Gusur Luar Batang, Ratna Sarumpaet Nilai Ahok Semena-mena
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai semena-mena dalam penggusuran di Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Pasalnya, Ahok tidak pernah mempertimbangkan keberadaan warga Pasar Ikan Luar Batang.
"Ini menjadi sangat salah, Pemda belum menyelesaikan urusan dan tak ikut aturan serta undang-undang. Tapi SP (Surat peringatan) melompat-lompat diberikan mendadak," kata aktivis Ratna Sarumpaet di lokasi penggusuran, Senin (11/4/2016).
Ratna juga mempertanyakan sikap Ahok yang membawa puluhan ribu aparat untuk melakukan penggusuran itu. Padahal, masyaraat sekitar belum pernah diajak dialok.
"Harusnya diajak dialog dahulu masyarakat, agar warga tahu, rencana pemerintah itu apa, mau dijadikan apa. Ini sekarang mereka digusur tanpa tahu mau dijadikan apa tempat lahirnya," tuturnya.
Dia menilai, rencana Ahok untuk mempercantik kawasan itu bagus. Namun, mantan Bupati Bangka Belitung Timur itu salam memahami kebudayaan yang ada di Jakarta. Karena, Ahok sama saja mematikan masjid karena warganya dipaksa untuk masuk rusun.
Usai berhasil menggusur warga kampung Luar Batang, proyek reklamasi bakal dilanjutkan. Ratna curiga dengan iklan reklamasi yang terus-terusan dipajang di China, Taiwan, Hongkong, Jepang, dan negara lainnya.
"Sekarang masyarakat dijauhkan dari masjid, emang masjid itu pajangan? Ahok mau mempercantik, bikin parkir, dirikan plaza, apa gunanya bagi masjid? Rakyat enggak butuh parkir, enggak butuh menara-menara tinggi. Lah yang bakal menginap di hotel-hotel di pulau reklamasi itukan China dan wisatawan luar negeri, emang mereka mau salat?" tanya Ratna.
Menurutnya, Ahok sengaja menyingkirkan masyarakat demi cita-cita mewujudkan pelabuhan Sunda Kelapa yang nomor satu, hebat dan luar biasa. Namun dingin, tanpa nilai, tanpa makna.
"Itu (rencana revitalisasi Ahok) memang hal yang wah, dan luar biasa. Sehingga rakyat kecil yang dekil, hitam dan miskin bukanlah hal yang wah. Mereka yang tak wah itu harus disingkirkan," ucap Ratna.
Ratna juga mempertanyakan soal keputusan Ahok untuk pembangunan dan revitalisai pasar itu. Dia mengakui, kalau Ahok pintar tapi namun kepintarannya itu adalah senjata pembunuh untuk rakyat.
"Gubernur kita memang pintar, tapi dia tak paham apa fungsi masjid, fungsi kebudayaan, saya jadi ragu, apakah ia pintar atau hanya sok tahu saja?" tutupnya.
"Ini menjadi sangat salah, Pemda belum menyelesaikan urusan dan tak ikut aturan serta undang-undang. Tapi SP (Surat peringatan) melompat-lompat diberikan mendadak," kata aktivis Ratna Sarumpaet di lokasi penggusuran, Senin (11/4/2016).
Ratna juga mempertanyakan sikap Ahok yang membawa puluhan ribu aparat untuk melakukan penggusuran itu. Padahal, masyaraat sekitar belum pernah diajak dialok.
"Harusnya diajak dialog dahulu masyarakat, agar warga tahu, rencana pemerintah itu apa, mau dijadikan apa. Ini sekarang mereka digusur tanpa tahu mau dijadikan apa tempat lahirnya," tuturnya.
Dia menilai, rencana Ahok untuk mempercantik kawasan itu bagus. Namun, mantan Bupati Bangka Belitung Timur itu salam memahami kebudayaan yang ada di Jakarta. Karena, Ahok sama saja mematikan masjid karena warganya dipaksa untuk masuk rusun.
Usai berhasil menggusur warga kampung Luar Batang, proyek reklamasi bakal dilanjutkan. Ratna curiga dengan iklan reklamasi yang terus-terusan dipajang di China, Taiwan, Hongkong, Jepang, dan negara lainnya.
"Sekarang masyarakat dijauhkan dari masjid, emang masjid itu pajangan? Ahok mau mempercantik, bikin parkir, dirikan plaza, apa gunanya bagi masjid? Rakyat enggak butuh parkir, enggak butuh menara-menara tinggi. Lah yang bakal menginap di hotel-hotel di pulau reklamasi itukan China dan wisatawan luar negeri, emang mereka mau salat?" tanya Ratna.
Menurutnya, Ahok sengaja menyingkirkan masyarakat demi cita-cita mewujudkan pelabuhan Sunda Kelapa yang nomor satu, hebat dan luar biasa. Namun dingin, tanpa nilai, tanpa makna.
"Itu (rencana revitalisasi Ahok) memang hal yang wah, dan luar biasa. Sehingga rakyat kecil yang dekil, hitam dan miskin bukanlah hal yang wah. Mereka yang tak wah itu harus disingkirkan," ucap Ratna.
Ratna juga mempertanyakan soal keputusan Ahok untuk pembangunan dan revitalisai pasar itu. Dia mengakui, kalau Ahok pintar tapi namun kepintarannya itu adalah senjata pembunuh untuk rakyat.
"Gubernur kita memang pintar, tapi dia tak paham apa fungsi masjid, fungsi kebudayaan, saya jadi ragu, apakah ia pintar atau hanya sok tahu saja?" tutupnya.
(mhd)