BMKG: Jabodetabek Masuk Penghujung Kemarau
A
A
A
BOGOR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan wilayah Jabodetabek pada bulan ini sudah memasuki penghujung musim kemarau. Sejumlah wilayah harus bersiap mengantisipasi banjir di musim hujan.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Dramaga, Bogor Dedi Susiyano menjelaskan, beberapa hari terakhir ini di Jabodetabek sudah memasuki musim hujan dengan curah intensitas lebat.
"Hujan deras yang terjadi Rabu 7 Oktober 2015 lalu di Bogor cukup tinggi (66 milimeter) merupakan hal wajar. Saat ini Bogor dan sekitarnya berada di ujung musim kemarau, mau memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan," ungkapnya, Selasa 13 Oktober 2015 kemarin.
Dedi menuturkan, ada beberapa kondisi yang berpotensi menyebabkan turun hujan. Misalnya, cuaca terasa panas seharian atau sampai tiga hari. Biasanya besok harinya berpotensi turun hujan.
"Potensi hujan juga bisa terjadi jika pada pagi hari udara terasa panas. Siang menjelang sore mendung, biasanya sore atau malam turun hujan," katanya.
Pada masa transisi atau pancaroba inilah banyak terjadi perubahan cuaca ekstrem. Pada cuaca yang ekstrem ini memungkinkan terbentuknya awan CB. Awan seperti ini memiliki peluang terjadinya hujan lebat.
"Hujan lebat tersebut dapat disertai petir dan angin kencang. Tapi biasanya durasi hujan singkat. Sifat hujannya juga sporadis. Perubahan cuaca yang ekstrem juga berpotensi terjadi angin puting beliung," ucapnya.
Curah hujan masih berpeluang minggu ini dengan intensitas lebat berada di wilayah Bogor rata-rata 60 milimeter, Depok 43 milimeter, Bekasi 35,5 milimeter, Jakarta gerimis (tidak terukur). "Sedang untuk kecepatan angin maksimal yang terpantau di Stasiun klimatologi 45 kilometer per jam. Dengan kecepatan angin sebesar itu termasuk kencang karena normalnya kecepatan angin maksimal itu 18 kilometer per jam," tuturnya.
Dedi menambahkan, masyarakat harus waspada bila pada siang hari, cuaca terasa panas terik. Namun secara tiba-tiba terjadi pembentukan awan tebal hitam pada siang menjelang sore.
"Dikhawatirkan berpotensi terjadinya hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. Tetapi tidak selalu terjadi seperti itu. Terkait terjadi perubahan cuaca ekstrim ini yang perlu menjadi perhatian adalah potensi terjadinya longsor dan pohon tumbang," pungkasnya.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Dramaga, Bogor Dedi Susiyano menjelaskan, beberapa hari terakhir ini di Jabodetabek sudah memasuki musim hujan dengan curah intensitas lebat.
"Hujan deras yang terjadi Rabu 7 Oktober 2015 lalu di Bogor cukup tinggi (66 milimeter) merupakan hal wajar. Saat ini Bogor dan sekitarnya berada di ujung musim kemarau, mau memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan," ungkapnya, Selasa 13 Oktober 2015 kemarin.
Dedi menuturkan, ada beberapa kondisi yang berpotensi menyebabkan turun hujan. Misalnya, cuaca terasa panas seharian atau sampai tiga hari. Biasanya besok harinya berpotensi turun hujan.
"Potensi hujan juga bisa terjadi jika pada pagi hari udara terasa panas. Siang menjelang sore mendung, biasanya sore atau malam turun hujan," katanya.
Pada masa transisi atau pancaroba inilah banyak terjadi perubahan cuaca ekstrem. Pada cuaca yang ekstrem ini memungkinkan terbentuknya awan CB. Awan seperti ini memiliki peluang terjadinya hujan lebat.
"Hujan lebat tersebut dapat disertai petir dan angin kencang. Tapi biasanya durasi hujan singkat. Sifat hujannya juga sporadis. Perubahan cuaca yang ekstrem juga berpotensi terjadi angin puting beliung," ucapnya.
Curah hujan masih berpeluang minggu ini dengan intensitas lebat berada di wilayah Bogor rata-rata 60 milimeter, Depok 43 milimeter, Bekasi 35,5 milimeter, Jakarta gerimis (tidak terukur). "Sedang untuk kecepatan angin maksimal yang terpantau di Stasiun klimatologi 45 kilometer per jam. Dengan kecepatan angin sebesar itu termasuk kencang karena normalnya kecepatan angin maksimal itu 18 kilometer per jam," tuturnya.
Dedi menambahkan, masyarakat harus waspada bila pada siang hari, cuaca terasa panas terik. Namun secara tiba-tiba terjadi pembentukan awan tebal hitam pada siang menjelang sore.
"Dikhawatirkan berpotensi terjadinya hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. Tetapi tidak selalu terjadi seperti itu. Terkait terjadi perubahan cuaca ekstrim ini yang perlu menjadi perhatian adalah potensi terjadinya longsor dan pohon tumbang," pungkasnya.
(whb)