Geruduk Trisakti, Preman Bayaran Diberi Upah Rp130 Ribu
A
A
A
JAKARTA - Puluhan preman yang ditangkap Polda Metro Jaya dari Kampus Trisaksti diketahui mendapatkan bayarang Rp130-150.000 per orang. Puluhan massa bayaran ini belakangan diketahui dari berbagai kalangan mulai pekerja laundry, kuli bangunan hingga penjaga lahan kosong.
Massa bayaran yang ditangkap, berasal dari Depok, Simprug, Sudirman, Jakarta Selatan; Jatinegara, dan Bekasi. Salah seorang massa bayaran yang ditangkap Andre Leimena (28) mengatakan, dikoordinir oleh seorang lelaki bernama Zul.
Zul meminta untuk datang ke Universitas Trisakti, namun tidak dijelaskan tujuannya."Saya datang bersama enam orang teman. Dibayar Rp150.000 per orang," kata Andre di Mapolda Metro Jaya, Rabu (24/8/2016).
Hal senada juga dikatakan Mohammad Nurdin (28). Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan yang sedang menganggur ini dibayar Rp130.000 untuk datang ke Trisakti. Dia datang bersama rombongannya sebanyak 38 orang dari Simprug, Jakarta Selatan.
Nurdin mengaku kaget begitu datang keributan sudah terjadi. "Kami itu dibilangnya datang untuk jaga mahasiswa saja," tegasnya. Nurdin menuturkan, ikut bersama teman-temannya ke Trisakti untuk mencari uang tambahan saja.
Selain Nurdin, ada pula Dila penjaga rumah laundry yang sedang libur. Dila terlihat kebingungan ketika polisi mendatanya di Polda Metro Jaya. "Saya sedang off kerja ini hari ini. Mau cari uang tambahan saja," tegasnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap 50 orang yang membuat kericuhan di kampus Trisakti. "Kami sedang menelusuri siapa yang mengkordinir mereka," pungkasnya.
Massa bayaran yang ditangkap, berasal dari Depok, Simprug, Sudirman, Jakarta Selatan; Jatinegara, dan Bekasi. Salah seorang massa bayaran yang ditangkap Andre Leimena (28) mengatakan, dikoordinir oleh seorang lelaki bernama Zul.
Zul meminta untuk datang ke Universitas Trisakti, namun tidak dijelaskan tujuannya."Saya datang bersama enam orang teman. Dibayar Rp150.000 per orang," kata Andre di Mapolda Metro Jaya, Rabu (24/8/2016).
Hal senada juga dikatakan Mohammad Nurdin (28). Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan yang sedang menganggur ini dibayar Rp130.000 untuk datang ke Trisakti. Dia datang bersama rombongannya sebanyak 38 orang dari Simprug, Jakarta Selatan.
Nurdin mengaku kaget begitu datang keributan sudah terjadi. "Kami itu dibilangnya datang untuk jaga mahasiswa saja," tegasnya. Nurdin menuturkan, ikut bersama teman-temannya ke Trisakti untuk mencari uang tambahan saja.
Selain Nurdin, ada pula Dila penjaga rumah laundry yang sedang libur. Dila terlihat kebingungan ketika polisi mendatanya di Polda Metro Jaya. "Saya sedang off kerja ini hari ini. Mau cari uang tambahan saja," tegasnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap 50 orang yang membuat kericuhan di kampus Trisakti. "Kami sedang menelusuri siapa yang mengkordinir mereka," pungkasnya.
(whb)