Longsor, KA Pangrango Stop Beroperasi Selama 3 Hari
A
A
A
BOGOR - Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor membuat tanah landasan jalur rel kereta api di KM 11+19, Cigombong, Kabupaten Bogor longsor. Akibatnya, jadwal perjalanan Kereta Api (KA) Pangrango Bogor-Sukabumi dibatalkan hingga tiga hari ke depan.
Pembatalan perjalanan kereta api ini karena kondisi rel menggantung sehingga tidak bisa dipergunakan untuk dilintasi kereta. “Jadi tidak ada perjalanan kereta yang melayani Bogor-Sukabumi selama tiga hari ke depan. Karena hingga saat ini proses perbaikan masih berlangsung,” ujar Kepala Stasiun Bogor Darmin, Senin (21/3/2016).
Darmin tidak dapat memprediksi kapan jadwal perjalanan KA Pangrango Bogor-Sukabumi yang biasanya melayani tiga kali perjalanan dalam satu hari ini, dikarenakan kondisi amblasnya tanah cukup dalam dengan panjang 15 meter dan lebar 30 meter.
“Dari PT KAI sekitar 50 orang sudah berada di lokasi untuk melakukan perbaikan jalur. Alat berat juga diperbantukan untuk membantu percepatan perbaikan. Tapi dalam memperbaiki perlintasan itu kan tidak bisa cepat atau lambat, harus maksimal, harus aman,” ujarnya.
Menurut Darmin, saat kejadian sebanyak sebanyak 834 tiket yang sudah terjual. Dengan rincian, 248 penumpang untuk tiga kali pemberangkatan dari Bogor menuju Sukabumi dan sebanyak 586 dari tiga kali pemberangkatan Sukabumi menuju Bogor.
"Seluruh tiket yang dikembalikan akan diganti sepenuhnya oleh PT KAI. Hingga saat ini, baru separuhnya penumpang terutama pemberangkatan pagi tiketnya sudah dikembalikan," katanya.
Sementara itu, Saiful Jamil, 34, warga Dramaga, Kabupaten Bogor yang setiap hari menggunakan jasa transportasi massal KA Pangrango Bogor-Sukabumi mengaku kecewa dengan dibatalkannya jadwal perjalanan kereta dari Bogor ke Sukabumi. Sebab transportasi lain, tidak nyaman.
“KA Pangrango jadi andalan saya untuk bekerja. Kalau seperti ini harus pakai angkutan umum colt diesel lewat jalur Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) yang hingga saat ini macetnya parah dan perjalanan Bogor ke Sukabumi jadi lama,” ujarnya.
Sementara itu, Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Bambang S Prayitno mengatakan, longsor di antara Stasiun Maseng-Bogor Km 11+1/2 terjadi pada Minggu 20 Maret 2016 sore ketika hujan deras menggutur wilayah tersebut.
"Ada 2 kejadian longsor yang membuat perjalanan kereta terganggu. Titik longsor yang kedua terjadi sekitar satu jam kemudian di Km 11+8/9 pukul 18.50. Longsoran sudah berhasil dibersihkan sekitar pukul 19.00, tapi ada kejadian lagi yang menyebabkan jalur KA amblas," ujarnya.
Akibat kejadian itu, rel menggantung sepanjang sekitar 15 meter dengan kedalaman sekitar 10 meter," ujarnya.
Pembatalan perjalanan kereta api ini karena kondisi rel menggantung sehingga tidak bisa dipergunakan untuk dilintasi kereta. “Jadi tidak ada perjalanan kereta yang melayani Bogor-Sukabumi selama tiga hari ke depan. Karena hingga saat ini proses perbaikan masih berlangsung,” ujar Kepala Stasiun Bogor Darmin, Senin (21/3/2016).
Darmin tidak dapat memprediksi kapan jadwal perjalanan KA Pangrango Bogor-Sukabumi yang biasanya melayani tiga kali perjalanan dalam satu hari ini, dikarenakan kondisi amblasnya tanah cukup dalam dengan panjang 15 meter dan lebar 30 meter.
“Dari PT KAI sekitar 50 orang sudah berada di lokasi untuk melakukan perbaikan jalur. Alat berat juga diperbantukan untuk membantu percepatan perbaikan. Tapi dalam memperbaiki perlintasan itu kan tidak bisa cepat atau lambat, harus maksimal, harus aman,” ujarnya.
Menurut Darmin, saat kejadian sebanyak sebanyak 834 tiket yang sudah terjual. Dengan rincian, 248 penumpang untuk tiga kali pemberangkatan dari Bogor menuju Sukabumi dan sebanyak 586 dari tiga kali pemberangkatan Sukabumi menuju Bogor.
"Seluruh tiket yang dikembalikan akan diganti sepenuhnya oleh PT KAI. Hingga saat ini, baru separuhnya penumpang terutama pemberangkatan pagi tiketnya sudah dikembalikan," katanya.
Sementara itu, Saiful Jamil, 34, warga Dramaga, Kabupaten Bogor yang setiap hari menggunakan jasa transportasi massal KA Pangrango Bogor-Sukabumi mengaku kecewa dengan dibatalkannya jadwal perjalanan kereta dari Bogor ke Sukabumi. Sebab transportasi lain, tidak nyaman.
“KA Pangrango jadi andalan saya untuk bekerja. Kalau seperti ini harus pakai angkutan umum colt diesel lewat jalur Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) yang hingga saat ini macetnya parah dan perjalanan Bogor ke Sukabumi jadi lama,” ujarnya.
Sementara itu, Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Bambang S Prayitno mengatakan, longsor di antara Stasiun Maseng-Bogor Km 11+1/2 terjadi pada Minggu 20 Maret 2016 sore ketika hujan deras menggutur wilayah tersebut.
"Ada 2 kejadian longsor yang membuat perjalanan kereta terganggu. Titik longsor yang kedua terjadi sekitar satu jam kemudian di Km 11+8/9 pukul 18.50. Longsoran sudah berhasil dibersihkan sekitar pukul 19.00, tapi ada kejadian lagi yang menyebabkan jalur KA amblas," ujarnya.
Akibat kejadian itu, rel menggantung sepanjang sekitar 15 meter dengan kedalaman sekitar 10 meter," ujarnya.
(whb)