FAKTA : Sejak Era Jokowi-Ahok Angka Penggusuran di DKI Naik
A
A
A
JAKARTA - Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) menyebut sejak Presiden Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI, hingga Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat ini angka penggusuran Ibu Kota mengalami kenaikan.
Ketua FAKTA Azas Tigor Nainggolan mengatakan, menggusur warga miskin secara paksa juga disertai kekerasan saat ini menjadi biasa, wajar dan kebijakan yang didukung di Jakarta. "Semua penggusuran yang dilakukan oleh Gubernur Ahok juga Jokowi saat masih Gubernur Jakarta jadi program keberhasilan membangun kota modern Jakarta. Kondisi itu membuat kebanyakan warga lainnya melihat warga korban penggusuran sebagai pihak yang salah dan wajar digusur paksa," kata Tigor lewat keterangan persnya, Selasa (4/10/2016).
Tigor melanjutkan, saat ini Jakarta dianggap bukan untuk warga miskin. Jakarta modern dibangun harus menggusur warga miskin keluar dari Jakarta. Warga miskin dianggap momok dan pembuat kotor wajah kota, akan merendahkan kinerja pemerintahnya.
Berdasarkan data FAKTA selama 2012 sampai 2016 terlihat angka penggusuran cenderung naik. Pada 20012 jumlah korban gusuran di Jakarta mencapai 3.066 jiwa. Pada 2013 jumlah korban gusuran 16.210 jiwa.
Selanjutnya sebanyak 13.825 jiwa menjadi korban gusuran pada 2014. Di 2015 jumlah korban gusuran sebanyak 24.817 jiwa."Untuk 2016, hingga September ini jumlah korban gusuran mencapai 15.599 jiwa," katanya.
Azaz melanjutkan, frekuensi penggusuran pun naik dari 6 penggusuran di tahun 2012, 28 penggusuran di 2013, 26 penggusuran di 2014, 41 penggusuran di 2015 dan 24 penggusuran sampai September 2016 ini..
Ketua FAKTA Azas Tigor Nainggolan mengatakan, menggusur warga miskin secara paksa juga disertai kekerasan saat ini menjadi biasa, wajar dan kebijakan yang didukung di Jakarta. "Semua penggusuran yang dilakukan oleh Gubernur Ahok juga Jokowi saat masih Gubernur Jakarta jadi program keberhasilan membangun kota modern Jakarta. Kondisi itu membuat kebanyakan warga lainnya melihat warga korban penggusuran sebagai pihak yang salah dan wajar digusur paksa," kata Tigor lewat keterangan persnya, Selasa (4/10/2016).
Tigor melanjutkan, saat ini Jakarta dianggap bukan untuk warga miskin. Jakarta modern dibangun harus menggusur warga miskin keluar dari Jakarta. Warga miskin dianggap momok dan pembuat kotor wajah kota, akan merendahkan kinerja pemerintahnya.
Berdasarkan data FAKTA selama 2012 sampai 2016 terlihat angka penggusuran cenderung naik. Pada 20012 jumlah korban gusuran di Jakarta mencapai 3.066 jiwa. Pada 2013 jumlah korban gusuran 16.210 jiwa.
Selanjutnya sebanyak 13.825 jiwa menjadi korban gusuran pada 2014. Di 2015 jumlah korban gusuran sebanyak 24.817 jiwa."Untuk 2016, hingga September ini jumlah korban gusuran mencapai 15.599 jiwa," katanya.
Azaz melanjutkan, frekuensi penggusuran pun naik dari 6 penggusuran di tahun 2012, 28 penggusuran di 2013, 26 penggusuran di 2014, 41 penggusuran di 2015 dan 24 penggusuran sampai September 2016 ini..
(whb)