Libur Panjang, Puncak dan Kota Bogor Dikepung Macet
A
A
A
BOGOR - Libur panjang membuat lalu lintas di jalur Puncak dan sejumlah ruas jalan wilayah Bogor pada umumnya mengalami kemacetan parah hingga mencapai 8 kilometer.
Bahkan berdasarkan informasi dihimpun, puluhan ribu kendaraan sudah menyerbu wilayah Bogor, khususnya kawasan Puncak sejak pagi hari. Itu terpantau dari antrean kendaraan dari arah Jakarta yang hendak memasuki Jalan Raya Puncak melalui pintu keluar atau Gerbang Tol (GT) Utama Ciawi.
Puluhan ribu kendaraan terlihat merayap saat keluar melalui GT Utama Ciawi dengan kemacetan terjadi mulai Km 41 tol Jagorawi hingga kawasan Puncak, tepatnya Cipayung, Megamendung, Kabupaten Bogor. Kemudian anteran kendaraan pun terlihat di jalur Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).
Meski pihak PT Jasa Marga memaksimalkan seluruh pintu GT Ciawi sebanyak delapan gate, antrean kendaraan tetap saja terjadi. Tak hanya itu, tepat pukul 08.00 WIB, Satuan Lalu Lintas Polres Bogor juga melakukan rekayasa lalu lintas dengan tujuan mengurai kemacetan di jalur Puncak dan Ciawi-Sukabumi.
Namun tetap saja, kemacetan tidak terurai secara signifikan dikarenakan tak seimbangnya kapasitas jalan dengan meningkatnya volume kendaraan yang datang dari arah Jakarta. “Tidak menyangka kemacetan selama ini, dari mulai pintu tol sampai ke Megamendung, hampir tiga jam. Padahal kami sudah berangkat sejak subuh dari Bekasi,” ujar Ramdan (43) warga Bekasi yang hendak berwisata ke kawasan Taman Safari Indonesia, Cisarua, Kabuapten Bogor bersama keluarganya saat ditemui di simpang Megamendung, Puncak, Jumat (6/5/2016).
Hal senada diungkapkan, Rahman, 45, warga Depok. Dia mengaku hendak berlibur ke kawasan wisata Lido Cigombong, Kabupaten Bogor, namun terjebak kemacetan sebelum GT Utama Ciawi. “Biasanya waktu tempuh dari Ciawi menuju Caringin 30 menit, ini sudah lebih dari satu jam kita baru melintas Pasar Ciawi. Seharusnya kondisi seperti ini tidak perlu terjadi jika diantisipasi sebelumnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor AKP Bramastyo Priaji mengaku peningkatan secara signifikan terjadi sejak Kamis, 5 Mei 2016 malam hingga Jumat (6/5/2016) pagi. “Rekayasa lalu lintas berupa pemberlakuan one way (satu arah) dengan pendorongan (memprioritaskan kendaran) dari arah Jakarta menuju Puncak pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB,” katanya.
Bramstyo mengungkapkan antrean terjadi akibat meningkatnya volume kendaraan dari arah Jakarta yang tak seimbang dengan kapasitas jalan yang mengalami penyempitan bottle neck mulai dari Simpang Gadog, Ciawi. “Sehingga terjadi antrean kendaraan yang hendak ke atas, kemudian terjadi antrean kembali mulai dari Megamendung hingga Pasar Cisarua dan simpang TSI. Sedangkan dari arah Puncak menuju Jakarta lancar,” jelasnya.
Hambatan juga terjadi dikawasan Pasar Cisarua, selain banyaknya penyeberang jalan, pedagang kaki lima dan angkutan kota (angkot) yang memakan badan jalan juga memperparah kemacetan. Sehingga kendaraan melambat dan terjadi antrean. “One way arah Puncak dengan melakukan penutupan di titik pending tepatnya kawasan Pengasoan (Riung Gunung). Jalur dinormalkan kembali pada pukul 11.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, kemudian hingga pukul 20.00 WIB kita tutup jalur dari arah Jakarta menuju Puncak, tepatnya di KM 46,” katanya.
Sementara itu, kemacetan parah juga terjadi di Kota Bogor. Pasalnya, sejak hari pertama libur panjang hingga kemarin arus lalu lintas mulai dari GT Bogor Satelite (Baranangsiang) terjadi antrean panjang. Tak hanya itu kemacetan juga terjadi saat memasuki Jalan Raya Pajajaran dan sejumlah ruas jalan protokol dan alternatif di Kota Bogor.
Bahkan Sistem Satu Arah (SSA) yang diberlakukan sejak awal April secara permanen oleh Pemkot Bogor nyaris tak berfungsi mengurai kemacetan seperti yang diharapkan. Selain dikarenakan meningkatnya jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bogor, kemacetan parah juga diakibatkan bottle neck di Jalan Ottista dan banyaknya kendaraan pribadi yang parkir di kiri-kanan ruas jalur SSA.
Bahkan berdasarkan informasi dihimpun, puluhan ribu kendaraan sudah menyerbu wilayah Bogor, khususnya kawasan Puncak sejak pagi hari. Itu terpantau dari antrean kendaraan dari arah Jakarta yang hendak memasuki Jalan Raya Puncak melalui pintu keluar atau Gerbang Tol (GT) Utama Ciawi.
Puluhan ribu kendaraan terlihat merayap saat keluar melalui GT Utama Ciawi dengan kemacetan terjadi mulai Km 41 tol Jagorawi hingga kawasan Puncak, tepatnya Cipayung, Megamendung, Kabupaten Bogor. Kemudian anteran kendaraan pun terlihat di jalur Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).
Meski pihak PT Jasa Marga memaksimalkan seluruh pintu GT Ciawi sebanyak delapan gate, antrean kendaraan tetap saja terjadi. Tak hanya itu, tepat pukul 08.00 WIB, Satuan Lalu Lintas Polres Bogor juga melakukan rekayasa lalu lintas dengan tujuan mengurai kemacetan di jalur Puncak dan Ciawi-Sukabumi.
Namun tetap saja, kemacetan tidak terurai secara signifikan dikarenakan tak seimbangnya kapasitas jalan dengan meningkatnya volume kendaraan yang datang dari arah Jakarta. “Tidak menyangka kemacetan selama ini, dari mulai pintu tol sampai ke Megamendung, hampir tiga jam. Padahal kami sudah berangkat sejak subuh dari Bekasi,” ujar Ramdan (43) warga Bekasi yang hendak berwisata ke kawasan Taman Safari Indonesia, Cisarua, Kabuapten Bogor bersama keluarganya saat ditemui di simpang Megamendung, Puncak, Jumat (6/5/2016).
Hal senada diungkapkan, Rahman, 45, warga Depok. Dia mengaku hendak berlibur ke kawasan wisata Lido Cigombong, Kabupaten Bogor, namun terjebak kemacetan sebelum GT Utama Ciawi. “Biasanya waktu tempuh dari Ciawi menuju Caringin 30 menit, ini sudah lebih dari satu jam kita baru melintas Pasar Ciawi. Seharusnya kondisi seperti ini tidak perlu terjadi jika diantisipasi sebelumnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor AKP Bramastyo Priaji mengaku peningkatan secara signifikan terjadi sejak Kamis, 5 Mei 2016 malam hingga Jumat (6/5/2016) pagi. “Rekayasa lalu lintas berupa pemberlakuan one way (satu arah) dengan pendorongan (memprioritaskan kendaran) dari arah Jakarta menuju Puncak pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB,” katanya.
Bramstyo mengungkapkan antrean terjadi akibat meningkatnya volume kendaraan dari arah Jakarta yang tak seimbang dengan kapasitas jalan yang mengalami penyempitan bottle neck mulai dari Simpang Gadog, Ciawi. “Sehingga terjadi antrean kendaraan yang hendak ke atas, kemudian terjadi antrean kembali mulai dari Megamendung hingga Pasar Cisarua dan simpang TSI. Sedangkan dari arah Puncak menuju Jakarta lancar,” jelasnya.
Hambatan juga terjadi dikawasan Pasar Cisarua, selain banyaknya penyeberang jalan, pedagang kaki lima dan angkutan kota (angkot) yang memakan badan jalan juga memperparah kemacetan. Sehingga kendaraan melambat dan terjadi antrean. “One way arah Puncak dengan melakukan penutupan di titik pending tepatnya kawasan Pengasoan (Riung Gunung). Jalur dinormalkan kembali pada pukul 11.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, kemudian hingga pukul 20.00 WIB kita tutup jalur dari arah Jakarta menuju Puncak, tepatnya di KM 46,” katanya.
Sementara itu, kemacetan parah juga terjadi di Kota Bogor. Pasalnya, sejak hari pertama libur panjang hingga kemarin arus lalu lintas mulai dari GT Bogor Satelite (Baranangsiang) terjadi antrean panjang. Tak hanya itu kemacetan juga terjadi saat memasuki Jalan Raya Pajajaran dan sejumlah ruas jalan protokol dan alternatif di Kota Bogor.
Bahkan Sistem Satu Arah (SSA) yang diberlakukan sejak awal April secara permanen oleh Pemkot Bogor nyaris tak berfungsi mengurai kemacetan seperti yang diharapkan. Selain dikarenakan meningkatnya jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bogor, kemacetan parah juga diakibatkan bottle neck di Jalan Ottista dan banyaknya kendaraan pribadi yang parkir di kiri-kanan ruas jalur SSA.
(whb)