Psikologis Pemegang Senpi Harus Terus Terpantau
A
A
A
DEPOK - Kondisi psikologis pemenangang senjata api (senpi) sudah seyogianya terus dipantau. Karena, pemegang senpi akan sangat mudah digunakan oleh pemegangnya.
"Bagi pemegang senjata dan dalam kondisi terdesak, ini menjadi sangat mudah digunakan untuk melukai melukai orang lain," kata Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta di Depok, Rabu 4 November 2015.
Aully mengatakan, saat akan memperoleh senjata memang diperlukan tes. Namun ketika sudah didapat harus dilakukan pemantauan kondisi kejiwaan pemegangnya. Mengingat sudah banyak kasus orang bersenjata menjadi lebih berani untuk menggunakannya.
"Apalagi ketika dalam kondisi tertekan, terdesak dan kondisi emosi lainnya," ucapnya.
Apabila dalam perjalanannya kondisi kejiwaan pemegang senjata dinyatakan tidak layak sudah sepatutnya ditarik. Karena, bila dibiarkan bisa merugikan si pemegangnya atau orang lain dalam situasi tertentu.
"Pada dasarnya ketika seseorang merasa punya senjata maka dia akan lebih percaya diri, kondisi emosi memicunya untuk menjadi overconfidence saat membawa senjata. Sehingga saat tertekan atau emosi bisa menggunakan tanpa pikir panjang," pungkasnya.
PILIHAN:
Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Ini Respons Ahok
Ini Keseharian Korban Tewas Penembakan Oknum Kostrad
"Bagi pemegang senjata dan dalam kondisi terdesak, ini menjadi sangat mudah digunakan untuk melukai melukai orang lain," kata Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta di Depok, Rabu 4 November 2015.
Aully mengatakan, saat akan memperoleh senjata memang diperlukan tes. Namun ketika sudah didapat harus dilakukan pemantauan kondisi kejiwaan pemegangnya. Mengingat sudah banyak kasus orang bersenjata menjadi lebih berani untuk menggunakannya.
"Apalagi ketika dalam kondisi tertekan, terdesak dan kondisi emosi lainnya," ucapnya.
Apabila dalam perjalanannya kondisi kejiwaan pemegang senjata dinyatakan tidak layak sudah sepatutnya ditarik. Karena, bila dibiarkan bisa merugikan si pemegangnya atau orang lain dalam situasi tertentu.
"Pada dasarnya ketika seseorang merasa punya senjata maka dia akan lebih percaya diri, kondisi emosi memicunya untuk menjadi overconfidence saat membawa senjata. Sehingga saat tertekan atau emosi bisa menggunakan tanpa pikir panjang," pungkasnya.
PILIHAN:
Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Ini Respons Ahok
Ini Keseharian Korban Tewas Penembakan Oknum Kostrad
(mhd)