Ini Alasan Kedua Kelopak Mata Ilyas Karim Selalu Diplester
A
A
A
JAKARTA - Dalam beberapa kali kesempatan, Veteran perang sekaligus korban penggusuran, Letkol Purnawirawan Ilyas Karim (88) selalu terlihat dengan kelopak mata yang ditempel plester ke keningnya. Ternyata, hal itu sengaja dilakukan pengibar bendera pusaka pertama kali itu karena punya riwayat penyakit katarak.
Anak ketiga Ilyas, Daniel mengatakan, sejatinya, pada usianya yang ke 88 itu, ayahnya kerap dilanda sakit. Salah satu sakit yang dikhawatirkannya itu jantung.
Beruntung sakitnya itu memang belum begitu parah. Sebab, ayahnya itu selalu bersemangat untuk melakukan kontrol akan kesehatannya itu. (Baca: Veteran Pejuang dan Pengibar Pertama Bendera Pusaka Ini Akan Melawan Penggusuran)
"Tiap Minggu itu bapak sering kontrol ke RSPAD memeriksakan kondisi kesehatannya. Dia periksa jantungnya yang sakit itu. Namanya juga sudah berumur yah, jadi ada saja sakitnya," ujarnya saat berbincang di Rawajati Barat, Jakarta Selatan, Jumat (2/9/2016).
Menurutnya, adapun alasan ayahnya itu selalu mengenakan plester di kelopak matanya itu, karena kelopak matanya itu telah copot. Copotnya kelopak mata veteran perang itu terjadi usai Ilyas menjalani operasi katarak.
"Sekarang sudah normal kalau matanya (bisa melihat), dahulu dia katarak. Kalau plester itu karena kelopak matanya copot jadi dikasih itu biar bisa merem melek," tuturnya.
Kini, setelah tahu rumah ayahnya itu dibongkar Pemkot Jakarta Selatan, dia yang tinggal di Semarang itu pun datang ke Jakarta menjemput ayahnya. Dia lantas menghubungi anak keempat Ilyas yang tinggal di kawasan Cakung, Jakarta Timur untuk menampung ayahnya itu.
"Kalau ibu kan sehat-sehat saja. Jadi sekarang bapak sama ibu tinggal di rumah adik saya di Cakung. Masa iya sih kami sebagai anaknya menelantarkan bapak begitu saja sedang rumah yang disayanginya itu dibongkar paksa," tutupnya.
Anak ketiga Ilyas, Daniel mengatakan, sejatinya, pada usianya yang ke 88 itu, ayahnya kerap dilanda sakit. Salah satu sakit yang dikhawatirkannya itu jantung.
Beruntung sakitnya itu memang belum begitu parah. Sebab, ayahnya itu selalu bersemangat untuk melakukan kontrol akan kesehatannya itu. (Baca: Veteran Pejuang dan Pengibar Pertama Bendera Pusaka Ini Akan Melawan Penggusuran)
"Tiap Minggu itu bapak sering kontrol ke RSPAD memeriksakan kondisi kesehatannya. Dia periksa jantungnya yang sakit itu. Namanya juga sudah berumur yah, jadi ada saja sakitnya," ujarnya saat berbincang di Rawajati Barat, Jakarta Selatan, Jumat (2/9/2016).
Menurutnya, adapun alasan ayahnya itu selalu mengenakan plester di kelopak matanya itu, karena kelopak matanya itu telah copot. Copotnya kelopak mata veteran perang itu terjadi usai Ilyas menjalani operasi katarak.
"Sekarang sudah normal kalau matanya (bisa melihat), dahulu dia katarak. Kalau plester itu karena kelopak matanya copot jadi dikasih itu biar bisa merem melek," tuturnya.
Kini, setelah tahu rumah ayahnya itu dibongkar Pemkot Jakarta Selatan, dia yang tinggal di Semarang itu pun datang ke Jakarta menjemput ayahnya. Dia lantas menghubungi anak keempat Ilyas yang tinggal di kawasan Cakung, Jakarta Timur untuk menampung ayahnya itu.
"Kalau ibu kan sehat-sehat saja. Jadi sekarang bapak sama ibu tinggal di rumah adik saya di Cakung. Masa iya sih kami sebagai anaknya menelantarkan bapak begitu saja sedang rumah yang disayanginya itu dibongkar paksa," tutupnya.
(ysw)