Pencangkul Enno Bawa Guru-Teman Kelas untuk Ringankan Hukuman
A
A
A
TANGERANG - Terdakwa kasus pembunuhan sadis Enno Parihah, Rahmat Alim (16) menangis histeris saat dikunjungi guru dan teman sekelasnya di Gedung Pengadilan Negeri (PN) Tangerang.
Guru dan teman sekelasnya dihadirkan sebagai saksi pembelaan terhadap terdakwa. "Tadi sebelum mulai sidang, anak itu langsung meluk saya, wali kelasnya Ahmad Hafidz dan teman-temannya Opi dan Husnul Khotimah," ungkap Kepala SMP El-Marzukiyah Aping kepada wartawan, Kamis (9/6/2016).
Rahmat langsung memeluk dan mencium tangan gurunya. Lalu melihat keadaan yang penuh emosi itu, kedua teman sekelasnya juga ikut menangis."Dia enggak bilang apa-apa, saya bilang sudah jangan menangis. Tapi dia hanya terus menangis dipelukan gurunya," kata Aping.
Dalam kesempatan itu, Aping pun berpesan kepada Rahmat agar tetap berkata sejujurnya tanpa harus takut pada siapa pun. Sebab pihak sekolah berkeyakinan, bila Rahmat hanyalah korban dari salah tangkap.
"Saya bilang, tetap berkata yang sejujurnya. Jangan ada yang ditutupi, biar gimana pun saya yakin dia hanya salah tangkap," ujar Aping.
Sementara, Aping membawa serta wali kelas dan kedua teman Rahmat untuk sebagai saksi yang meringankan atau membelanya.
Di persidangan, Aping mengaku akan menceritakan keseharian Rahmat yang dinilainya baik dan jauh dari ciri-ciri pembunuh sadis seperti yang dikatakan banyak pihak.
Guru dan teman sekelasnya dihadirkan sebagai saksi pembelaan terhadap terdakwa. "Tadi sebelum mulai sidang, anak itu langsung meluk saya, wali kelasnya Ahmad Hafidz dan teman-temannya Opi dan Husnul Khotimah," ungkap Kepala SMP El-Marzukiyah Aping kepada wartawan, Kamis (9/6/2016).
Rahmat langsung memeluk dan mencium tangan gurunya. Lalu melihat keadaan yang penuh emosi itu, kedua teman sekelasnya juga ikut menangis."Dia enggak bilang apa-apa, saya bilang sudah jangan menangis. Tapi dia hanya terus menangis dipelukan gurunya," kata Aping.
Dalam kesempatan itu, Aping pun berpesan kepada Rahmat agar tetap berkata sejujurnya tanpa harus takut pada siapa pun. Sebab pihak sekolah berkeyakinan, bila Rahmat hanyalah korban dari salah tangkap.
"Saya bilang, tetap berkata yang sejujurnya. Jangan ada yang ditutupi, biar gimana pun saya yakin dia hanya salah tangkap," ujar Aping.
Sementara, Aping membawa serta wali kelas dan kedua teman Rahmat untuk sebagai saksi yang meringankan atau membelanya.
Di persidangan, Aping mengaku akan menceritakan keseharian Rahmat yang dinilainya baik dan jauh dari ciri-ciri pembunuh sadis seperti yang dikatakan banyak pihak.
(whb)