Ternyata, DKI Belum Siap Hadapi Banjir

Senin, 22 Desember 2014 - 01:24 WIB
Ternyata, DKI Belum Siap Hadapi Banjir
Ternyata, DKI Belum Siap Hadapi Banjir
A A A
JAKARTA - Gembar-gembor Pemprov DKI siap menghadapi banjir ternyata tidak sepenuhnya benar. Pakar Air dari Universitas Indonesia (UI), Firdaus Ali justru menyatakan sebaliknya, Jakarta tidak siap menghadapi banjir.

"Selama ini Pemprov DKI hanya mengendalikan arus air," terangnya, Minggu (21/12/2014).

Untuk mengatasi banjir, lanjutnya, perlu dilakukan secara struktural dan non struktural. Secara struktural dengan memperbaiki saluran drainase, pengerukan sungai dan situ, pembenahan pompa serta waduk.

Sedangkan secara non struktural, harus dilakukan law enforcement dengan pengetatan perijinan serta pembenahan tata ruang. Sayangnya, pendekatan secara struktural kerap terkendala dengan ketersediaan lahan serta kemampuan fiskal pemda sehingga persoalan banjir tidak pernah bisa tuntas.

Saat ini di Jabodetabek ada 224 situ yang 70 persennya tidak berfungsi. Melalui Ciliwung, kemanapuan Ibukota menampung air limpasan dari hulu maksimal 300 meter kubik per detik. Sedangkan jika merujuk pada banjir tahun 2007, debit air yang masuk mencapai 674 meter kubik per detik.

"Kalau ada situ maka air akan tertahan dan banjir bisa dikendalikan. Setidaknya, bisa menahan setengahnya lah," kata Firli, sapaan akrabnya.

Menurutnya, konsep smart tunnel yang bisa mengendalikan banjir dan sekaligus kemacetan di ibukota. Tunnel ini dibuat dibawah tanah dan mampu menampung air 250 meter kubik per detik.

Tunnel ini dipastikan tidak akan terkendala soal pengadaah lahan. Diakui memang, biaya pembuatan tunnel ini lebih besar daripada pembuatan waduk atau situ. Tapi, keuntungan secara sosialnya lebih besar karena tidak harus bersinggungan dengan pembebasan lahan dan kerugian akibat banjirnya pun bisa dikurangi.

"Itu bergantung pada kemauan pemerintah," katanya.

Ditegaskan, Jakarta tidak akan bisa sepenuhnya terbebas dari banjir. Namun hanya melakukan manajemen air yang baik saja yang bisa dilakukan dengan mengurangi tingkat resiko banjir.

Menurutnya, warga Jakarta juga tidak siap menghadapi banjir. Karena yang dilakukan pemprov saat ini belumlah tuntas.

"Saat ini musim hujan akan lebih besar akibat anomali cuaca yang sedang terjadi dimana-mana. Dan ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja," pungkasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3789 seconds (0.1#10.140)