Harpitnas, Sejumlah PNS Pemkot Jakbar 'Menghilang'

Jum'at, 15 Mei 2015 - 23:06 WIB
Harpitnas, Sejumlah...
Harpitnas, Sejumlah PNS Pemkot Jakbar 'Menghilang'
A A A
JAKARTA - Liburnya hari Kamis (14/5/2015) membuat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Jakarta Barat tampak sepi. Para PNS maupun pegawai honorer yang berada di PTSP nampak berjumlah sedikit dibanding hari biasanya.

Akibatnya, loket PTSP nampak cukup lenggang. Para pegawai yang biasanya cukup disibukan melayani masyarakat di sejumlah loket, tampak tidak hadir. Kondisi demikian tidak hanya terjadi di pelayanan PTSP. Sejumlah PNS yang diluar pelayanan PTSP nampak tidak hadir di mejanya masing.

Pantauan SINDO, sepinya loket PTSP terjadi di Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Lima loket yang biasa buka, terlihat sepi di tempat itu, terpantau, hanya satu loket saja yang buka.

Sejumlah masyarakat yang terlihat akan melakukan pelayanan di PTSP tampak mengantre dengan loket yang hanya buka satu. Sementara itu, akibat bukanya satu loket, membuat pegawai honorer yang menggunakan baju putih celana hitam tampak disibukan dengan membawa map dari loket itu kedalam ruang pelayanan yang terpisah dengan kaca bening.

Menurut Kepala PTSP Kecamatan Kebon Jeruk, Tatang menjelaskan banyak loket PTSP yang kosong karena banyaknya pegawai yang sedang keluar. Ia pun membantah, meski Harpitnas (hari kejepit karena libur nasional) pegawai tetap masuk.

"Justru kita sekarang malah kerepotan mas, hari ini pelayanan cukup ramai dari biasanya," jelas Tatang, Jumat (15/5/2015).

Ditanya soal berapa jumlah masyarakat yang hadir, Tatang pun tidak mengetahui secara pasti masyarakat dari biasanya. Namun ia mengaku bila memantau dari pagi tadi, maka jumlahnya berkisar 80 orang.

Kondisi serupa juga terjadi PTSP Kantor Wali Kota Jakarta Barat, terlihat dari delapan loket yang ada, hanya tiga membuka layanan. Kondisi ini pun membuat para masyarakat mengantre cukup lama.

Syamsudin (45) warga Meruya Ilir, Kembangan mengaku sudah tiga jam lamanya mengantre untuk mengurus surat IMB (ijin mendirikan bangunan) untuk tokonya. "Cukup lama mas saya ngantre, tadi aja kepotong karena Jumatan, kalo ditotal ada kali tiga jam," ujar Syamsudin, ditemui di PTSP Kantor Wali Kota Jakarta Barat.

Bapak tiga anak yang terlihat kecewa ini, berpendapat, seharusnya dengan adanya tanggal hitam diantaranya tanggal merah, loket PTSP tidak seharusnya tidak banyak ditutup. Asumsinya, karena ia yakin banyak warga yang ambil cuti untuk mengurusi surat. "Yah PNS juga gitu, saya yakin loket yang sepi ini ada kaitannya dengan PNS yang ambil cuti," ujarnya.

Kondisi berbeda justru terjadi di Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Sekalipun dua loket PTSP diisi dengan pegawainya. Namun para PNS yang terpisah dengan pelayanan PTSP tampak tidak berada di mejanya masing-masing.

Ketidakhadiran sejumlah PNS diamini oleh Sri salah PNS di kecamatan Palmerah. "Kami semua hadir kok mas, cuman ada acara diluar jadi pada pergi semua," ungkap Sri yang mengaku mengurusi persuratan di kecamatan itu.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0877 seconds (0.1#10.140)