PDIP Sebut Ahok Kian Arogan Pimpin Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Penggusuran pemukiman Pasar Ikan, Luar batang, Penjaringan, Jakarta Utara yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dinilai tidak manusiawi. Selain dilakukan secara arogan, ratusan penduduk terancam kehilangan mata pencaharian.
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan Sereida Tambunan menyayangkan sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang kian arogan memainkan kekuasaan untuk mengambil sebuah kebijakan, khususnya dalam menggusur warga pemukiman padat. Menurut Seride, Ahok dalam melakukan penggusuran tidak lagi melakukan pendektan persuasif dan memikirkan kehidupan warga yang dipindahkan seperti yang dilakukan Jokowi saat menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.
Padahal, memindahkan orang dari tempat tinggalnya selama berpuluh-puluh tahun itu tidak selesai dengan hanya memberikan Rumah Susun Sewa (Rusunawa). Apalagi mengadu warga dengan aparat penegak hukum.
“Kami mengecam tindakan Ahok dalam melakukan penggusuran. Sudah sering kami diamkan tetapi semakin menjadi,” kata Sereida di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (11/4/2016).
Perempuan yang menjadi anggota Departemen Kerakyatan DPP PDI Perjuangan itu menjelaskan, pada prinsipnya masyarakat itu mau ditertibkan apabila dikomunikasikan dengan baik dan diberikan solusi apabila mata penchariannya hilang akibat penggusuran.
Seperti misalnya dalam menggusur pemukiman pasar ikan Luar batang yang dilakukan tadi pagi. Mayoritas masyarakat di sana bermata pencaharian menjual ikan dan sebagainya. Sayangnya, Ahok tidak memikirikan hal itu.
Serieda memprediksi bila kebijakan Ahok soal penggusuran malah menimbulkan masalah sosial baru di kemudian hari. Hal itupun sudah terbukti dalam menggusur kawasan Kalijodo. Banyak warga yang dipindahkan ke Rusunawa mengalami kemiskinan lebih parah lantaran tidak memiliki mata pencarian untuk bertahan hidup.
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan Sereida Tambunan menyayangkan sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang kian arogan memainkan kekuasaan untuk mengambil sebuah kebijakan, khususnya dalam menggusur warga pemukiman padat. Menurut Seride, Ahok dalam melakukan penggusuran tidak lagi melakukan pendektan persuasif dan memikirkan kehidupan warga yang dipindahkan seperti yang dilakukan Jokowi saat menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.
Padahal, memindahkan orang dari tempat tinggalnya selama berpuluh-puluh tahun itu tidak selesai dengan hanya memberikan Rumah Susun Sewa (Rusunawa). Apalagi mengadu warga dengan aparat penegak hukum.
“Kami mengecam tindakan Ahok dalam melakukan penggusuran. Sudah sering kami diamkan tetapi semakin menjadi,” kata Sereida di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (11/4/2016).
Perempuan yang menjadi anggota Departemen Kerakyatan DPP PDI Perjuangan itu menjelaskan, pada prinsipnya masyarakat itu mau ditertibkan apabila dikomunikasikan dengan baik dan diberikan solusi apabila mata penchariannya hilang akibat penggusuran.
Seperti misalnya dalam menggusur pemukiman pasar ikan Luar batang yang dilakukan tadi pagi. Mayoritas masyarakat di sana bermata pencaharian menjual ikan dan sebagainya. Sayangnya, Ahok tidak memikirikan hal itu.
Serieda memprediksi bila kebijakan Ahok soal penggusuran malah menimbulkan masalah sosial baru di kemudian hari. Hal itupun sudah terbukti dalam menggusur kawasan Kalijodo. Banyak warga yang dipindahkan ke Rusunawa mengalami kemiskinan lebih parah lantaran tidak memiliki mata pencarian untuk bertahan hidup.
(whb)