Secuil Kisah Pencetus 'Ini Budi' di Padang

Rabu, 08 Oktober 2014 - 09:09 WIB
Secuil Kisah Pencetus Ini Budi di Padang
Secuil Kisah Pencetus 'Ini Budi' di Padang
A A A
JAKARTA - Menjadi guru bagi Siti Rahmani Rauf atau Nenek Rauf merupakan amanah dan cita-cita. Sulitnya mendapat buku pedoman mengajar membuat Nenek Rauf berpikir keras membuat buku yang belakangan melegenda.

Ditemui di kediamannya di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Nenek Rauf menceritakan awal dirinya bersekolah di pendidikan guru zaman Belanda di Padang, Sumatera Barat.

Bagi pribumi, apalagi wanita tak mudah bisa mengenyam pendidikan hingga khusus pendidikan guru. Tak hanya melawan sistem Belanda, di zamannya, Nenek Rauf juga harus melawan pandangan masyarakat yang masih kolot.

"Dulu sekolah bagi guru wanita sangat sedikit. Se- Indonesia baru ada di Padang Sumatera Barat saja, itu juga tidak mudah," katanya kepada Sindonews beberapa waktu lalu.

Setiap murid wanita, dituntut bekerja keras dan disiplin tinggi. "Satu kelas berisi 30 orang. Kami selalu dituntut untuk disiplin dan bekerja keras," lanjut wanita yang akrab disapa Nenek Rauf.

Setelah lulus sekolah guru wanita, Nenek Rauf langsung mengajar di Sekolah Dasar di Padang.

"Saya mengajar di Padang saat itu mendapat gaji 25 gulden. Baru diangkat menjadi guru pemerintah pada tahun 1937," tandasnya.

Setelah dua puluhan tahun lebih mengajar, Nenek Rauf menikah dengan Abdul Rauf pada tahun 1954. Setelah menikah, keduanya hijrah ke Jakarta.

Di Jakarta, Nenek Rauf tetap mengajar sebagai guru SD sedangkan suaminya bekerja sebagai pegawai.

Bermodalkan hasil jerih payah mereka, akhirnya Nenek Rauf berhasil memiliki rumah yang hingga kini masih ditempatinya di kawasan Tanah Abang, Jakpus.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3628 seconds (0.1#10.140)