Ribuan Warga Gusuran Gelar Kongres Tolak Ahok
A
A
A
JAKARTA - Ribuan warga korban gusuran dari 33 kelurahan di Jakarta menggelar aksi tolak penggusuran yang kerap dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Kongres dilakukan di kolong Tol Pelabuhan, tepatnya di seputaran Halte Busway Jembatan Tiga, Penjaringan, Jakut.
Ribuan orang yang berasal dari 33 kelurahan yang ada di Jakarta ini, seperti dari kawasan Pasar Ikan dan Kalijodo bersama-sama berteriak di bawah jembatan mendengungkan kata "Tolak Penggusuran".
Ketua Umum Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) Marlo Sitompul mengatakan, kongres ini merupakan salah satu penyatu rakyat yang menjadi korban gusuran. Mereka berkumpul menuntut agar Ahok tak sewenang-wenang dalam membuat kebijakan.
"Kami akan lawan Ahok si raja gusur, kita bisa lihat (kampung) Akuarium, Kalijodo, dan daerah gusuran lainnya. Kini daerahnya menjadi terlantar, tak diapa-apakan setelah digusur oleh Pemprov DKI," ujarnya pada wartawan di lokasi, Minggu (15/5/2016).
Menurutnya, ribuan warga yang berkumpul dalam kongres tersebut merupakan warga miskin. Namun, ada sebagian warga yang sejatinya memiliki sertifikat tanah dan rumahnya, tapi tempatnya itu malah digusur Pemrpov DKI dan tak diberikan ganti apapun.
"Maka itu, kita gelar kongres ini tolak penggusuran ini. Kita melakukan kesepakatan bersama dan seruan bersama untuk menghadapi penggusuran," tutupnya.
Ribuan orang yang berasal dari 33 kelurahan yang ada di Jakarta ini, seperti dari kawasan Pasar Ikan dan Kalijodo bersama-sama berteriak di bawah jembatan mendengungkan kata "Tolak Penggusuran".
Ketua Umum Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) Marlo Sitompul mengatakan, kongres ini merupakan salah satu penyatu rakyat yang menjadi korban gusuran. Mereka berkumpul menuntut agar Ahok tak sewenang-wenang dalam membuat kebijakan.
"Kami akan lawan Ahok si raja gusur, kita bisa lihat (kampung) Akuarium, Kalijodo, dan daerah gusuran lainnya. Kini daerahnya menjadi terlantar, tak diapa-apakan setelah digusur oleh Pemprov DKI," ujarnya pada wartawan di lokasi, Minggu (15/5/2016).
Menurutnya, ribuan warga yang berkumpul dalam kongres tersebut merupakan warga miskin. Namun, ada sebagian warga yang sejatinya memiliki sertifikat tanah dan rumahnya, tapi tempatnya itu malah digusur Pemrpov DKI dan tak diberikan ganti apapun.
"Maka itu, kita gelar kongres ini tolak penggusuran ini. Kita melakukan kesepakatan bersama dan seruan bersama untuk menghadapi penggusuran," tutupnya.
(ysw)