Besok Digusur, Warga Luar Batang Mulai Berkemas
A
A
A
JAKARTA - Ratusan warga Kawasan Bahari, khususnya luar batang, Penjaringan, Jakarta Utara, mulai berkemas meninggalkan rumah mereka. Pasalnya, kawasan ini akan dibongkar oleh Pemprov DKI Jakarta besok.
Pantauan Sindonew di lokasi, pascapelayangan SP 3 yang dilakukan Pemkot Administrasi Jakarta Utara pada Sabtu, 9 April 2016 kemarin. Banyak warga mulai mengosongkan bangunannya. Mereka pasrah, setelah Pemprov DKI memastikan tidak akan memberikan biaya ganti rugi terkait penertiban ini.
Kondisi demikian pun, membuat sejumlah warga mulai memindahkan sejumlah barang-barang. Kegiatan ini pun didukung oleh pemprov yang menerjunkan mobil truknya, demi membantu warga memindahkan barang-barangnya.
"Mau gimana lagi, kita enggak bisa melawan, dari pada kita engga dapat apa-apa, lebih baik nurut," kata Yati (56) salah satu warga RW 04, Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin.
Yati sendiri saat ini telah mendapatkan satu unit rusun di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Sekalipun sudah mendapatkan rusun, namun Yati berharap Pemprov tetap membayar sejumlah uang sebagai bagian ganti rugi dirinya telah berada dikawasan itu selama puluhan tahun.
Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi mengaku sudah ada 396 Kepala Keluarga (KK) di RW 04 yang berhak mendapatkan rusun. Dari jumlah itu, 360 KK di antaranya sudah mendaftar, dan 262 KK sudah mendapat kunci, sementara sisanya 136 KK sudah tinggal di rusun.
Rustam menegaskan dibandingkan kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara beberapa waktu lalu. Penertiban di kawasan Luar Batang jauh lebih kondusif. Para preman tidak lagi melakukan intervensi seperti yang dilakukan di Kalijodo.
"Kemarin kita berikan SP3, Artinya warga yang berada di kawasan itu akan harus membongkar bangunannya sendiri, sebelum besok kami akan bongkar," tegasnya, sembari menjelaskan pembongkaran bagian dari revitalisasi Kawasan Wisata Bahari, Pasar Ikan dan Sunda Kelapa.
Pantauan Sindonew di lokasi, pascapelayangan SP 3 yang dilakukan Pemkot Administrasi Jakarta Utara pada Sabtu, 9 April 2016 kemarin. Banyak warga mulai mengosongkan bangunannya. Mereka pasrah, setelah Pemprov DKI memastikan tidak akan memberikan biaya ganti rugi terkait penertiban ini.
Kondisi demikian pun, membuat sejumlah warga mulai memindahkan sejumlah barang-barang. Kegiatan ini pun didukung oleh pemprov yang menerjunkan mobil truknya, demi membantu warga memindahkan barang-barangnya.
"Mau gimana lagi, kita enggak bisa melawan, dari pada kita engga dapat apa-apa, lebih baik nurut," kata Yati (56) salah satu warga RW 04, Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin.
Yati sendiri saat ini telah mendapatkan satu unit rusun di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Sekalipun sudah mendapatkan rusun, namun Yati berharap Pemprov tetap membayar sejumlah uang sebagai bagian ganti rugi dirinya telah berada dikawasan itu selama puluhan tahun.
Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi mengaku sudah ada 396 Kepala Keluarga (KK) di RW 04 yang berhak mendapatkan rusun. Dari jumlah itu, 360 KK di antaranya sudah mendaftar, dan 262 KK sudah mendapat kunci, sementara sisanya 136 KK sudah tinggal di rusun.
Rustam menegaskan dibandingkan kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara beberapa waktu lalu. Penertiban di kawasan Luar Batang jauh lebih kondusif. Para preman tidak lagi melakukan intervensi seperti yang dilakukan di Kalijodo.
"Kemarin kita berikan SP3, Artinya warga yang berada di kawasan itu akan harus membongkar bangunannya sendiri, sebelum besok kami akan bongkar," tegasnya, sembari menjelaskan pembongkaran bagian dari revitalisasi Kawasan Wisata Bahari, Pasar Ikan dan Sunda Kelapa.
(whb)