Jualan Pakai Gerobak Perindo, Pedagang Alami Kenaikan Omzet
A
A
A
JAKARTA - Setelah melakukan pemantauan dan pengecekan secara langsung ke sejumlah pedagang mitra binaan UMKM Partai Perindo, Wasekjen bidang UMKM DPP Perindo, Henky Eko Sriyantono memastikan kehigienisan bahan dagangan.
Selain mengecek, Eko beserta tim juga sempat mencicipi hidangan yang dijual. Meski mencicipi, para tim pembina dan pengawas pedagang binaan Partai Perindo membayarnya dan tidak gratis.
"Kita sudah cek mereka higienis. Kita juga mencicipi. Tapi kita bayar ya, ini mengajarkan supaya kader Perindo nantinya menjadi pemimpin tetap harus menghargai rakyat," kata Eko di Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (9/10/2016).
Selain itu, Eko menanyakan kepada para pedagang soal omzetnya setelah berjualan memakai Gerobak Perindo.
"Rata-rata mereka mengaku omzetnya ada kenaikan ya, dari 20 sampai 50%. Bahkan mereka ingin membuka cabang lain," tambahnya.
Casnuri (40) pedagang Mi Ayam di Kramat, Senen, Jakarta Pusat mengaku, mendapatkan keuntungan yang besar sejak berjualan dengan Gerobak Perindo.
"Senin sampai Sabtu biasanya 130 mangkok terjual. Dapatnya Rp1,2juta/hari. Kalau Minggu 200 porsi terjual dengan pendapatan Rp2,3 jutaan," kata Casnuri.
Hal senada diungkapkan oleh Rosyidin pedagan ketoprak yang berjualan di depan Labs School Rawamangun, Jakarta Timur.
"Alhamdulillah ya ada peningkatan. Dahulu mah cuma 20 piring kejual juga bersyukur. Sekarang 20-35 piring ketoprak ludes ke jual," kata Rosyidin.
Ia pun membeberkan alasanya, selain mengutamakan kehigienisan cara penyajian dan tempat berjualan, Gerobak Perindo pun mampu menarik pembeli.
"Kalau menurut saya ya karena warna Gerobak Perindo memang menarik. Bersih dan rapih juga ya. Makanya orang beli pun jadi enggak khawatir," tambah Rosyidin.
Selain mengecek, Eko beserta tim juga sempat mencicipi hidangan yang dijual. Meski mencicipi, para tim pembina dan pengawas pedagang binaan Partai Perindo membayarnya dan tidak gratis.
"Kita sudah cek mereka higienis. Kita juga mencicipi. Tapi kita bayar ya, ini mengajarkan supaya kader Perindo nantinya menjadi pemimpin tetap harus menghargai rakyat," kata Eko di Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (9/10/2016).
Selain itu, Eko menanyakan kepada para pedagang soal omzetnya setelah berjualan memakai Gerobak Perindo.
"Rata-rata mereka mengaku omzetnya ada kenaikan ya, dari 20 sampai 50%. Bahkan mereka ingin membuka cabang lain," tambahnya.
Casnuri (40) pedagang Mi Ayam di Kramat, Senen, Jakarta Pusat mengaku, mendapatkan keuntungan yang besar sejak berjualan dengan Gerobak Perindo.
"Senin sampai Sabtu biasanya 130 mangkok terjual. Dapatnya Rp1,2juta/hari. Kalau Minggu 200 porsi terjual dengan pendapatan Rp2,3 jutaan," kata Casnuri.
Hal senada diungkapkan oleh Rosyidin pedagan ketoprak yang berjualan di depan Labs School Rawamangun, Jakarta Timur.
"Alhamdulillah ya ada peningkatan. Dahulu mah cuma 20 piring kejual juga bersyukur. Sekarang 20-35 piring ketoprak ludes ke jual," kata Rosyidin.
Ia pun membeberkan alasanya, selain mengutamakan kehigienisan cara penyajian dan tempat berjualan, Gerobak Perindo pun mampu menarik pembeli.
"Kalau menurut saya ya karena warna Gerobak Perindo memang menarik. Bersih dan rapih juga ya. Makanya orang beli pun jadi enggak khawatir," tambah Rosyidin.
(mhd)