Ahok Janji Bongkar Terus Hunian Liar
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta akan terus membongkar hunian liar di bantaran kali. Sejumlah warga yang belum mendapatkan hunian rumah susun diminta untuk melapor ke aparatur pemerintahan.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, tidak ada pilihan lain selain menggusur bangunan liar di bantaran kali. Penggusuran akan membuat mudah normalisasi sungai dan menambahn rasio jalan di Jakarta.
Misalnya saja di kawasan Jembatan Merah hingga Pasar Ikan, Jakarta Utara, saat ini sedikitnya ada 940 bangunan liar yang membuat sempit kali menjadi satu hingga dua meter. Mantan Bupati Belitung Timur itu pun membayangkan apabila berhasil memindahkan ratusan bangunan tersebut ke rusun, rasion jalan sepanjang 2,8 km dengan lebar 5-6 meter sisi kiri kanan jalan kali akan terjadi.
"Bayangkan kalau 2,8 km tembus Gunung Sahari-Pangeran Jayakarta, kamu tuh ada jalan Pasar Ikan, Sunda Kelapa yang begitu macet, nanti bisa terurai di jalan inspeksi yang tembus sampai ke Mangga Dua, Pinangsia sampai ke Mangga Besar, Gunung Sahari loh," jelasnya.
Suami Veronica Tan itu sudah lelah dengan permintaan warga untuk menunda pembongkaran. Bahkan, tak jarang, pejabat partai politik melakukan lobi kepadanya agar tidak membongkar bangunan di bantaran kali.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M Sanusi mendukung program normalisasi kali dan penertiban bangunan yang tidak sesuai dengan IMB. Namun, dia meminta agar Ahok mempersiapkan relokasi pengganti sebelum menggusur warga tersebut.
Sebab, hingga saat ini pembangunan rusun yang direncanakan akan dibangun tahun ini belum juga dimulai. "Jangan sampai kebijakan yang diambil menelantarkan ratusan jiwa," pintanya.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, tidak ada pilihan lain selain menggusur bangunan liar di bantaran kali. Penggusuran akan membuat mudah normalisasi sungai dan menambahn rasio jalan di Jakarta.
Misalnya saja di kawasan Jembatan Merah hingga Pasar Ikan, Jakarta Utara, saat ini sedikitnya ada 940 bangunan liar yang membuat sempit kali menjadi satu hingga dua meter. Mantan Bupati Belitung Timur itu pun membayangkan apabila berhasil memindahkan ratusan bangunan tersebut ke rusun, rasion jalan sepanjang 2,8 km dengan lebar 5-6 meter sisi kiri kanan jalan kali akan terjadi.
"Bayangkan kalau 2,8 km tembus Gunung Sahari-Pangeran Jayakarta, kamu tuh ada jalan Pasar Ikan, Sunda Kelapa yang begitu macet, nanti bisa terurai di jalan inspeksi yang tembus sampai ke Mangga Dua, Pinangsia sampai ke Mangga Besar, Gunung Sahari loh," jelasnya.
Suami Veronica Tan itu sudah lelah dengan permintaan warga untuk menunda pembongkaran. Bahkan, tak jarang, pejabat partai politik melakukan lobi kepadanya agar tidak membongkar bangunan di bantaran kali.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M Sanusi mendukung program normalisasi kali dan penertiban bangunan yang tidak sesuai dengan IMB. Namun, dia meminta agar Ahok mempersiapkan relokasi pengganti sebelum menggusur warga tersebut.
Sebab, hingga saat ini pembangunan rusun yang direncanakan akan dibangun tahun ini belum juga dimulai. "Jangan sampai kebijakan yang diambil menelantarkan ratusan jiwa," pintanya.
(whb)