Hapus 3 in 1, Polisi Minta DKI Segera Terapkan ERP
A
A
A
JAKARTA - Polisi mendesak Pemprov DKI untuk mencari alternatif pengganti jika kawasan 3 in 1 jadi dihapus. Pasalnya, sistem tersebut mampu mengurai kemacetan di jalan protokol pada jam-jam sibuk.
Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, polisi telah menggelar rapat rencana penghapusan sistem 3 in 1 di kota Jakarta ini pada Kamis, 31 Maret kemarin. Hasilnya, masih terdapat pro kontra tentang penghapusan tersebut.
Pasalnya, kata Budi, sistem 3 in 1 diciptakan dan mulai dilaksanakan sejak tahun 2003 lalu di sepanjang Jalan Sudirman dan MH Thamrin mengurangi kepadatan kendaraan di jam sibuk sejak pukul 07.00 WIB, pukul 16.00 WIB, dan pukul 19.00 WIB.
"Secara empiris, terjadi pengurangan volume (kendaraan) di ruas penggal (Jalan Sudirman-MH Thamrin), volume kepadatan terjadi di jalanan sampingnya," ujarnya pada wartawan, Jumat (1/4/2016).
Adapun jalanan yang mengalami kepadatan itu, kata Budi, terdapat di sejumlah jalan lainnya, seperti Jalan Alternatif, Jalan Ks Tubun, Jalan Kyi Mansur, Jalan Rasuna Said, Jalan Gatot Ubroto, Jalan S. Parman, dan Jalan Otista.
Menurutnya, penerapan sistem 3 in 1 itu memang efektif mengurai kepadatan sesuai tujuan penciptaan sistem 3 in 1 itu, khususnya di jalan protokol tersebut.
Maka itu, terang Budi, jika memang sistem 3 in 1 itu dihapuskan, Pemprov DKI harus menyiapkan program pengganti untuk mengurai kemacetan.
"Hasil rapat masih pro kontra, makanya kami akan terus melakukan rapat koordinasi. Untuk uji coba itu, itu akanndijadikan dasar final sistem 3 in 1 akan dihapus ataukah dijalankan terus," pungkasnya.
Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, polisi telah menggelar rapat rencana penghapusan sistem 3 in 1 di kota Jakarta ini pada Kamis, 31 Maret kemarin. Hasilnya, masih terdapat pro kontra tentang penghapusan tersebut.
Pasalnya, kata Budi, sistem 3 in 1 diciptakan dan mulai dilaksanakan sejak tahun 2003 lalu di sepanjang Jalan Sudirman dan MH Thamrin mengurangi kepadatan kendaraan di jam sibuk sejak pukul 07.00 WIB, pukul 16.00 WIB, dan pukul 19.00 WIB.
"Secara empiris, terjadi pengurangan volume (kendaraan) di ruas penggal (Jalan Sudirman-MH Thamrin), volume kepadatan terjadi di jalanan sampingnya," ujarnya pada wartawan, Jumat (1/4/2016).
Adapun jalanan yang mengalami kepadatan itu, kata Budi, terdapat di sejumlah jalan lainnya, seperti Jalan Alternatif, Jalan Ks Tubun, Jalan Kyi Mansur, Jalan Rasuna Said, Jalan Gatot Ubroto, Jalan S. Parman, dan Jalan Otista.
Menurutnya, penerapan sistem 3 in 1 itu memang efektif mengurai kepadatan sesuai tujuan penciptaan sistem 3 in 1 itu, khususnya di jalan protokol tersebut.
Maka itu, terang Budi, jika memang sistem 3 in 1 itu dihapuskan, Pemprov DKI harus menyiapkan program pengganti untuk mengurai kemacetan.
"Hasil rapat masih pro kontra, makanya kami akan terus melakukan rapat koordinasi. Untuk uji coba itu, itu akanndijadikan dasar final sistem 3 in 1 akan dihapus ataukah dijalankan terus," pungkasnya.
(ysw)