Penghadang Ahok Pastikan Mereka Warga Ciracas
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan ibu-ibu di Ciracas, Jakarta Timur yang menyebut puluhan pemuda penghadang Ahok bukanlah warga sini dibantah para pendemo. Mereka mengaku merupakan warga asli Ciracas yang tidak suka dengan kedatangan Ahok.
Habib Ahmad Bunai, menjelaskan bahwa puluhan warga penolak Ahok merupakan warga RW 10, Ciracas, Jakarta Timur. Ahmad sendiri merupakan warga RT 04 RW 10 Ciracas.
Puluhan warga semuanya berasal dari Ciracas, Cibubur, Bambu Apus, Kampung Rambutan berkumpul semua untuk menolak Ahok. "Masyarakat umat Islam sudah tidak kuat lagi dengan urusan Ahok. Kita menunggu sidangnya dan keputusannya seperti apa," kata Ahmad kepada wartawan di lokasi, Selasa (15/11/2016).
Ahmad mengatakan jika gerakan dalam rangka menjaga kitab suci Alquran. Lebih lanjut Ahmad seharusnya menyebut Ahok harus datang ke gelar perkara yang dilakukan oleh Bareskrim Mabes Polri.
"Harusnya Ahok gelar perkara tapi kita dengar kabar melakukan kunjungan ke beberapa tempat," kata Ahmad.
Sebelumnya beberapa warga merasa puluhan warga tersebut bukan warga asli dari tempat yang didatangi Ahok. Aminah, seorang warga RT 2/10, Gang Mandiri menyebut jika puluhan warga tersebut adalah orang luar.
"Itu mereka bukan warga setempat, orang luar, saya enggak kenal," kata Aminah, kepada wartawan, di lokasi kampanye Ahok.
Aminah mengatakan, dirinya sebagai warga menerima siapapun calon gubernur dan wakil gubernur yang menyambangi lingkungan rumahnya.
Sama dengan Aminah, seorang warga lainnya, Nilawati, mengaku tidak mengenal warga yang mendemo Ahok. Nilawati baru saja diberitahu bahwa warga yang menolak Ahok merupakan warga Kampung Rambutan dan Kampung Baru.
"Itu yang nolak, warga cabutan semua. Kami enggak kenal, paling ada satu orang yang kami kenal," kata Nilawati.
Habib Ahmad Bunai, menjelaskan bahwa puluhan warga penolak Ahok merupakan warga RW 10, Ciracas, Jakarta Timur. Ahmad sendiri merupakan warga RT 04 RW 10 Ciracas.
Puluhan warga semuanya berasal dari Ciracas, Cibubur, Bambu Apus, Kampung Rambutan berkumpul semua untuk menolak Ahok. "Masyarakat umat Islam sudah tidak kuat lagi dengan urusan Ahok. Kita menunggu sidangnya dan keputusannya seperti apa," kata Ahmad kepada wartawan di lokasi, Selasa (15/11/2016).
Ahmad mengatakan jika gerakan dalam rangka menjaga kitab suci Alquran. Lebih lanjut Ahmad seharusnya menyebut Ahok harus datang ke gelar perkara yang dilakukan oleh Bareskrim Mabes Polri.
"Harusnya Ahok gelar perkara tapi kita dengar kabar melakukan kunjungan ke beberapa tempat," kata Ahmad.
Sebelumnya beberapa warga merasa puluhan warga tersebut bukan warga asli dari tempat yang didatangi Ahok. Aminah, seorang warga RT 2/10, Gang Mandiri menyebut jika puluhan warga tersebut adalah orang luar.
"Itu mereka bukan warga setempat, orang luar, saya enggak kenal," kata Aminah, kepada wartawan, di lokasi kampanye Ahok.
Aminah mengatakan, dirinya sebagai warga menerima siapapun calon gubernur dan wakil gubernur yang menyambangi lingkungan rumahnya.
Sama dengan Aminah, seorang warga lainnya, Nilawati, mengaku tidak mengenal warga yang mendemo Ahok. Nilawati baru saja diberitahu bahwa warga yang menolak Ahok merupakan warga Kampung Rambutan dan Kampung Baru.
"Itu yang nolak, warga cabutan semua. Kami enggak kenal, paling ada satu orang yang kami kenal," kata Nilawati.
(ysw)