Usai Digusur Pemprov DKI, Kawasan Ini Terbengkalai
A
A
A
JAKARTA - Meski telah melakukan pembongkaran di sejumlah kawasan, Pemprov DKI sepertinya belum serius melakukan pembangunan. Akibatnya banyak kawasan pembongkaran dibiarkan terbengkalai.
Pantauan KORAN SINDO pada Selasa, 12 April 2016 kemarin, pascapembongkaran di kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, tanda-tanda pembangunan pun belum terlihat sama sekali. Puing-puing bangunan masih tampak berserakan di kawasan seluas 3 hektare itu.
Begitupun dengan kondisi air laut yang mulai meluap, dan membanjiri kawasan tersebut. Hingga saat ini belum jelas, pembongkaran di kawasan itu mau diarahkan ke mana, apakah untuk revitalisasi wisata bahari, atau pencegahan banjir.
"Ini sama saja bohong. Alasanya mau menata, tapi sampai sekarang pembangunan belum juga dilakukan," keluh Maman (38) warga RW 04 di kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin.Sekretaris Pengurus Masjid Luar Batang Mansyur menegaskan, sejak awal rencana pembongkaran yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta di kawasan Luar Batang, dirinya sangat tidak setuju.
Terlebih dalam pembongkaran ini, masjid luar batang di jadikan tumbal untuk membongkar ribuan warga."Apa lah artinya kalau misalnya penataan masjid, harus mengorbankan warga sekitar. Esensi masjid akan engga ada," keluhnya. Menanggapi
tahap II pembongkaran yang akan meratakan bangunan di sekitar masjid, Mansyur menilai pembongkaran yang dilakukan pemprov terhadap kawasan ini, membuat masjid semakin sepi.
Pasalnya selama keberadaannya, kegiatan masjid selama ini disupport oleh warga sekitar. Hal sependapat dilontarkan oleh pengamat perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriatna sebelumnya. Yayat mengatakan, pembongkaran yang dilakukan tidak akan mampu membuat kawasan wisata bahari yang dijanjikan oleh Pemprov menjadi hidup.
Terlebih dalam hal ini, kampung nelayan yang selama ini menjadi basis di kawasan Luar Batang menjadi hilang.Dihubungi secara terpisah, Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi dan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Efendi memilih enggan berkomentar
lebih terkait rencana pembangunan yang dilakukan pascapembongkaran di dua tempat.
Keduanya, memilih enggan mengangkat telepon dan membalas SMS dari sejumlah awak media yang bermaksud menanyakan itu. Di bagian lain, kondisi serupa juga terlihat di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, serta kolong tol Prof Soedatmo sebulan sebelumnya. Pembangunan belum dilakukan di dua kawasan itu.
Tersiar kabar, grand desaign Taman Kalijodo terpaksa harus diubah, setelah perjanjian dengan pihak pengembang diubah. Alhasil di dua kawasan itu, sampah bekas puing itu pun dibiarkan berserakan. Di Kalijodo sendiri, pembangunan baru terlihat membenahi jalan inspeksi yang rusak pascadilewati sejumlah alat berat.
Pantauan KORAN SINDO pada Selasa, 12 April 2016 kemarin, pascapembongkaran di kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, tanda-tanda pembangunan pun belum terlihat sama sekali. Puing-puing bangunan masih tampak berserakan di kawasan seluas 3 hektare itu.
Begitupun dengan kondisi air laut yang mulai meluap, dan membanjiri kawasan tersebut. Hingga saat ini belum jelas, pembongkaran di kawasan itu mau diarahkan ke mana, apakah untuk revitalisasi wisata bahari, atau pencegahan banjir.
"Ini sama saja bohong. Alasanya mau menata, tapi sampai sekarang pembangunan belum juga dilakukan," keluh Maman (38) warga RW 04 di kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin.Sekretaris Pengurus Masjid Luar Batang Mansyur menegaskan, sejak awal rencana pembongkaran yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta di kawasan Luar Batang, dirinya sangat tidak setuju.
Terlebih dalam pembongkaran ini, masjid luar batang di jadikan tumbal untuk membongkar ribuan warga."Apa lah artinya kalau misalnya penataan masjid, harus mengorbankan warga sekitar. Esensi masjid akan engga ada," keluhnya. Menanggapi
tahap II pembongkaran yang akan meratakan bangunan di sekitar masjid, Mansyur menilai pembongkaran yang dilakukan pemprov terhadap kawasan ini, membuat masjid semakin sepi.
Pasalnya selama keberadaannya, kegiatan masjid selama ini disupport oleh warga sekitar. Hal sependapat dilontarkan oleh pengamat perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriatna sebelumnya. Yayat mengatakan, pembongkaran yang dilakukan tidak akan mampu membuat kawasan wisata bahari yang dijanjikan oleh Pemprov menjadi hidup.
Terlebih dalam hal ini, kampung nelayan yang selama ini menjadi basis di kawasan Luar Batang menjadi hilang.Dihubungi secara terpisah, Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi dan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Efendi memilih enggan berkomentar
lebih terkait rencana pembangunan yang dilakukan pascapembongkaran di dua tempat.
Keduanya, memilih enggan mengangkat telepon dan membalas SMS dari sejumlah awak media yang bermaksud menanyakan itu. Di bagian lain, kondisi serupa juga terlihat di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, serta kolong tol Prof Soedatmo sebulan sebelumnya. Pembangunan belum dilakukan di dua kawasan itu.
Tersiar kabar, grand desaign Taman Kalijodo terpaksa harus diubah, setelah perjanjian dengan pihak pengembang diubah. Alhasil di dua kawasan itu, sampah bekas puing itu pun dibiarkan berserakan. Di Kalijodo sendiri, pembangunan baru terlihat membenahi jalan inspeksi yang rusak pascadilewati sejumlah alat berat.
(whb)