DPRD: Ahok Selalu Keluarkan Wacana Tanpa Kajian Matang
A
A
A
JAKARTA - DPRD meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam setiap mengeluarkan wacana kebijakan harus berdasar pada kajian. DPRD menilai Ahok selama ini mengeluarkan sebuah wacana tanpa dasar kajian matang.
Salah satu yang disoroti DPRD DKI ini ialah wacana Ahok untuk menghapus sistem 3 in 1. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, alasan Ahok untuk menghapus penerapan 3 in 1 karena adanya kasus eksploitasi anak adalah alasan diluar logika.
Seharusnya Pemprov DKI bisa memfokuskan untuk membantu kepolisian membereskan eksploitasi anak."Eksploitasi anak harus dibereskan, bukan menghapus 3 in 1. Makanya saya tanya ke Ahok, dia bicara berdasarkan kajian enggak sih," kata Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2016).
Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta menuturkan, seharusnya wacana yang dikeluarkan oleh Ahok berdasar pada kajian bukan hanya diucapkan dengan asal-asalan.
"Saya bilang inilah sesuatu yang tidak terprogram, eksploitasi ini bukan sistem loh. Sedangkan 3 in 1 ini kan sistem yang sudah berjalan sejak lama, jadi alasan ini enggak tepat," tegasnya.
Salah satu yang disoroti DPRD DKI ini ialah wacana Ahok untuk menghapus sistem 3 in 1. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan, alasan Ahok untuk menghapus penerapan 3 in 1 karena adanya kasus eksploitasi anak adalah alasan diluar logika.
Seharusnya Pemprov DKI bisa memfokuskan untuk membantu kepolisian membereskan eksploitasi anak."Eksploitasi anak harus dibereskan, bukan menghapus 3 in 1. Makanya saya tanya ke Ahok, dia bicara berdasarkan kajian enggak sih," kata Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2016).
Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta menuturkan, seharusnya wacana yang dikeluarkan oleh Ahok berdasar pada kajian bukan hanya diucapkan dengan asal-asalan.
"Saya bilang inilah sesuatu yang tidak terprogram, eksploitasi ini bukan sistem loh. Sedangkan 3 in 1 ini kan sistem yang sudah berjalan sejak lama, jadi alasan ini enggak tepat," tegasnya.
(whb)