Tak Puas, Warga Nyaris Hakimi Dokter RS Harapan Bunda
A
A
A
JAKARTA - Usai membacakan pernyataan sikap dihadapan ratusan warga, dokter RS Harapan Bunda, Jakarta Timur berlarian ke dalam rumah sakit. Para dokter itu khawatir karena warga yang datang masih belum puas dengan penjelasan pihak rumah sakit.
Salah satu perwakilan pasien, Agus Siregar mengatakan, aparat wajib mengusut tuntas kasus peredaran vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur. Apalagi ada dugaan kalau pihak rumah sakit terlibat dalam pembelian vaksin palsu dan sudah berlangsung sejak tahun 2003.
"Mana mungkin RS tak tahu soal vaksin palsu. Kami ini korban, RS bukan korban. Sejak 2015, bahkan 2003 lalu itu sudah ada vaksin yang dijual diluaran (dijual suster dan dokter secara pribadi)," ujarnya di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016).
Maka itu, tambah Agus, pihak rumah sakit jangan menutupi tentang peredaran vaksin palsu dikalangan pegawai RS Harapan Bunda. Adapun terkait pernyataan RS Harapan Bunda yang menyebut periode Maret sampai Juni 2016 itu tak bisa dipercaya.
"Asumsi kami itu semua vaksin RS Harapan Bunda palsu. Penentu asli bukannya penegak hukum berdasarkan bukti-bukti. Darimana RS bilang itu asli?" tuturnya.
"Kami minta RS fokus urus kami. Kami minta RS cepat buat posko, dari kemarin janji saja mau buat posko," tutupnya.
Sementara itu, baru saja sejumlah massa melontarkan sejumlah pertanyaan pada pihak RS. Kursi dan meja yang dipakai Ketua Komisi Medis RS Harapan Bunda untuk bermediasi roboh. Penyebabnya, meja dan kursi yang kecil itu dipakai berdiri oleh belasan orang, termasuk dokter, satpam, dan polisi.
Karena terlalu berat, meja pun roboh dan hancur, belasan orang jatuh terjerembab. Namun saat berdiri jajaran Komisi Medis RS Harapan Bunda itu langsung lari ke dalam rumah sakit.
Sementara Ketua Komisi, Seto Anggoro yang berusaha kabur berhasil dicegat massa. Seto Anggoro sempat akan diamuk karena massa kesal atas jawaban yang diberikan pihak RS tidak memuaskan mereka. Beruntung, polisi dan satpam mengawalnya saat warga berlarian mengejarnya masuk ke dalam rumah sakit.
Salah satu perwakilan pasien, Agus Siregar mengatakan, aparat wajib mengusut tuntas kasus peredaran vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur. Apalagi ada dugaan kalau pihak rumah sakit terlibat dalam pembelian vaksin palsu dan sudah berlangsung sejak tahun 2003.
"Mana mungkin RS tak tahu soal vaksin palsu. Kami ini korban, RS bukan korban. Sejak 2015, bahkan 2003 lalu itu sudah ada vaksin yang dijual diluaran (dijual suster dan dokter secara pribadi)," ujarnya di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016).
Maka itu, tambah Agus, pihak rumah sakit jangan menutupi tentang peredaran vaksin palsu dikalangan pegawai RS Harapan Bunda. Adapun terkait pernyataan RS Harapan Bunda yang menyebut periode Maret sampai Juni 2016 itu tak bisa dipercaya.
"Asumsi kami itu semua vaksin RS Harapan Bunda palsu. Penentu asli bukannya penegak hukum berdasarkan bukti-bukti. Darimana RS bilang itu asli?" tuturnya.
"Kami minta RS fokus urus kami. Kami minta RS cepat buat posko, dari kemarin janji saja mau buat posko," tutupnya.
Sementara itu, baru saja sejumlah massa melontarkan sejumlah pertanyaan pada pihak RS. Kursi dan meja yang dipakai Ketua Komisi Medis RS Harapan Bunda untuk bermediasi roboh. Penyebabnya, meja dan kursi yang kecil itu dipakai berdiri oleh belasan orang, termasuk dokter, satpam, dan polisi.
Karena terlalu berat, meja pun roboh dan hancur, belasan orang jatuh terjerembab. Namun saat berdiri jajaran Komisi Medis RS Harapan Bunda itu langsung lari ke dalam rumah sakit.
Sementara Ketua Komisi, Seto Anggoro yang berusaha kabur berhasil dicegat massa. Seto Anggoro sempat akan diamuk karena massa kesal atas jawaban yang diberikan pihak RS tidak memuaskan mereka. Beruntung, polisi dan satpam mengawalnya saat warga berlarian mengejarnya masuk ke dalam rumah sakit.
(ysw)