Penertiban Kalijodo, Warga: Kami Tak Ingin Perang tapi Kesal
A
A
A
JAKARTA - Walaupun menolak untuk ditertibkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, namun warga Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara enggan "perang" dengan aparat negara. Meski demikian, warga Kalijodo mengaku geram dengan rencana penertiban itu.
Hal itu disampaikan oleh salah seorang warga Kalijodo, Sam. Dia menjelaskan, dirinya kesal lantaran tempat tinggalnya akan digusur. (Baca: Ahok Tawari PSK Kalijodo Pekerjaan Ini)
"Enggak benar itu, kami tidak pernah bilang siap perang. Kalau geram iya. Siapa sih yang tidak kesal tempat hidupnya bakal digusur," kata Sam saat berbincang dengan Sindonews di lokasi, Selasa 16 Februari 2016 malam.
Kegeramannya itu muncul lantaran warga Kalijodo akan kehilangan mata pencahariannya untuk menghidupi keluarganya. Dia khawatir, warga akan terjun ke dunia hitam dan angka kriminalitas di Jakarta akan meningkat.
"Kalau mau digusur, angka pemerkosaan bisa saja meningkat. Lebih jauh, gimana kalau orang-orang kaya kami ini nanti kalau sampai kehilangan pekerjaannya. Kalau ada pekerjaan pengganti tak masalahlah, mau itu jadi debt kolektor atau security sekalipun," katanya.
Pria yang sudah masuk bui empat kali ini juga menjelaskan, selama ini dirinya sudah pernah mencari pekerjaan namun selalu gagal. Apalagi, dia mengaku, hanya lulusan SMP dan telah masuk bui sebanyak empat kali.
"Saya masuk bui rata-rata kena razia, sejak dari Kampung Rambutan tahun 2.000-an, lalu pindah ke Senen, dan akhirnya di sini 15 tahunan. Coba saja buktikan dahulu, kasih kerjaan. Baru setelah itu pindah rusun juga enggak masalah. Ini tiba-tiba saja kasih SP (surat peringatan) tanpa adanya dialog," terangnya.
Pria asal Banten ini juga menambahkan, dirinya enggan pulang ke kampung halamannya sebelum mendapatkan pekerjaan yang layak. "Bisa saja pulang, ongkos cari-cari dahulu. Tapi balik kampung kau ngapain kalau tidak ada pekerjaan juga? Sama saja," pungkasnya.
Walaupun pekerjaannya selama ini hanya jadi penjaga keamanan di Kalijodo, dia mengaku tetap nyaman tingga di lokalisasi Kalijodo. Pria yang tidurnya di bangunan belakang pinggir rumah prostitusi itu juga mengaku, gajinya dipotong oleh bos besar di Kalijodo tetapi hal itu tak membuatnya kesal.
"Kalau Daeng Azis, itu sesepuh di sini. Dia sekaligus pelindung warga jika ada apa-apa di sini. Kami pun hormat dengannya," katanya. (Baca: Ratakan Kalijodo, Ahok Ogah Tiru Jurus Wali Kota Surabaya)
PILIHAN:
Ahok Sebut Lantai 7 Alexis Merupakan Surga Dunia
Hal itu disampaikan oleh salah seorang warga Kalijodo, Sam. Dia menjelaskan, dirinya kesal lantaran tempat tinggalnya akan digusur. (Baca: Ahok Tawari PSK Kalijodo Pekerjaan Ini)
"Enggak benar itu, kami tidak pernah bilang siap perang. Kalau geram iya. Siapa sih yang tidak kesal tempat hidupnya bakal digusur," kata Sam saat berbincang dengan Sindonews di lokasi, Selasa 16 Februari 2016 malam.
Kegeramannya itu muncul lantaran warga Kalijodo akan kehilangan mata pencahariannya untuk menghidupi keluarganya. Dia khawatir, warga akan terjun ke dunia hitam dan angka kriminalitas di Jakarta akan meningkat.
"Kalau mau digusur, angka pemerkosaan bisa saja meningkat. Lebih jauh, gimana kalau orang-orang kaya kami ini nanti kalau sampai kehilangan pekerjaannya. Kalau ada pekerjaan pengganti tak masalahlah, mau itu jadi debt kolektor atau security sekalipun," katanya.
Pria yang sudah masuk bui empat kali ini juga menjelaskan, selama ini dirinya sudah pernah mencari pekerjaan namun selalu gagal. Apalagi, dia mengaku, hanya lulusan SMP dan telah masuk bui sebanyak empat kali.
"Saya masuk bui rata-rata kena razia, sejak dari Kampung Rambutan tahun 2.000-an, lalu pindah ke Senen, dan akhirnya di sini 15 tahunan. Coba saja buktikan dahulu, kasih kerjaan. Baru setelah itu pindah rusun juga enggak masalah. Ini tiba-tiba saja kasih SP (surat peringatan) tanpa adanya dialog," terangnya.
Pria asal Banten ini juga menambahkan, dirinya enggan pulang ke kampung halamannya sebelum mendapatkan pekerjaan yang layak. "Bisa saja pulang, ongkos cari-cari dahulu. Tapi balik kampung kau ngapain kalau tidak ada pekerjaan juga? Sama saja," pungkasnya.
Walaupun pekerjaannya selama ini hanya jadi penjaga keamanan di Kalijodo, dia mengaku tetap nyaman tingga di lokalisasi Kalijodo. Pria yang tidurnya di bangunan belakang pinggir rumah prostitusi itu juga mengaku, gajinya dipotong oleh bos besar di Kalijodo tetapi hal itu tak membuatnya kesal.
"Kalau Daeng Azis, itu sesepuh di sini. Dia sekaligus pelindung warga jika ada apa-apa di sini. Kami pun hormat dengannya," katanya. (Baca: Ratakan Kalijodo, Ahok Ogah Tiru Jurus Wali Kota Surabaya)
PILIHAN:
Ahok Sebut Lantai 7 Alexis Merupakan Surga Dunia
(mhd)