Antisipasi Isu SARA di Pilgub DKI, Pemuka Agama Sampaikan Ini

Senin, 17 Oktober 2016 - 13:12 WIB
Antisipasi Isu SARA di Pilgub DKI, Pemuka Agama Sampaikan Ini
Antisipasi Isu SARA di Pilgub DKI, Pemuka Agama Sampaikan Ini
A A A
JAKARTA - Para ulama Indonesia dan tokoh lintas agama berkumpul dan berdiskusi terkait isu SARA menjelang Pilgub DKI 2017 mendatang. Demi kesatuan umat beragama, semua umat diminta untuk menjaga semua kata, perbuatan, dan moralnya masing-masing.

Ketua Presidium Inter Religion Council (IRC) Din Syamsuddin mengatakan, kalau dia bersama para tokoh agama yang ada di Jakarta ini sudah melakukan diskusi terkait persoalan isu SARA. Maka itu, dia bersama para tokoh sepakat menyampaikan enam pesan penting bagi semua umat beragama yang ada di Indonesia ini, khsusnya bagi umat yang ada di Jakarta.

"Agar bisa terselenggara pemilu yang baik, harus junjung tinggi etika dan Akhlakul Karimah. Suasana Pilkada seperti itu jangan sampai mengganggu kerukunan hidup bersama dan kesatuan," ujarnya di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/10/2016).

Dalam pertemuan itu, dihadiri Ketua Walubi Suhadi Sendjaja, Ketum Matakin Uung Sendana, Sekretaris KWI Wdy Purwanto, Ketua Bidang Dikbud PHDI Nyoman Udayana, Sekum PGI Gomar Gultom, dan Ketua Bidang Kerukunan Umat Beragama MUI Yusnar Yusuf .

Adapun enam pesan tersebut sebagai berikut.

Pertama, menyatakan keprihatinan dalam berkembangnya suasana kehidupan bangsa yang menampilkan gejala pertentangan dan wacana antagonistik di kalangan masyarakat suasana itu potensial menganggu kerukunan hidup antar umat beragama yang sudah terjalin selama ini.

Kedua, semua pihak harus menahan diri dalam perkataan dan perbuatan yang dapat mendorong pertentangan dalam masyarakat majemuk, terutama menyinggung masalah sensitif menykut keyakinan agama, ras, antar golongan, dan suku.

Ketiga, pemerintah harus hadir sesuai tanggung jawab dan kewenangan untuk mengatasi gejala pertentangan dalam masyarakat, baik lewat pendekatan pencegahan dan penanggulangan masalah.

Keempat, segala bentuk kekerasan tidak etis dan bertentangan dengan nilai agama dan kemanusiaan. Maka, semua masyarakat hindari diri dari segala macam kekerasan, baik fisik maupun verbal, dan juga moral.

Kelima, semua warga mendorong proses demokrasi Indonesia berlangsung aman dan lancar, secara jurdil dan selalu mengindahkan nilai moral dan etika keagamaan. Pemerintah dan penyelenggara pemilu pun wajib melaksanakan pemilu sesuai hukum dan aturan yang berlaku.

Dan keenam, semua umat beragama di Indonesia ini bersama-sama berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa sesuai keyakinannya agar Bangsa Indoensia terhindar dari malapetaka perpecahan, dan memiliki kekuatan lahir batin dalam menghadapi semua tantangan serta ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri yang menginginkan perpecahan bangsa dan keutuhan negara.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6050 seconds (0.1#10.140)