Evakuasi Truk LPG, Jalur Puncak Ditutup
A
A
A
JAKARTA - Petugas gabungan dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bogor, PT Jasa Marga, dan PT Pertamina masih melakukan proses evakuasi terhadap truk tangki berbentuk kapsul yang hampir menutupi semua jalur A Tol Ciawi. Kecelakaan yang terjadi pada Sabtu 3 September itu hingga sore tadi masih melakukan proses evakuasi.
"Ya saat ini proses evakuasi masih berlangsung. Berdasarkan hasil penyidikan sementara, truk tersebut mengalami kecelakaan karena saat melaju dari Jakarta menuju Puncak tiba-tiba mengalami gangguan," kata Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika saat dikonfirmasi, Minggu (4/9/2016).
Akibat kecelakaan truk tronton tangki berisi 20 ton gas elpiji dengan nomor polisi 9219 UFU itu, kata dia, pihaknya harus mengalihkan arus lalu lintas dari arah Jakarta menuju Puncak ke tol interchange Bogor Satelit, Baranangsiang, Kota Bogor.
"Kendaraan menuju Puncak dialihkan melalui Kota Bogor, karena ada penutupan di jalan tol exit Ciawi. Kendaraan keluar di Bogor lalu melintasi Tajur, Bogor Timur, Kota Bogor menuju Ciawi dan Gadog," katanya.
Lebih lanjut mantan Kapolres Karawang ini mengungkapkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Jasa Marga dan Pertamina untuk mendatang kendaraan berat pengangkut barang (derek krane) sebanyak empat unit. Dikarenakan, tiga krane sebelumnya sudah lebih dari 24 jam tak sanggup mengevakuasi.
"Sebelumnya dengan tiga kendaraan krane berbobot 125 ton sudah ditarik, karena bobot tangki truk kapsul sangat berat, sempat membuat salah satu tali mobil krane terputus. Nah saat ini, kami mendatangkan kembali satu unit mobil krane dengan bobot lebih besar," katanya.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Bogor AKP Silvia Sukma Rosa mengungkapkan, berdasarkan keterangan pengemudi truk tangki, sebelum kejadian sempat menepi ke bahu jalan karena sudah merasakan ada yang tak beres dengan mesin truknya.
"Karena mesinya ganguan, kemudian sopir keluar dan membuka kap mesin untuk mengecek mesinnya. Diduga remnya juga bermasalah, truk tersebut bergerak mundur ditambah kondisi jalan menurun dan licin, karena saat itu hujan sangat deras," katanya.
Akibatnya, bagian tangki kapsul pada truk elpiji tersebut terguling ke jalan. Namun badan dan kepala truk tidak terbalik. Sedangkan posisi kapsul yang jatuh membuat satu ruas jalur jalan tol tertutup. Untuk mengurai kemacetan, pihaknya sempat melakukan rekayasa lalu lintas dengan memberlakukan sistem buka tutup di sekitar lokasi kecelakaan.
"Saat ini kami masih berlakukan buka tutup dan pengalihan arus ke arah tol interchange Bogor (Exit Tol Bogor)," katanya.
Sementara itu, kondisi kemacetan di Tol Jagorawi sejak malam hingga saat ini masih cukup parah. Aparat kepolisian pun bersiaga di sejumlah titik untuk mengurai kemacetan yang terjadi hingga saat ini.
"Radius dua kilometer harus steril, hanya tim yang berkepetingan saja seperti dari Pertamina yang berada dilokasi," ujarnya. (Baca: Truk LPG Terguling Belum Dievakuasi, Exit Tol Ciawi Dialihkan)
Saat ini, proses persiapan masih dilakukan oleh tim Pertamina untuk mengevakuasi tangki elpiji berkapasitas 20 ribu kilogram (20 ton) itu. Aparat kepolisian pun sudah memasang garis polisi disekitar lokasi kecelakaan agar warga tidak mendekati lokasi.
"Saat evakuasi semua ditutup jalur kami tutup sementara hingga proses evakuasi selesai. Soalnya sangat berbahaya sekali, ditambah kondisi cuaca cukup panas," katanya.
"Ya saat ini proses evakuasi masih berlangsung. Berdasarkan hasil penyidikan sementara, truk tersebut mengalami kecelakaan karena saat melaju dari Jakarta menuju Puncak tiba-tiba mengalami gangguan," kata Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika saat dikonfirmasi, Minggu (4/9/2016).
Akibat kecelakaan truk tronton tangki berisi 20 ton gas elpiji dengan nomor polisi 9219 UFU itu, kata dia, pihaknya harus mengalihkan arus lalu lintas dari arah Jakarta menuju Puncak ke tol interchange Bogor Satelit, Baranangsiang, Kota Bogor.
"Kendaraan menuju Puncak dialihkan melalui Kota Bogor, karena ada penutupan di jalan tol exit Ciawi. Kendaraan keluar di Bogor lalu melintasi Tajur, Bogor Timur, Kota Bogor menuju Ciawi dan Gadog," katanya.
Lebih lanjut mantan Kapolres Karawang ini mengungkapkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Jasa Marga dan Pertamina untuk mendatang kendaraan berat pengangkut barang (derek krane) sebanyak empat unit. Dikarenakan, tiga krane sebelumnya sudah lebih dari 24 jam tak sanggup mengevakuasi.
"Sebelumnya dengan tiga kendaraan krane berbobot 125 ton sudah ditarik, karena bobot tangki truk kapsul sangat berat, sempat membuat salah satu tali mobil krane terputus. Nah saat ini, kami mendatangkan kembali satu unit mobil krane dengan bobot lebih besar," katanya.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Bogor AKP Silvia Sukma Rosa mengungkapkan, berdasarkan keterangan pengemudi truk tangki, sebelum kejadian sempat menepi ke bahu jalan karena sudah merasakan ada yang tak beres dengan mesin truknya.
"Karena mesinya ganguan, kemudian sopir keluar dan membuka kap mesin untuk mengecek mesinnya. Diduga remnya juga bermasalah, truk tersebut bergerak mundur ditambah kondisi jalan menurun dan licin, karena saat itu hujan sangat deras," katanya.
Akibatnya, bagian tangki kapsul pada truk elpiji tersebut terguling ke jalan. Namun badan dan kepala truk tidak terbalik. Sedangkan posisi kapsul yang jatuh membuat satu ruas jalur jalan tol tertutup. Untuk mengurai kemacetan, pihaknya sempat melakukan rekayasa lalu lintas dengan memberlakukan sistem buka tutup di sekitar lokasi kecelakaan.
"Saat ini kami masih berlakukan buka tutup dan pengalihan arus ke arah tol interchange Bogor (Exit Tol Bogor)," katanya.
Sementara itu, kondisi kemacetan di Tol Jagorawi sejak malam hingga saat ini masih cukup parah. Aparat kepolisian pun bersiaga di sejumlah titik untuk mengurai kemacetan yang terjadi hingga saat ini.
"Radius dua kilometer harus steril, hanya tim yang berkepetingan saja seperti dari Pertamina yang berada dilokasi," ujarnya. (Baca: Truk LPG Terguling Belum Dievakuasi, Exit Tol Ciawi Dialihkan)
Saat ini, proses persiapan masih dilakukan oleh tim Pertamina untuk mengevakuasi tangki elpiji berkapasitas 20 ribu kilogram (20 ton) itu. Aparat kepolisian pun sudah memasang garis polisi disekitar lokasi kecelakaan agar warga tidak mendekati lokasi.
"Saat evakuasi semua ditutup jalur kami tutup sementara hingga proses evakuasi selesai. Soalnya sangat berbahaya sekali, ditambah kondisi cuaca cukup panas," katanya.
(mhd)