Operasional Bus Transjakarta Dinilai Percuma
A
A
A
JAKARTA - Integrasi bus Transjakarta dengan stasiun kereta api dinilai PT KAI Comuter Jabodetabek belum tuntas. PT Trasnportasi Jakarta (Transjakarta) diminta mengedepankan kajian dan sosialisasi agar angkutan umumnya dapat membantu perjalanan masyarakat.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike mengatakan, untuk mengurai kemacetan di Jakarta memang membutuhkan sebuah integrasi terhadap seluruh moda transportasi massal. Untuk itu, dia mengapresiasi, PT Transjakarta yang sudah mulai mencoba mengintegrasikan operasional bus Transjakarta dengan sejumlah stasiun kereta api pasca adanya penambahan bus dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Namun, dia meminta agar integrasi yang dilakukan mengedepankan kajian kebutuhan penumpang dan sosialisasi. Sehingga, operasional bus tidak terkesan percuma.
"Pernyataan PT KCJ itu bukti tidak adanya kajian dan sosialisasi terhadap integrasi bus dengan kereta api," kata Yuke Yurike saat dihubungi, Rabu 20 April 2016.
Yuke menjelaskan, integrasi bus TransJakarta dengan moda transportasi massal lainnya tidak sampai dengan hanya menyediakan bus-nya saja. PT Transjakarta harus menyiapkan halte dan mengintegrasikan satu kali tiket pembayaran antara bus dan moda transportasi lainnya.
Selain itu, kata politikus PDIP ini, PT Transjakarta juga wajib menyediakan informasi waktu kedatangan bus di halte-halte dan di dalam aplikasi.
"Jadi operasional bus tepat sasaran. Sebagai Ibu Kota, Jakarta masih menjadi kota termahal biaya transportasinya. 30 persen penghasilan warga Jakarta habis untuk naik transportasi. Idealnya itu tidak lebih dari 10 persen," ungkapnya.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta, Andri Yansyah mengakui bila integrasi bus Transjakarta dengan kereta api yang dilakukan oleh PT Transjakarta belum sempurna. Menurutnya, integrasi yang dilakukan ini merupakan tahap awal dari integrasi moda transportasi massal lainnya.
"Kami berterimakasih untuk masukan-masukan perihal operasional bus TransJakarta. Kami juga akan menegur direksi PT Transportasi Jakarta perihal kurangnya kordinasi dan sosialisasi kepada piak terkait lainnya," ungkapnya.
Andri menuturkan, dalam rangka meningkatkan pelayanan bus TransJakarta, pihaknya pasti akan mengoperasikan diseluruh stasiun, khususnya yang banyak penumpang dan melengkapinya dengan halte di setiap stasiun. Termasuk merevitalisasi halte yang sudah ada lengkap dengan fasilitasnya.
Namun, kata Andri, semua itu membutuhkan revitalisasi angkutan umum. Sehingga, semua angkutan umum berada di bawah PT Transportasi Jakarta dan dibayar perkilometer Rp3.500.
"Kami sudah punya TransJabodetabek. Kami juga meminta pemerintah daerah tetangan mewajibkan warganya untuk menggunakan angkutan umum ke Jakarta. Kami targetkan 2018 semua suda beres, terintegrasi dengan semua moda transportasi," jelasnya.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike mengatakan, untuk mengurai kemacetan di Jakarta memang membutuhkan sebuah integrasi terhadap seluruh moda transportasi massal. Untuk itu, dia mengapresiasi, PT Transjakarta yang sudah mulai mencoba mengintegrasikan operasional bus Transjakarta dengan sejumlah stasiun kereta api pasca adanya penambahan bus dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Namun, dia meminta agar integrasi yang dilakukan mengedepankan kajian kebutuhan penumpang dan sosialisasi. Sehingga, operasional bus tidak terkesan percuma.
"Pernyataan PT KCJ itu bukti tidak adanya kajian dan sosialisasi terhadap integrasi bus dengan kereta api," kata Yuke Yurike saat dihubungi, Rabu 20 April 2016.
Yuke menjelaskan, integrasi bus TransJakarta dengan moda transportasi massal lainnya tidak sampai dengan hanya menyediakan bus-nya saja. PT Transjakarta harus menyiapkan halte dan mengintegrasikan satu kali tiket pembayaran antara bus dan moda transportasi lainnya.
Selain itu, kata politikus PDIP ini, PT Transjakarta juga wajib menyediakan informasi waktu kedatangan bus di halte-halte dan di dalam aplikasi.
"Jadi operasional bus tepat sasaran. Sebagai Ibu Kota, Jakarta masih menjadi kota termahal biaya transportasinya. 30 persen penghasilan warga Jakarta habis untuk naik transportasi. Idealnya itu tidak lebih dari 10 persen," ungkapnya.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta, Andri Yansyah mengakui bila integrasi bus Transjakarta dengan kereta api yang dilakukan oleh PT Transjakarta belum sempurna. Menurutnya, integrasi yang dilakukan ini merupakan tahap awal dari integrasi moda transportasi massal lainnya.
"Kami berterimakasih untuk masukan-masukan perihal operasional bus TransJakarta. Kami juga akan menegur direksi PT Transportasi Jakarta perihal kurangnya kordinasi dan sosialisasi kepada piak terkait lainnya," ungkapnya.
Andri menuturkan, dalam rangka meningkatkan pelayanan bus TransJakarta, pihaknya pasti akan mengoperasikan diseluruh stasiun, khususnya yang banyak penumpang dan melengkapinya dengan halte di setiap stasiun. Termasuk merevitalisasi halte yang sudah ada lengkap dengan fasilitasnya.
Namun, kata Andri, semua itu membutuhkan revitalisasi angkutan umum. Sehingga, semua angkutan umum berada di bawah PT Transportasi Jakarta dan dibayar perkilometer Rp3.500.
"Kami sudah punya TransJabodetabek. Kami juga meminta pemerintah daerah tetangan mewajibkan warganya untuk menggunakan angkutan umum ke Jakarta. Kami targetkan 2018 semua suda beres, terintegrasi dengan semua moda transportasi," jelasnya.
(mhd)