Soal Begal, Masyarakat Dalam Kondisi Anomi

Senin, 02 Maret 2015 - 06:20 WIB
Soal Begal, Masyarakat Dalam Kondisi Anomi
Soal Begal, Masyarakat Dalam Kondisi Anomi
A A A
DEPOK - Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Yogo Tri Hendiarto menilai, saat ini sedang terjadi kondisi anomi dalam masyarakat. Artinya, masyarakat sudah tidak percaya pada nilai atau norma yang berlaku. Sehingga mereka melakukan penghukuman secara langsung terhadap pelanggar hukum.

"Karena masyarakat tidak lagi percaya. Seharusnya kan ketika ada maling dilakukan proses hukum, bukan pada cara main hakim sendiri," kata Yogo, Minggu (1/3/2015).

Tapi realitasnya, saat ini mereka tidak percaya terhadap norma yang ada sehingga mereka melakukan inovasi dengan melakukan tindakan brutal. "Ini terjadi ketika rasa aman sudah tidak lagi dirasakan masyarakat. Artinya, kepercayaan (terhadap polisi) menghilang. Untuk itu, polisi harus bertindak cepat mengatasi persoalan yang ada," ungkap Yogo.

Dia menduga, keterbatasan personel polisi menjadi faktor penghambat kerja cepat lembaga penegak hukum ini. Artinya, ada kondisi tidak ideal antara jumlah masyarakat dengan polisi. "Polisi terbatas secara kuantitas. Dan kinerjanya belum terukur secara prima," katanya.

Jika kondisinya demikian, maka bisa saja dilakukan operasi gabungan antara TNI dan Polri untuk menciptakan rasa aman. Hanya saja, kata Yogo, sifatnya untuk TNI hanya back up saja. Sedangkan, untuk proses penyelidikan tetap pada kewenangan polisi.
"Kordinasinya tetap kepolisian. Karena TNI hanya membantu saja pada proses razia gabungan anti begal misalnya," saran dia.

Yang diperlukan adalah konsistensi dari aparat penegak hukum. Jika razia yang dilakukan rutin dan konsisten dipastikan angka kriminal menurun. "Harus ada pengawasan melekat 24 jam juga. Dan masyarakat harus berperan aktif juga, jangan hanya mengandalkan kepolisian," pungkasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6440 seconds (0.1#10.140)