Harga Kebutuhan Pokok Naik, Ini Saran Sandiaga Uno untuk Pemprov DKI

Jum'at, 27 Mei 2016 - 22:01 WIB
Harga Kebutuhan Pokok...
Harga Kebutuhan Pokok Naik, Ini Saran Sandiaga Uno untuk Pemprov DKI
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta harus mewaspadai lonjakan harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar menjelang Ramadhan. Permintaan ini disampaikan bakal calon (balon) Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno mengatakan, kebutuhan masyarakat harus dapat diimbangi dengan jumlah stok kebutuhan pokok di pasar-pasar. Sehingga kenaikan harga menjelang Ramadhan dan Lebaran bisa dikontrol.

Menurut Sandiaga Uno, sekalipun pemerintah pusat melakukan beberapa kebijakan praktis dengan menyediakan beberapa paket ekonomi. Namun tanpa adanya implementasi dan pasokan yang tidak stabil membuat harga menjadi mahal.

"Rantai distribusi kita terlalu panjang, kita harus berani memotong. Jadi bisa langsung dari produsen ke pedagang dan konsumen," kata Sandiaga Uno kepada wartawan di Jakarta, Jumat (27/5/2016). Sandiaga Uno melanjutkan, gencarnya operasi pasar secara masif juga bisa dilakukan.

Barang impor, kata Sandiago, bisa dilakukan untuk menjamin ke stabilan harga. Memang diakui cara ini adalah pil pahit bagi produsen lokal, namun dengan cara ini,kebutuhan dan harga tetap terjaga.

"Pemprov DKI Jakarta harus tegas dan berani dalam menyikapi permainan para spekulan dan kartel. Operasi rutin dengan kerja sama dengan aparat berwajib harus dilakukan untuk mencegah oknum pasar dalam memainkan barang," tegasnya.

Untuk diketahui menjelang Ramdhan, kebutuhan pasar menjadi meningkat. Kondisi ini membuat nilai kebutuhan pokok menjadi tinggi, sementara ketersedian barang belum mencukupi.

Pantauan Sindonews, sepekan menjelang Ramadhan, peningkatan harga pasar mulai terjadi, tak hanya beras dan daging. Bumbu dapur seperti bawang, cabai, hingga palawija ikut merangkak naik seiring dengan barang lainnya seperti gula dan minyak kelapa.

Suyanto (33) pedagang ayam di kawasan Pasar Cengkareng, Jakarta Barat misalnya, mengaku sudah beberapa hari terakhir ayam potong di jualnya mengalami peningkatan, dari mulai Rp20-22.000, naik sekitar Rp2.000 per kilonya.

Sekalipun mengalami kenaikan, namun Suyanto menyakini pembeli masih relatif stabil dan belum mengeluh. Ini tak lain, lantaran kenaikan masih dianggap wajar. "Kalau sudah Rp25.000, baru dianggap enggak wajar," ujar Suyanto dilapaknya
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8354 seconds (0.1#10.140)