Enam Kecamatan di Depok Belum Miliki Pasar Tradisional
A
A
A
DEPOK - Hingga kini, dari sembilan kecamatan di depok baru lima kecamatan yang memiliki pasar tradisional. Sayangnya tahun Pemkot Depok tidak menganggarkan pembangunan pasar tradisional, hanya melanjutkan pembangunan pasar Cisalak.
Enam kecamatan yang belum memiliki pasar tradisional adalah, kecamatan Bojongsari, Sawangan, Cipayung, Cinere, Limo dan Cilodong.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pasar Ikhwan Suryadi mengatakan, saat ini ada sembilan pasar yang tersebar di lima kecamatan di Depok, yaitu Pasar Depok Jaya di Kecamatan Pancoranmas, Kemiri Muka di Kecamatan Beji, Pucung di Kecamatan Cilodong, Tugu dan Cisalak di Kecamatan Cimanggis dan Renijaya, Musi dan Agung di Sukmajaya. "Dari sembilan pasar itu, lima sudah dikelola pemerintah," kata Ikhwan, Kamis (25/2/2016).
Pasar yang dikelola Pemkot Depok adalah Pasar Kemiri Muka, Agung, Tugu, Cisalak, dan Sukatani. Empat pasar diantaranya masih dimiliki pihak ketiga.
Dari kelima pasar tersebut pemerintah mendapatkan pajak retribusi sebesar Rp 3,8 miliar dari target Rp 4,3 miliar yang ditetapkan tahun 2015 dari rertibusi parkir, kebersihan, keamanan dan bongkar muat barang.
"Untuk sewa tempat ada yang masih bayar ke pihak swasta. Hanya pasar Sukatani yang dikelola sepenuhnya oleh pemkot," ucapnya.
Karena belum semua kecamatan punya pasar maka banyak warga yang terpaksa menuju pasar terdekat. Akibatnya, berdampak pada arus lalulintas. Misalnya, warga di Kecamatan Cipayung, Bojongsari dan Sawangan, belanja ke Pasar Kemirimuka, yang ada di Kecamatan Beji.
"Ini juga menyumbang kepadatan lalu lintas. Sebab, warga di tiga kecamatan tersebut pergi ke pasar yang ada di Beji," katanya.
Sebelumnya, kata dia, pengadaan lahan Pasar Bedahan di Kecamatan Sawangan sudah dianggarkan pada 2014, sebesar Rp4 miliar. Tapi, anggaran untuk lahan tersebut tidak terserap karena kriteria lahan tidak sesuai. Sehingga pembangunan Pasar Bedahan ditunda sampai 2017, mendatang.
"Tahun ini tidak ada anggaran untuk pembangunan pasar yang baru. Hanya ada anggaran untuk melanjutkan pembangunan Pasar Cisalak," tandasnya.
Ketua Komisi B DPRD Kota Depok Muhamad HB mengatakan, pihaknya sudah mendorong agar pemrintah melakukan pembangunan pasar tradisional di setiap kecamatan.
Saat ini, yang menjadi prioritas pembangunan pasar ada di Kecamatan Sawangan. Bila pasar itu terealisasi, kata dia, bukan ekonomi kerakyatan saja yang bakal berkembang. Tapi, diproyeksikan bisa mengurangi kemacetan dari Sawangan ke arah Margonda. "Akan ada pertumbuhan ekonomi dan mengurangi dampak macet selama ini di Jalan Raya Sawangan," katanya.
Enam kecamatan yang belum memiliki pasar tradisional adalah, kecamatan Bojongsari, Sawangan, Cipayung, Cinere, Limo dan Cilodong.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pasar Ikhwan Suryadi mengatakan, saat ini ada sembilan pasar yang tersebar di lima kecamatan di Depok, yaitu Pasar Depok Jaya di Kecamatan Pancoranmas, Kemiri Muka di Kecamatan Beji, Pucung di Kecamatan Cilodong, Tugu dan Cisalak di Kecamatan Cimanggis dan Renijaya, Musi dan Agung di Sukmajaya. "Dari sembilan pasar itu, lima sudah dikelola pemerintah," kata Ikhwan, Kamis (25/2/2016).
Pasar yang dikelola Pemkot Depok adalah Pasar Kemiri Muka, Agung, Tugu, Cisalak, dan Sukatani. Empat pasar diantaranya masih dimiliki pihak ketiga.
Dari kelima pasar tersebut pemerintah mendapatkan pajak retribusi sebesar Rp 3,8 miliar dari target Rp 4,3 miliar yang ditetapkan tahun 2015 dari rertibusi parkir, kebersihan, keamanan dan bongkar muat barang.
"Untuk sewa tempat ada yang masih bayar ke pihak swasta. Hanya pasar Sukatani yang dikelola sepenuhnya oleh pemkot," ucapnya.
Karena belum semua kecamatan punya pasar maka banyak warga yang terpaksa menuju pasar terdekat. Akibatnya, berdampak pada arus lalulintas. Misalnya, warga di Kecamatan Cipayung, Bojongsari dan Sawangan, belanja ke Pasar Kemirimuka, yang ada di Kecamatan Beji.
"Ini juga menyumbang kepadatan lalu lintas. Sebab, warga di tiga kecamatan tersebut pergi ke pasar yang ada di Beji," katanya.
Sebelumnya, kata dia, pengadaan lahan Pasar Bedahan di Kecamatan Sawangan sudah dianggarkan pada 2014, sebesar Rp4 miliar. Tapi, anggaran untuk lahan tersebut tidak terserap karena kriteria lahan tidak sesuai. Sehingga pembangunan Pasar Bedahan ditunda sampai 2017, mendatang.
"Tahun ini tidak ada anggaran untuk pembangunan pasar yang baru. Hanya ada anggaran untuk melanjutkan pembangunan Pasar Cisalak," tandasnya.
Ketua Komisi B DPRD Kota Depok Muhamad HB mengatakan, pihaknya sudah mendorong agar pemrintah melakukan pembangunan pasar tradisional di setiap kecamatan.
Saat ini, yang menjadi prioritas pembangunan pasar ada di Kecamatan Sawangan. Bila pasar itu terealisasi, kata dia, bukan ekonomi kerakyatan saja yang bakal berkembang. Tapi, diproyeksikan bisa mengurangi kemacetan dari Sawangan ke arah Margonda. "Akan ada pertumbuhan ekonomi dan mengurangi dampak macet selama ini di Jalan Raya Sawangan," katanya.
(ysw)