat kampanye itu telah di persiapkan oleh sejumlah tim sukses Djarot. Hal ini terlihat dari puluhan anak yang hadir menyambut kedatangan calon wakil gubernur (Cawagub) DKI Jakarta dari pasangan petahana itu.
Untuk mempersiapkan hal itu, anak-anak bukan dari lokasi kampanye kemudian digiring. Mereka dipaksa untuk menyambut kehadiran Djarot yang datang menggunakan baju kotak-kotak.
"Yang jelas dia bukan orang asli kami. Karena orang-orang kami tidak ada yang keluar rumah saat itu," tutur Iwan (38), salah seorang warga dalam kampanye Djarot.
Sekjend Komnas PA, Dhanang Sasongko mengecam kejadian itu. Ia menilai, pelibatan anak dalam kampanye tak ubahnya dengan mengeksploitasi anak. Untuk itu, ia meminta kepada Panwaslu Jakbar bersikap tegas dalam kegiatan itu, sanksi terberat harus diberikan untuk efek jera. "Kalau perlu dipidanakan," katanya.
Ketua Panwaslu Jakarta Barat, Puadi menegaskan, dalam agenda pemeriksaan ini, pihaknya berencana melakukan pemanggilan terhadap Djarot dan Ketua DPC PDIP Frida.
"Cuma sampai magrib ini keduanya tidak datang. Pak Djarot kami periksa sebagai penanggung jawab, dan Ibu Frida penanggung jawab," jelas Puadi saat ditemui di kantornya, Kamis (8/12/2016).
Sebelumnya, Panwaslu Kecamatan Kalideres, Ahmad Jamuri menyaksikan langsung dugaan eksploitasi anak yang dilakukan oleh Djarot Saiful Hidayat saat melakukan kampanye ke kawasan Kopti, Semanan, Kalideres Jakarta Barat. Dugaan itu terlihat dari sejumlah anggota tim sukses yang meminta anak-anak untuk mengeluk elukan Djarot saat menghadiri kampanye di kawasan itu.
Meskipun mangkir dipemeriksaan awal. Panwaslu Jakbar tidak akan ada pemanggilan yang kedua. Sebab, dengan batasan waktu yang ada, tak dimungkinkan untuk memanggil kembali. "Nantinya kami anggap kedua tidak hadir," ucapnya.
Terkait kasus tersebut, Puadi akan melakukan kajian terhadap kasus ini. Komunikasi maupun konsolidasi dengan Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), Kepolisian, dan Kejaksaan akan dilakukan, demi menindak apakah kasus ini bisa dipidana atau hanya pelangaran pemilu biasa.
Termasuk soal hasil kajian, Puadi menegaskan, Panwaslu tak mempunyai kewenangan untuk menentukan sanksi. "Kami hanya memberikan rekomendasi terkait kejadian ini," jelasnya.
Belakangan, terungkap kabar, kehadiran anak-anak saat kampanye itu telah di persiapkan oleh sejumlah tim sukses Djarot. Hal ini terlihat dari puluhan anak yang hadir menyambut kedatangan calon wakil gubernur (Cawagub) DKI Jakarta dari pasangan petahana itu.
Untuk mempersiapkan hal itu, anak-anak bukan dari lokasi kampanye kemudian digiring. Mereka dipaksa untuk menyambut kehadiran Djarot yang datang menggunakan baju kotak-kotak.
"Yang jelas dia bukan orang asli kami. Karena orang-orang kami tidak ada yang keluar rumah saat itu," tutur Iwan (38), salah seorang warga dalam kampanye Djarot.
Sekjend Komnas PA, Dhanang Sasongko mengecam kejadian itu. Ia menilai, pelibatan anak dalam kampanye tak ubahnya dengan mengeksploitasi anak. Untuk itu, ia meminta kepada Panwaslu Jakbar bersikap tegas dalam kegiatan itu, sanksi terberat harus diberikan untuk efek jera. "Kalau perlu dipidanakan," katanya.
(mhd)