Warga: Satpol PP DKI Cuma Berani Sama Wanita & Anak-anak
A
A
A
JAKARTA - Pembongkaran ratusan rumah di Pinangsia, Taman sari, Jakarta Barat, beberapa hari lalu membuat sejumlah warga trauma. Pasca-pembongkaran para kaum ibu menyebut Satpol PP DKI Jakarta hanya berani melawan kaum wanita dan anak-anak saja.
Salah seorang wanita yang menjadi korban dalam bentrok saat pembongkaran ialah Wilastri warga RT 04/06, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat mengatakan aksi pembongkaran paksa yang dilakukan Satpol PP pada Rabu 27 Mei 2015 terbilang anarkis.
Pasalnya selain membongkar tanpa menunjukkan Surat Pembongkaran Bangunan (SPB), salah satu warga setempat menjadi korban kekerasan petugas. "Kemarin Ibu Kokom didorong puluhan aparat. Tuh sekarang jari kelingking kirinya harus dijahit sebanyak tujuh jahitan," kata Wilastri kepada Sindonews, Kamis 28 Mei kemarin.
Menurut Wilastri, pembongkaran itu dilakukan pada pagi hari dan menunggu warga lengah. "Saya lagi di depan, ngomongnya warga dipersilakan mengambil barang-barangnya. Tapi begitu balik lagi ternyata sudah rata rumah sama tanah," jelasnya.
Dia menilai selain membongkar paksa, pemerintah penuh kebohongan dan kecurangan kepada warga. "Pokoknya mereka itu enggak punya hati, enggak punya nurani. Beraninya sama anak kecil sama wanita saja," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, ratusan petugas gabungan melakukan pembongkaran terhadap 114 rumah di tiga RT yakni RT 04,05,06 yang termasuk dalam RW06 pada Rabu 27 Mei 2015 kemarin.
Salah seorang wanita yang menjadi korban dalam bentrok saat pembongkaran ialah Wilastri warga RT 04/06, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat mengatakan aksi pembongkaran paksa yang dilakukan Satpol PP pada Rabu 27 Mei 2015 terbilang anarkis.
Pasalnya selain membongkar tanpa menunjukkan Surat Pembongkaran Bangunan (SPB), salah satu warga setempat menjadi korban kekerasan petugas. "Kemarin Ibu Kokom didorong puluhan aparat. Tuh sekarang jari kelingking kirinya harus dijahit sebanyak tujuh jahitan," kata Wilastri kepada Sindonews, Kamis 28 Mei kemarin.
Menurut Wilastri, pembongkaran itu dilakukan pada pagi hari dan menunggu warga lengah. "Saya lagi di depan, ngomongnya warga dipersilakan mengambil barang-barangnya. Tapi begitu balik lagi ternyata sudah rata rumah sama tanah," jelasnya.
Dia menilai selain membongkar paksa, pemerintah penuh kebohongan dan kecurangan kepada warga. "Pokoknya mereka itu enggak punya hati, enggak punya nurani. Beraninya sama anak kecil sama wanita saja," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, ratusan petugas gabungan melakukan pembongkaran terhadap 114 rumah di tiga RT yakni RT 04,05,06 yang termasuk dalam RW06 pada Rabu 27 Mei 2015 kemarin.
(whb)