Tak Terima Ditanya Soal KJP, Ahok Maki-maki Warga Koja
A
A
A
JAKARTA - Seorang warga Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara nekat menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) usai menghadiri rapat Banggar di DPRD DKI Jakarta Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat. Kedatangan warga Koja yang diketahui bernama Yusri Isnaini guna menanyakan perihal Kartu Jakarta Pintar (KJP) milik anaknya.
Yusri yang menemui Ahok menggunakan jilbab putih, dan berpakaian serba putih itu juga terpaksa harus bersedih hati. Karena, orang nomor satu di DKI Jakarta itu bukannya menerima dengan tangan terbuka keluhan yang datang dari warganya, tapi malah marah-marah.
Bahkan, Ahok menuding kalau Yusri adalah oknum yang kerap menyelewengkan anggaran KJP milik anaknya.
"Ibu kenapa mencairkan duit KJP di toko? Ini bukan tokonya yang salah, tapi Ibu yang salah," kata Ahok dengan nada tinggi kepada Yusri di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (10/12/2015).
Tidak hanya itu, mantan Anggota Komisi II DPR ini juga menuding Yusri telah melakukan kriminalitas. Maka itu, kata dia, warga Koja itu sudah seharusnya dijebloskan ke penjara.
"Bukan cuma toko yang maling. Ibu juga maling. Catat namanya, periksa, penjarakan saja dia (Yusri)," kata Ahok ketus kepada wanita tersebut.
Mendapat perlakukan tersebut, Yusri mengaku hanya ingin menanyakan kepada Ahok pencairan dana KJP. Kini, dana KJP sudah tidak bisa ditarik tunai, melainkan melalui sistem non tunai.
"Saya bingung, Pak Gubernur malah menyalahkan saya. Mungkin Pak Gubernur malu kali ya, kenapa saya cerita di umum, harusnya kalau beliau datang ke kantor, ngomong secara lisan dan tidak dibuka untuk umum. Saya ingin ada perubahan mekanisme penggunaan KJP, jangan dipersulit," tuturnya.
Yusri juga tidak terima dengan tudingan orang nomor satu di Jakarta itu. Karena, apa yang dilakukan merupakan perintah dari toko yang ada di pasar tempatnya membeli peralatan sekolah.
"Itu karena dari pasar tersebut, kalau mau belanja seragam sekolah harus dicairkan dahulu uangnya, dan di sini jangan saya yang disalahkan oleh Pak Gubernur. Saya enggak mau, saya mau menyampaikan keluhan saya seperti ini, tolong atas nama anak saya jangan dicabut KJP-nya kalau dicabut keterlaluan banget," tukas Yusri.
Dia juga menilai, mantan politikus Partai Gerindra dan Partai Golkar itu sosok yang egois. Karena hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan keluhan dari rakyatnya.
"Ini namanya Pak Gubernur mau menang sendiri, karena enggak melihat rakyatnya kesulitan," tukasnya.
PILIHAN:
Temannya Ditikam, Ratusan Driver Go-Jek Kepung Sunter Mall
Masukkan Anggaran Siluman Rp700 M, Ahok: Berani Banget!
Yusri yang menemui Ahok menggunakan jilbab putih, dan berpakaian serba putih itu juga terpaksa harus bersedih hati. Karena, orang nomor satu di DKI Jakarta itu bukannya menerima dengan tangan terbuka keluhan yang datang dari warganya, tapi malah marah-marah.
Bahkan, Ahok menuding kalau Yusri adalah oknum yang kerap menyelewengkan anggaran KJP milik anaknya.
"Ibu kenapa mencairkan duit KJP di toko? Ini bukan tokonya yang salah, tapi Ibu yang salah," kata Ahok dengan nada tinggi kepada Yusri di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (10/12/2015).
Tidak hanya itu, mantan Anggota Komisi II DPR ini juga menuding Yusri telah melakukan kriminalitas. Maka itu, kata dia, warga Koja itu sudah seharusnya dijebloskan ke penjara.
"Bukan cuma toko yang maling. Ibu juga maling. Catat namanya, periksa, penjarakan saja dia (Yusri)," kata Ahok ketus kepada wanita tersebut.
Mendapat perlakukan tersebut, Yusri mengaku hanya ingin menanyakan kepada Ahok pencairan dana KJP. Kini, dana KJP sudah tidak bisa ditarik tunai, melainkan melalui sistem non tunai.
"Saya bingung, Pak Gubernur malah menyalahkan saya. Mungkin Pak Gubernur malu kali ya, kenapa saya cerita di umum, harusnya kalau beliau datang ke kantor, ngomong secara lisan dan tidak dibuka untuk umum. Saya ingin ada perubahan mekanisme penggunaan KJP, jangan dipersulit," tuturnya.
Yusri juga tidak terima dengan tudingan orang nomor satu di Jakarta itu. Karena, apa yang dilakukan merupakan perintah dari toko yang ada di pasar tempatnya membeli peralatan sekolah.
"Itu karena dari pasar tersebut, kalau mau belanja seragam sekolah harus dicairkan dahulu uangnya, dan di sini jangan saya yang disalahkan oleh Pak Gubernur. Saya enggak mau, saya mau menyampaikan keluhan saya seperti ini, tolong atas nama anak saya jangan dicabut KJP-nya kalau dicabut keterlaluan banget," tukas Yusri.
Dia juga menilai, mantan politikus Partai Gerindra dan Partai Golkar itu sosok yang egois. Karena hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan keluhan dari rakyatnya.
"Ini namanya Pak Gubernur mau menang sendiri, karena enggak melihat rakyatnya kesulitan," tukasnya.
PILIHAN:
Temannya Ditikam, Ratusan Driver Go-Jek Kepung Sunter Mall
Masukkan Anggaran Siluman Rp700 M, Ahok: Berani Banget!
(mhd)