DKI Klaim Ujicoba Ganjil Genap Kurangi Macet hingga 24,8 Persen
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI mengklaim adanya penurunan kemacetan sekitar 24,8 persen di kawasan Ganjil Genap sejak ujicoba dilakukan pada 27 Juli lalu. Pelanggaran rata-rata dikawasan ganjil-genap yang mencapai sekitar 1.000 kendaraan lantaran belum adanya sanksi.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Sigit Widjatmoko mengatakan, ujicoba ganjil membuahkan hasil yang signifikan. Ujicoba menurunkan delay sekitar 23,6 persen dan kemacetan berkurang 24,8 persen.
Kendati demikian, lanjut Sigit, kondisi tersebut masih fluktuatif dan belum mencapai kondisi stabil. Dia pun yakin bila sanksi penegakan hukum sudah diterapkan, target penurunan kemacetan tercapai.
"Total sepekan pelanggaran mencapai 4.739 pelanggaran. Itu karena belum ada sanksi hanya teguran saja," kata Sigit saat dihubungi, Kamis (4/8/2016).
Idealnya, sistem ganjil genap bisa menurunkan kemacetan sekitar 50 persen. Namun, lantaran dilakukan pengawasan secara manual, kemungkinan berkurang sampai 50 persen sangat kecil.
"Hasil evaluasi sepekan mendapatkan penurunan rata-rata waktu tempuh lebih cepat yang sebanding dengan peningkatan rata-rata kecepatan. Pelanggaran cenderung menurun 9,01 persen. Jadi sosialisasi sudah cukup," ungkapnya.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Sigit Widjatmoko mengatakan, ujicoba ganjil membuahkan hasil yang signifikan. Ujicoba menurunkan delay sekitar 23,6 persen dan kemacetan berkurang 24,8 persen.
Kendati demikian, lanjut Sigit, kondisi tersebut masih fluktuatif dan belum mencapai kondisi stabil. Dia pun yakin bila sanksi penegakan hukum sudah diterapkan, target penurunan kemacetan tercapai.
"Total sepekan pelanggaran mencapai 4.739 pelanggaran. Itu karena belum ada sanksi hanya teguran saja," kata Sigit saat dihubungi, Kamis (4/8/2016).
Idealnya, sistem ganjil genap bisa menurunkan kemacetan sekitar 50 persen. Namun, lantaran dilakukan pengawasan secara manual, kemungkinan berkurang sampai 50 persen sangat kecil.
"Hasil evaluasi sepekan mendapatkan penurunan rata-rata waktu tempuh lebih cepat yang sebanding dengan peningkatan rata-rata kecepatan. Pelanggaran cenderung menurun 9,01 persen. Jadi sosialisasi sudah cukup," ungkapnya.
(ysw)